Mengenal Skabies, Gatal di Kulit yang Bisa Menular

Sahabat Sehat, pernahkah kamu mengalami gatal hebat di kulit? Bisa jadi kamu mengalami skabies, loh! Penyakit kulit ini dialami lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia dan kerap terjadi di daerah tropis. Pada tahun 2018, skabies diderita oleh 5,6 – 12,9% penduduk Indonesia dan menjadi penyakit kulit peringkat tiga terbanyak. Tapi jangan khawatir, Sahabat Sehat! Skabies bisa diobati, kok! Yuk, simak penjelasannya!

Apa Itu Skabies
Foto: Freepik.com

Apa itu skabies?

Skabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi kutu Sarcoptes scabiei yang menggali kulit hingga lapisan epidermis dan menimbulkan rasa gatal. Seseorang dengan skabies rata-rata memiliki 10-15 kutu Sarcoptes scabiei dalam kulitnya.

Kutu Sarcoptes scabiei mampu bertahan di luar tubuh manusia selama 24-36 jam pada suhu ruang dan menyebabkan penularan. Penularan skabies bisa terjadi secara langsung melalui kontak dengan kulit penderita maupun secara ngga langsung melalui pakaian, seprai, handuk, dan lain-lain. 

Tanda dan gejala skabies

Tanda dan Gejala Skabies
Foto: Freepik.com

Gejala skabies umumnya muncul 3-6 minggu setelah seseorang terinfeksi. Gejala yang biasanya dialami, yaitu rasa gatal pada daerah yang terserang skabies. Rasa gatal ini terasa semakin hebat pada malam hari. Biasanya juga akan timbul ruam merah pada kulit yang juga disertai dengan bintik kemerahan atau bintik berisi cairan. Apabila ruam tergaruk akan timbul luka goresan yang bisa membuat cairan pada ruam menyebar dan menginfeksi bagian kulit lainnya.

Pada dewasa, skabies biasanya terjadi di area di sekitar jari, pergelangan tangan, ketiak, selangkangan, bokong, kemaluan, dan payudara. Pada balita dan anak-anak, skabies cenderung terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan kepala (wajah, leher, dan ubun-ubun).

Komplikasi skabies

Skabies ternyata bisa menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Akibat rasa gatal yang hebat pada malam hari, skabies bisa mengganggu tidur. Skabies yang ngga terkendali juga dapat menimbulkan kerak di kulit. yang bisa mengandung jutaan kutu Sarcoptes scabiei.

Selain itu, jika terlalu sering tergaruk bisa menyebabkan munculnya impetigo, yakni infeksi kulit oleh bakteri. Kerusakan kulit akibat garukan juga akan melemahkan barier kulit dan menyebabkan infeksi bakteri, umumnya oleh bakteri Streptococcus pyrogenes dan Staphylococcus aureus. Dalam jangka panjang, impetigo dapat menyebabkan infeksi lokal kulit, radang ginjal, dan demam reumatik.

Cara Mengobati Skabies
Foto: Freepik.com

Cara mengobati skabies

Terdapat dua obat skabies yang efektif, memiliki toleransi yang sangat baik, dan sangat umum digunakan:

Krim Permethrin 5%
Krim ini bisa mematikan kutu dan telur Sarcoptes scabiei dan pemakaiannya dengan cara dioleskan ke seluruh tubuh. Sangat disarankan untuk digunakan pada malam hari selama 8-12 jam dan diketahui efektif setelah diaplikasikan 1-2 kali. Apabila Sahabat Sehat resisten terhadap permethrin, kamu boleh menggunakan obat topikal lain, seperti sulfur presipitatum, gama benzen heksaklorida, dan benzil benzoat.

Ivermectin
Obat ini merupakan obat oral skabies yang umumnya diberikan dalam dosis 200 µg/kg berat badan. Ivermectin cukup ampuh untuk mematikan kutu Sarcoptes scabiei, tapi ngga bisa mematikan telurnya.

Selain itu, jangan lupa selalu jaga kebersihan tempat tinggal. Cuci pakaian, seprai, dan handuk dengan air panas untuk mematikan kutu. Bersihkan pula tempat tidur, karpet, atau benda lain yang memungkinkan untuk dihinggapi kutu.

Jika Sahabat Sehat mengalami gejala skabies, jangan lupa periksakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin terlebih dahulu, ya! Semoga informasi ini bermanfaat!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Chandler, D.J. dan Fuller, L.C. 2019. A Review of Scabies: An Infestation More than Skin Deep. Dermatology, 235:79-90. https://www.karger.com/Article/FullText/495290 

Gilson, R.L. dan Crane, J.S. Scabies. Treasure Island, Florida: StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544306/ . Diakses pada 10 Juli 2021.

Trasia, R.F. 2020. Selection of Scabicide in Treating Scabies. Journal of Pharmaceutical and Sciences, 3(2):58-63. https://journal-jps.com/index.php/jps/article/view/41 

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017. Saat Mengalami Gatal-Gatal, Perhatikan Gejalanya. Ini yang Terjadi pada Penyakit Skabies. https://perdoski.id/article/detail/220-saat-mengalami-gatal-gatal-perhatikan-gejalanya-ini-yang-terjadi-pada-penyakit-skabies . Diakses pada 10 Juli 2021.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.