Benarkah Bulu Kucing Berbahaya bagi Ibu Hamil?

Hi, Teman Sehat! Pernah dengar ngga sih, kalau bulu kucing berbahaya untuk ibu hamil? Apakah ini mitos atau fakta, ya? Kepercayaan ini sering kali membuat ibu hamil yang menyukai hewan piaraan berbulu satu ini mau ngga mau, menjauhi bahkan menghindarinya secara total. Apakah asumsi ini benar? Yuk, lihat penjelasannya!

Apakah bulu kucing berbahaya?

Bulu kucing, toksoplasmaFoto: Pixabay.com

Kucing dianggap berbahaya bagi ibu hamil karena parasit yang bersarang di bulunya yang dikenal sebagai toksoplasma. Ibu hamil yang terinfeksi oleh toksoplasma bisa mengalami toksoplasmosis yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. Umumnya, gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini sangat ringan, bahkan ngga terdeteksi sama sekali pada kebanyakan manusia dan hewan.

Faktanya, kucing menyebarkan parasit ini bukan melalui bulunya, melainkan kotorannya setelah memakan hewan kecil yang terkontaminasi, seperti burung atau hewan pengerat. Setiap kucing yang dibiarkan keluar atau diberi makan daging mentah atau setengah matang juga bisa membawa parasit ini. Meskipun kucing jarang terinfeksi, parasit yang dikeluarkannya berpotensi berbahaya bagi kehamilan.

Bagaimana bisa terinfeksi toksoplasma?

Jika seorang ibu hamil membersihkan tempat atau kotak kotoran kucing yang mengandung toksoplasma, maka kemungkinan besar bisa terpapar oleh parasit yang satu ini. Jika ibu hamil tersebut menyentuh mulut atau makanannya setelah terpapar toksoplasma, maka bisa terinfeksi dan menempatkan janinnya dalam risiko komplikasi yang serius, baik ketika lahir atau di kemudian hari.

Saat hamil atau sebelum bayi lahir, parasit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti infeksi mata, kerusakan otak, bahkan hingga mengalami keguguran. Sementara itu, pada awalnya sebagian besar bayi lahir yang mengalami toksoplasmosis mungkin ngga menunjukkan gejala apa pun, hingga akhirnya anak tersebut mengalami kebutaan atau cacat intelektual.

Jadi, apakah ibu hamil harus menghindari kucing?

Jawabannya adalah ngga perlu. Bahkan, CDC menyatakan bahwa kecil kemungkinan kucing menyebabkan toksoplasmosis. Faktanya, orang lebih mungkin terkena toksoplasmosis dari mengonsumsi daging mentah atau berkebun. Jadi, sebenarnya ibu hamil ngga masalah berada di dekat kucing, selama kucing tersebut dalam keadaan bersih. Namun tetap perlu waspadsa, terutama saat membersihkan kotak kotorannya, ya!

Beberapa tindakan pencegahan sederhana ini dapat membatasi risiko infeksi, seperti:

  • Hindari kontak dengan segala sesuatu yang tercemar oleh kotoran kucing, termasuk menyentuh pasir di dalam kotak kotorannya. Bahkan, jika kucing tinggal di luar rumah, cakarnya mungkin saja bersentuhan dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi.
  • Jika ibu hamil sendiri yang harus membersihkan kotak kotoran kucing, wajib untuk menggunakan sarung tangan.
  • Segera cuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap kali membersihkan kotak kotoran kucing atau bermain dengan kucing.
  • Hindari tidur dengan kucing selama masa kehamilan karena juga berisiko.

The Humane Society of The United States juga menyarankan untuk membersihkan kotak kotoran kucing setiap hari. Hal ini karena parasit hanya menjadi infektif setelah satu sampai lima hari. Jadi, besar kemungkinan infeksi ngga akan terjadi jika kamu rutin membersihkan kotak kotoran kucing.

Tips tambahan untuk mencegahnya

  • Hindari makan daging yang belum atau setengah matang.
  • Cuci semua sayuran mentah hingga bersih sebelum diolah dan dimakan.
  • Cuci semua peralatan masak yang mungkin bersentuhan dengan daging sebelum digunakan.
  • Pakai sarung tangan saat berkebun atau bekerja yang bersentuhan langsung diengan tanah. Jangan lupa, cuci tangan dengan sabun dan air bersih sesudahnya.

Nah, sekarang Teman Sehat sudah tahu kan, kalau bukan bulu kucing yang berbahaya bagi ibu hamil, melainkan kotorannya yang bisa menularkan parasit toksoplasma, penyebab toksoplasmosis. Jadi, mulai sekarang, yuk, selalu terapkan kebersihan jika kamu memelihara kucing di rumah. Pastikan juga untuk cek kehamilan secara rutin ke dokter atau bidan, ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP

Referensi

Winchenster Hospital. True or False: Pregnant Women Should Avoid Cats
https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=156973
Diakses pada 5 Februari 2021

Dermoscent. Cats and Pregnancy: What are the risks?
https://www.dermoscent.com/en/our-advice/fiche-cats-and-pregnancy-what-are-the-risks-_167.html
Diakses pada 5 Februari 2021

The Humane Society of the United States. Pregnancy and toxoplasmosis
https://www.humanesociety.org/resources/pregnancy-and-toxoplasmosis
Diakses pada 5 Februari 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.