Sahabat Sehat sudah pernah dengar tentang white noise belum? Istilah ini sering dianggap sebagai “suara latar” yang membuat rileks. White noise merupakan gabungan dari seluruh frekuensi suara yang bisa didengar manusia dengan intensitas yang sama di setiap frekuensinya. Suara ini ada pada rentang frekuensi 20—20.000 Hz, seperti suara kipas angin dan penyedot debu.
“Warna Suara” dan Jenisnya
Selain white noise, ada beberapa “warna suara” yang dibedakan berdasarkan distribusi frekuensinya. Berikut ini tiga di antaranya!

Pertama, white noise. Suara ini terdengar merata di seluruh frekuensi, menghasilkan suara yang datar seperti suara AC, kipas angin, serta suara TV dan radio yang belum tersambung pada channel manapun.
Kedua, ada pink noise. Suara jenis ini ada pada frekuensi rendah, sehingga terdengar lebih lembut. Contohnya, seperti suara hujan deras, gesekan daun dan ranting di pohon, serta hembusan angin yang kencang.
Nah, ketiga ada brown noise atau red noise. Suara ini biasanya ada pada frekuensi rendah yang terdengar lebih dalam dan bergemuruh. Contohnya, gemuruh ombak atau suara petir yang terdengar dari jauh.
Manfaat Mendengarkan White Noise
Jika Sahabat Sehat sering kesulitan untuk tidur atau ingin suasana lebih tenang, mendengarkan white noise bisa membantu kamu mengatasi masalah tersebut. Suara dengungan yang terdengar konstan dari white noise mampu menutupi suara lingkungan yang ngga ingin kamu dengar, seperti suara kendaraan atau obrolan di luar kamar. Dengan begitu, tubuh akan merasa lebih rileks sehingga mudah tertidur dengan lelap.

Ternyata, pemanfaatan white noise ngga sebatas hanya pengantar tidur. Sampai saat ini, ngga sedikit penelitian yang sudah membuktikan manfaat mendengarkan white noise untuk meringankan gejala pasien dengan gangguan psikologis. Mulai dari meningkatkan fokus dan atensi anak dengan ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder), hingga mengurangi kecemasan dan depresi pada pasien schizophrenia.
Bagi sebagian orang, white noise juga digunakan untuk meningkatkan fokus saat bekerja atau belajar. Namun, salah satu hasil studi sistematis tahun 2024 yang dimuat dalam Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, manfaat ini hanya terlihat pada individu dengan ADHD, tetapi ngga terlihat pada individu dengan tingkat perhatian normal. Bahkan dalam beberapa kasus, efek mendengarkan white noise saat bekerja justru sedikit negatif. Meskipun begitu, hal ini masih perlu ditinjau lebih mendalam dengan variasi responden yang lebih luas.
Tipsnya!
Meskipun bisa memberi suasana nyaman, white noise sebaiknya ngga didegarkan dengan volume teralalu besar. Cukup dengarkan dengan volume sedang, ngga lebih dari 70 desibel. Ini supaya kamu terhindar dari risiko gangguan pendengaran, terutama jika mendengarkan dalam jangka waktu panjang. Bagi bayi, bahkan disarankan supaya ngga mendengarkan dengan volume lebih dari 50 desibel.
Selain mendengarkan suara “putih” yang berasal dari lingkungan sekitar, saat ini sudah banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk mendengarkan white noise. Pilihannya suara yang ditawarkan juga bergam, jadi bisa disesuaikan dengan preferensi Sahabat Sehat.
Itulah seputar white noise dan manfaatnya. Dengan penggunaan yang tepat, white noise bisa menjadi solusi bagi Sahabat Sehat untuk tetap rileks dan nyaman di tengah hiruk pikik kota. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

