Sahabat sehat, dalam pedoman gizi seimbang pesan ke tiga disebutkan untuk membiasakan konsumsi lauk pauk yang tinggi kandungan protein. Lauk pauk yang tinggi protein ini bersumber dari pangan hewani yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Ternyata kandungan protein tinggi ini dapat mencegah stunting, loh! Yuk simak penjelasannya.

Fungsi Protein
Protein merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak, karena itu protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan. Protein juga berperan sebagai sumber energi. Konsumsi protein yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan.
Kandungan protein hewani
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein nabati. Lauk pauk yang berasal dari dari pangan sumber protein hewani, meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dan sebagainya) daging unggas (daging ayam, daging bebek, daging burung), ikan, dan kelompok seafood, telur dan susu serta hasil olahannya.

Sedangkan sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan sebagainya. Kandungan protein pada pangan hewani disebut tinggi karena mempunyai asam amino lebih lengkap dan kualitas protein, vitamin, serta mineral yang lebih baik. Ini karena secara umum kandungan zat gizi dalam pangan hewani memiliki jumlah lebih banyak dan mudah diserap tubuh. Namun, pangan hewani seperti daging dan unggas banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol, kecuali ikan.
Kebutuhan pangan protein hewani
Kebutuhan pangan hewani sebanyak 2-4 porsi sehari tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Jumlah ini setara dengan 70-140 gram per 2-4 potong daging sapi ukuran sedang atau 80-160 gram per 2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau 80-160 gram per 2-4 potong ikan ukuran sedang.
Susu sebagai bagian dari pangan hewani yang dikonsumsi berupa minuman dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak setelah usia satu tahun. Bagi yang mengalami diare atau intoleransi laktosa karena minum susu tidak dianjurkan minum susu hewani. Konsumsi telur, dan ikan merupakan salah satu alternatif solusinya.
Kaitan konsumsi protein hewani dengan stunting
Stunting adalah kondisi ketika balita memilki panjang atau tinggi badan kurang untuk usianya atau lebih rendah dari -2 SD median standar pertumbuhan WHO. Konsumsi protein hewani pada sebelum dan saat hamil sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting pada janin dalam kandungan.
Oleh karena itu, sebelum kehamilan calon ibu dianjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein untuk persiapan sel telur yang berkualitas, sehingga menghasilkan janin yang berkualitas pula selama kehamilan. Begitu pula saat remaja, konsumsi pangan hewani yang cukup sangat berperan dalam mencegah terjadinya anemia yang berisiko terjadinya stunting.
Pertumbuhan anak memerlukan protein dengan asam amino lengkap dan cukup. Menurut American Journal Nutrition, konsumsi protein hewani (ikan, unggas, susu) mampu meningkatkan hormon pertumbuhan insulin-like growth factor (IGF-1) dan tinggi badan secara bermakna, tetapi tidak demikian dengan protein nabati dan daging merah.
Selain itu, konsumsi pangan hewani bervariasi lebih menguntungkan dibandingkan satu jenis saja. Jadi, yuk mulai sekarang cukupi konsumsi protein hewani untuk cegah stunting.
Penulis Kolom Pakar: Desi Yanti, SKM, MKM, Nutrisionis, Subkoordinator Gizi Dinkes Bangka
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP