Mengenal Terapi Plasma Convalescent (CP)

Teman Sehat, akhir-akhir ini banyak sekali informasi mengenai terapi plasma convalescent (CP). CP diduga bisa digunakan sebagai terapi bagi suspect COVID-19, nih. Tapi, ngga sedikit dari masyarakat Indonesia masih awam dengan terapi ini. Lalu, apa sih sebenarnya CP dan mekanisme terapinya? Let’s check it out!

Definisinya

Plasma atau plasma darah merupakan bagian dari sel darah di dalam tubuh. Bagian ini berwarna kuning muda hingga kuning. Seluruh bagian darah dikurangi dengan enterosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah), akan menjadi plasma darah.

Plasma Convalescent (CP)

Plasma convalescent (CP) atau plasma imun, merupakan plasma yang diperoleh dari seseorang yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit tertentu, seperti virus. Cairan ini bisa digunakan sebagai terapi pada individu lain yang sedang berusaha sembuh dari penyakit yang sama.

Pasien yang telah sembuh dari suatu penyakit, memiliki antibodi khusus yang bisa digunakan sebagai terapi bagi pasien lainnya. Pasien yang sedang berjuang untuk sembuh diharapkan bisa memperoleh antibodi khusus yang berasal dari plasma pendonor.

Antibodi pasif

Jika dilakukan transfusi CP, artinya seseorang yang sudah sembuh dari penyakit tertentu akan memberikan plasma darahnya untuk pasien lain yang sedang berjuang dari penyakit serupa. Terapi ini, juga disebut sebagai terapi antibodi pasif, karena penerima donor ngga menggunakan antibodinya sendiri untuk melawan virus tertentu.

Sedangkan terapi antibodi aktif yaitu pada proses vaksinasi. Hal ini dikarenakan proses vaksinasi, akan memnacing tubuh untuk menghasilkan antibodinya sendiri. Terapi ini, sudah pernah berhasil diterapkan dalam penyembuhan penyakit SARS, Ebola, hingga virus flu Spanyol, loh! Jadi terapi ini sudah ditetapkan beberapa puluh tahun yang lalu.

Terapi CP pada COVID-19

Terapi ini banyak diusulkan oleh tenaga Kesehatan dan peneliti untuk mempercepat kesembuhan pasien dan menekan angka kematian COVID-19. Organisasi Kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) juga telah menyetujui penggunaan CP dalam terapi COVID-19.

Pasien yang dijadikan pendonor, ngga sembarang orang, loh! Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi pendonor untuk mendonorkan CP, diantaranya:

  1. Diutamakan laki-laki (tidak memiliki HLA-human leukocyte antigen), perempuan berpeluang dengan dilakukan pengujian bebas HLA terlebih dahulu.
  2. Sehat. Negatif SARS-CoV-2 dan virus pernafasan lainnya, bebas dari virus sipilis, HIV, dan hepatitis B dan C.
  3. Pengecekan suhu tubuh, dan profil kesehatan organ dan serum secara teratur pada pendonor sebelum dan setelah proses transfusi.
  4. Donor dilakukan paling ngga selama 14 hari setelah pendonor dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Nah, Teman Sehat terapi ini bisa diibaratkan seperti adegan film I’m Legend, ketika aktor Will Smith memberikan cairan plasmanya kepada masyarakat yang terpapar virus zombie agar bisa mengurangi penyebarannya.

Tapi ingat, dalam kasus yang nyata, terapi CP ngga bisa mencegah penyebaran COVID-19. Tetapi dengan adanya terapi ini, harapan untuk sembuh lebih tinggi bagi pasien COVID-19. Stay healthy ya!

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.