Yuk, Kenali Sejak Dini Kanker Payudara!

Teman Sehat, kamu pasti udah nggaasing dengan penyakit yang satu ini. Yap, kanker payudara merupakan salah satu penyakit mematikan yang ‘menghantui’ para perempuan. Hal ini dikarenakan, dilansir pada laman web WHO, pada tahun 2018 terdapat kasus kematian sebanyak 627.000 perempuan disebabkan oleh penyakit ini.

Biasanya kanker payudara banyak menyerang perempuan pada usia lanjut. Tapi, tahukah kamu, ternyata perempuan muda, remaja bahkan laki-laki juga berisiko, loh! Lalu, gimana cara mengurangi risikonya? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Risiko kanker payudara

Jika dahulu kebanyakan kasus kanker payudara banyak terjadi pada perempuan usia senja atau mendekati menopause, tapi akhir-akhir ini risiko penyakit ini meningkat pada usia remaja. Dalam studi yang dilakukan oleh Angrainy, pengidap penyakit ini sudah banyak ditemukan pada perempuan usia muda, bahkan remaja putri usia 14 tahun yang mengidap tumor.

Tumor ini bisa berisiko menjadi kanker jika ngga terdeteksi lebih awal. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran diri terhadap penyakit ini. Pengecekan sejak dini, khususnya saat remaja, sudah bisa mengecek kondisinya melalui tenaga medis untuk hasil yang lebih akurat.

Tanda dan gejala

Deteksi ini bisa kamu lakukan secara rutin, ya! Kamu bisa melakukan kegiatan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yang sudah digalakkan oleh Kementerian Kesehatan. Kamu juga bisa mengenali ciri-cirinya, yaitu:

  • Terdapat benjolan ataupun penebalan pada area sekitar payudara.
  • Kulit yang cekung pada payudara.
  • Adanya perubahan bentuk puting seperti terbenam dan terasa nyeri.
  • Kulit yang cenderung tebal dan menonjol menyerupai kulit jeruk.
  • Keluarnya cairan encer bukan ASI,darah, ataupun nanah dari puting payudara.

Ketika terdapat tanda-tanda tersebut, ada baiknya kamu segera berkonsultasi langsung ke dokter. Tujuannya agar kamu memperoleh pemeriksaan klinis lebih lanjut.

Yuk, perkecil risikonya!

Biasakan makan buah dan sayur

Buah dan sayur banyak mengandung serat dan komponen zat bioaktif dengan sifat antioksidan. Sifat ini bisa membantu menurunkan risiko kanker pada tubuh. Hal ini juga dibuktikan oleh studi yang dilakukan oleh Harvie. Terdapat hubungan antara konsumsi tinggi serat dengan penurunan risiko penyakit ini dengan mengonsumsi 10 g serat per hari bisa menurunkan risiko penyakit ini sebesar 5%. Hal ini dikarenakan serat diduga mengurangi penyerapan kembali hormon esterogen dan androgen dalam usus.

Batasi konsumsi daging merah dan olahannya

Dilansir dari laman Harvard School of Public Health, yang melakukan studi pada perempuan muda yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah tinggi, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Peningkatan satu porsi daging merah sehari saat remaja, bisa meningkatkan risiko penyakit ini sebnayak 22%.

Tapi, bukan berarti kamu menghilangkan asupan daging merah, ya. Kamu bisa membatasi asupannya satu minggu sekali, hal ini dikarenakan daging merah bukan faktor utama penyebab penyakit ini, tetapi banyak faktor lainnya, seperti pengolahan daging. Daging yang dibakar hingga hangus akan berisiko membentuk zat kimia heterocyclic amines (HCA) dan polycylic aromatic hydrocarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik.

Rutin olahraga

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Harvie, penurunan berat badan hingga 5%, baik sebelum maupun setelah menopause akan cenderung mengurangi risiko penyakit ini sebesar 25-40% dibandingkan dengan yang terus menambah berat badannya. Melakukan aktivitas fisik sebanyak 180 menit per minggu bisa mengurangi risiko penyakit ini kurang lebih 3%.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai penyakit ini. Yuk, cegah sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat, Teman Sehat!

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.