Menopause Dini di Usia Muda, Kok Bisa?

Halo Sahabat Sehat! Menopause adalah salah satu permasalahan yang dijumpai pada kesehatan reproduksi perempuan. Bukan hanya berbicara mengenai kehamilan dan proses persalinan, terjadinya menopause akan memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam tubuh. Mulai dari penampilan fisik (misalnya rambut rontok), psikis (depresi), hingga kesuburan atau siklus haid ngga teratur yang menandakan ketidakmampuan untuk bereproduksi.

penyebab menopause dini
Foto: Pexels.com

Menopause vs menopause dini

Menopause yaitu proses alami tubuh yang ditandai dengan perubahan produksi hormon estrogen dan progesterone, menunjukkan adanya peralihan dari masa produktif ke non produktif. Berhentinya haid secara permanen selama 12 bulan merupakan indikator tibanya masa menopause. Usia rata-rata perempuan menopause yakni akhir 40 tahun atau awal 50 tahun.

Meski demikian, menopause juga bisa dimulai sebelum 40 tahun dan ada sebagian perempuan yang berusia 20 tahun. Yap, itulah salah satu jenis menopause yang biasa dikenal dengan sebutan menopause dini. Usia muda yang mengalami kondisi ini tentu ngga mudah, karena hal tersebut bisa menimbulkan kekhawatiran akan peluang memiliki keturunan.

Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, melaporkan sebesar 11,4% perempuan berusia 30-34 tahun mengalami menopause dini dan sebanyak 13,6% perempuan berumur 35-39 tahun.

Penyebab dan gejala

Menurunnya produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium menyebabkan periode haid berhenti jauh lebih awal. Kamu bisa menyebutnya dengan istilah insufisiensi ovarium primer. Faktor risiko dan pemicunya sangat beragam. Misalnya, riwayat keluarga, merokok, pasca pembedahan ovarium, terpapar racun atau bahan kimia, seperti kemo atau radioterapi, infeksi virus, gangguan autoimun, dan kelainan genetik.

Tanda menopause sama dengan menopause dini, namun demikian gejala yang muncul pada setiap orang bervariasi. Adapun gejalanya yaitu hot flashes atau merasa kepanasan dan gerah, keringat malam, sulit tidur, sakit badan dan kepala, sulit berkonsentrasi, kehilangan ingatan, vagina mengering, nyeri saat berhubungan, suasana hati yang berubah, dan pengeroposan tulang.

gejala menopause dini
Foto: Pexels.com

Penegakan diagnosa dan pengobatan

Pemeriksaan laboratorium maupun klinis beserta asesmen akan dilakukan untuk membantu menetapkan diagnosa secara tepat. Contonya, riwayat kesehatan apakah memiliki hipotiroid, pengecekan kadar hormon estradiol dan follicle stimulating hormone (FSH), serta riwayat keluarga.

Perawatan yang bisa diberikan adalah untuk mengurangi gejala, melindungi jantung, tulang dan kesehatan seksual. Juga melalui pemberian dukungan emosional dan konsultasi dengan ahli spesialisasi kesehatan reproduksi jika dibutuhkan. Obat yang digunakan adalah terapi pengganti hormon atau hormone replacement therapy.

Sahabat Sehat, gejala yang mengganggu bisa diatasi dengan beberapa cara, yakni mengubah pola makan, misalnya mengurangi konsumsi makanan pedas, minuman panas dan berkafein serta beralkohol. Selain itu, gunakan pakaian tipis berbahan katun, melakukan teknik relaksasi (meditasi), dan penggunaan pelumas vagina berbahan dasar air.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Joy R. 2021. What to know about menopause. https://www.healthline.com/health/early-menopause-in-20s. Diakses 5 Jan 2023

Tuszaroh N., Astikasari N D. 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian menopause dini di desa kalirejo kecamatan kalipare Kab Malang. Journal for Quality in Womens Health. Vol 2. No 1. Hal 50-56

Kemkes. 2022. Menopause. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/475/menopause. Diakses 5 Jan 2023.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.