Kemiskinan Diprediksi Meningkat, Kesehatan Masyarakat Bagaimana?

Halo Teman Sehat! Pandemi Covid-19 yang terjadi semenjak Desember 2019 menyebabkan masalah perekonomian di berbagai negara akibat maraknya penutupan kegiatan kerja. Virus yang sudah menginfeksi puluhan ribu orang di Indonesia ini, juga membawa berbagai macam kerugian. Kerugian yang tidak diantisipasi dengan baik membuat berbagai lapisan masyarakat jatuh ke jurang kemiskinan. Tak ayal, Kemiskinan diperkirakan akan meningkat, seiring berkurangnya pertumbuhan ekonomi yang juga diprediksi menurun. Lalu, bagaimanakan dengan status kesehatan masyarakat?

Kemiskinan di Indonesia

Sebelum pandemi, Indonesia sebagai negara yang makin maju, akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04%. Tapi, penelitian terbaru oleh Smeru Research Institute menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan diproyeksi menurun pada 4.2% sampai 1.0%. Penurunan ini diikuti oleh peningkatan jumlah penyandang status miskin di Indonesia.

BPS sudah menyatakan bahwa di September 2020, ada 9,22% populasi Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan atau sekitar 24,8 juta orang. Proyeksi sebelumnya bahkan dapat menambah jumlah tersebut sebanyak 8,45 juta orang miskin baru bila pertumbuhan ekonomi nasional hanya sebesar 1,0%. Jumlah yang sangat banyak ya ,Teman Sehat.

Kesehatan masyarakat yang memburuk

Bertambahnya jumlah orang miskin tentunya membuat aspek kesehatan masyarakat terpengaruh. Masyarakat yang tergolong miskin tentunya rentan terhadap jaminan sosial seperti kesehatan. Akses pada makanan bergizi yang sulit, masalah sanitasi dan kebersihan, serta gangguan mental sebagai akibat dari wabah ini, dapat mengurangi produktivitas seseorang yang nantinya berdampak pada berbagai sektor. Menurut Kusumawardhani dan Martianto (2011), prevalensi gizi buruk akan meningkat seiring dengan naiknya tingkat kemiskinan. Jadi, apakah gizi buruk benar-benar akan menjadi tantangan kesehatan masyarakat berikutnya?

Bantu bangun kembali Indonesia

Garis kemiskinan dihitung dengan makanan dan minuman sebagai salah satu indikator utama. Hal ini menunjukkan konsumsi pangan menjadi penting untuk disesuaikan harganya di pasaran. Dengan tidak melakukan panic buying tentu akan menolong kestabilan harga pasar terutama makanan. Langkah lainnya ialah lewat berdonasi. Sudah begitu banyak pintu donasi yang dibuka berbagai komunitas untuk dapat disalurkan kepada yang membutuhkan. Terakhir, tentunya mengawal penyaluran bantuan sosial pemerintah agar tepat sasaran. Apalagi bila kamu merupakan stakeholder atau yang dekat dengan tetangga yang membutuhkan, memperjuangkan haknya tentu akan sangat membantu saudara kita.

Perjuangan melawan Covid-19 tentunya belum selesai. Langkah-langkah kecil yang Teman Sehat lakukan tentunya bisa membawa dampak positif baik bagi kesehatan diri sendiri maupun kesehatan masyarakat. Yuk, tetap optimis dan yakin bahwa kita bisa segera mengakhiri pandemi ini!

Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia, SGz

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.