Kasus gizi kurang pada anak, seperti stunting dan wasting menjadi fokus permasalahan di dunia. Keduanya sama-sama disebabkan karena tidak optimalnya asupan gizi, khususnya di masa Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Gizi Kurang ini menjadi salah satu penyebab berbagai masalah gangguan kesehatan pada anak-anak, bahkan bisa bersifat permanen atau sulit untuk diperbaiki di masa yang akan datang.
Pentingnya 1000 HPK
Seribu Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sejak janin dalam kandungan yang dilanjut dua tahun pasca kelahiran merupakan periode emas dalam membangun fondasi kesehatan dan perkembangan yang optimal sepanjang rentang kehidupan anak. Gizi yang kurang berkualitas dapat menyebabkan periode ini tidak dilalui dengan maksimal, sehingga cukup merugikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, orang tua harus memberi perhatian ekstra pada 1000 HPK ini.
Dampaknya pada Tumbuh Kembang Otak
Asupan gizi yang tidak adekuat dan infeksi yang berulang berakibat pada terhambatnya perkembangan otak. UNICEF menyatakan bahwa kekurangan gizi pada masa 1000 HPK memiliki dampak yang permanen, salah satunya terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak. Hal ini karena pesatnya pertumbuhan dan perkembangan otak pada periode tersebut.
Pada minggu ke-4 kehamilan, otak diperkirakan memiliki 10.000 sel, lalu pada minggu ke-24, otak sudah memiliki 10 miliar sel. Pada tahun pertama kehidupan, kecepatan pertumbuhan otak sekitar 700-1000 neuron per detik. Kecepatan ini hanya terjadi pada periode 1000 HPK.
Meskipun penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa perkembangan otak masih terjadi hingga dewasa, tetapi kecepatannya tidak secepat periode 1000 HPK. Tidak optimalnya tumbuh kembang pada 1000 HPK ini berdampak pada kecerdasan dan produktivitas anak di masa depannya.
Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Dini
Gizi berperan penting dalam perkembangan neurokognitif anak. Bayi mendapatkan asupan gizi melalui makanan ibunya sebagai bahan bakar yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan ini. Zat gizi, seperti asam folat, zat besi, seng, dan yodium, serta protein dan asam lemak berperan penting dalam membangun perkembangan otak bayi selama kehamilan. Jika kebutuhan satu atau lebih dari zat ini tidak terpenuhi selama kehamilan, bayi berisiko mengalami keterlambatan perkembangan, cacat lahir, dan defisit kognitif.
Makanan dan simpanan gizi ibu hamil menjadi satu-satunya sumber asupan bagi bayi yang sedang berkembang. Setelah bayi lahir, selain kebutuhan gizi bayi, kebutuhan gizi ibu juga tetap perlu diperhatikan. Ibu menyusui tetap membutuhkan asupan tambahan dibanding ibu yang sedang tidak hamil dan tidak menyusui.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan makanan bergizi yang mereka butuhkan sebelum dan selama kehamilan, bahkan sebaiknya yang dipersiapkan bukan hanya 1000 HPK, melainkan juga 8000 HPK.