Waspadai Kolesterol Tinggi! Kenali Cirinya dari Mata

Sahabat Sehat pernah mengalami muncul bercak kuning di sudut mata? Atau di bagian iris mata kamu terdapat lingkaran putih? Jika iya, kondisi tersebut bisa menjadi penanda kamu mengalami kolesterol tinggi.

Pada tahun 2017, kolesterol non-HDL tinggi menyebabkan sekitar 3.9 juta kematian akibat penyakit jantung iskemik dan stroke iskemik secara global. Separuh dari kematian tersebut terjadi di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, kolesterol non-HDL rata-rata pada perempuan adalah 3.75 mmol/L dan 3.54 mmol/L pada laki-laki, nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata global.

Foto: Freepik

Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa kadar kolesterol mereka sudah melewati ambang batas. Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti adalah melalui tes darah yang dapat mengukur kadar kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), dan trigliserida. Meskipun begitu, berikut ini beberapa gejala kolesterol tinggi yang bisa kamu kenali sebelum terlambat.

Xanthelasma, Bintik Kuning di Kelopak Mata

Xanthelasma adalah penumpukan lemak berwarna kuning yang muncul di kelopak mata, terutama di sudut mata dekat hidung. Meskipun tidak mengganggu penglihatan dan tidak terasa sakit, keberadaannya patut diwaspadai. Sebuah studi kasus-kontrol yang dimuat dalam Panacea Journal of Medical Sciences menunjukkan bahwa pasien dengan xanthelasma memiliki kadar kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL) yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan profil lipid pada pasien dengan xanthelasma, karena kondisi ini dapat menjadi indikator awal gangguan metabolik dan risiko kardiovaskular tersembunyi.

Foto: Freepik

Arcus Senilis, Cincin Putih di Tepi Iris Mata

Coba perhatikan mata Sahabat Sehat di cermin. Apakah ada cincin berwarna abu-abu atau putih yang mengelilingi iris atau bagian berwarna pada mata? Kondisi ini disebut arcus senilis. Pada orang berusia di atas 60 tahun, ini bisa jadi hal yang normal. Namun, jika muncul di usia muda atau di bawah 45 tahun, arcus senilis bisa menjadi penanda tingginya kadar kolesterol dalam darah.

Sebuah studi pada pasien arcus senilis yang dimuat dalam Indian Journal of Ophthalmology, kadar kolesterol baik (HDL) pada orang dengan arcus senilis lebih rendah dibandingkan orang sehat. Selain itu, diketahui pula ada korelasi positif antara kadar trigliserida atau lemak dalam darah terhadap ketebalan cincin arcus senilis yang ada di pinggir iris mata hingga mendekati bagian tengah. Ini menunjukkan bahwa arcus senilis bisa menjadi tanda awal adanya gangguan lemak darah atau risiko penyakit jantung.

Kondisi di atas bisa menjadi peringatan yang diberikan tubuhmu, karena kolesterol tinggi seringkali ngga menunjukkan gejala yang jelas dan hanya bisa diketahui secara pasti melalui tes darah. Oleh karena itu, lakukanlah pemeriksaan darah secara rutin, terutama jika Sahabat Sehat termasuk dalam kelompok yang berisiko, seperti obesitas dan memiliki tekanan darah tigggi.

Referensi

NCD Risk Factor Collaboration (NCD-RisC). 2020. Repositioning of the global epicentre of non-optimal cholesterol. Nature 582, 73–77. Doi: 10.1038/s41586-020-2338-1
https://www.nature.com/articles/s41586-020-2338-1

World Heart Federation. Cardiovascular Insights for Indonesia.
https://world-heart-federation.org/world-heart-observatory/countries/indonesia/
Diakases pada 21 Oktober 2025

P, M., Somashekhar, S., Shivakumar, H., Durairaj, A. (2025). A case control study to assess clinical and lipid profile in patients with xanthelasma palpebrarum in a tertiary care centre. Panacea J Med Sci, 15(1), 220-224.Doi: 10.18231/pjms.v.15.i.1.220-224
https://pjms.in/archive/volume/15/issue/1/article/24674

Yilmaz, Y. C., Ipek, S. C., Ozer, M. D., & Celebi, T. (2022). Corneal densitometry in patients with arcus senilis and its correlation with serum lipid levels. Indian journal of ophthalmology, 70(5), 1556–1563. Doi: 10.4103/ijo.IJO_2696_21
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9332968/

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.