Penyediaan Makanan saat Bencana Alam

Teman Sehat, beberapa hari yang lalu telah terjadi bencana alam di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bencana alam yang terjadi adalah Gempa dengan sekuatan 7 SR (skala richter), yang meluluh lantahkan rumah dan beberapa bangunan lainnya. Selain itu, mulai banyak korban yang berjatuhan, mulai dari luka-luka, meninggal hingga yang merasakan trauma akibat kejadian ini.

Dalam keadaan seperti ini, para korban bencana alam, membutuhkan beberapa hal seperti tempat tinggal sementara, selimut, pakaian dan yang terpenting adalah makanan dan air bersih. Makanan dan air bersih yang diberikan, harus sesuai dengan kebutuhan para korban bencana alam. Gimana ya, supaya kita tau kebutuhannya? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Akses yang sulit ditempuh setelah bencana terjadi, mengakibatkan bantuan yang diberikan seperti selimut, pakaian dan makanan sulit disalurkan langsung dalam jumlah besar. Tapi dilakukan secara bertahap, karena itulah tim penanggulangan bencana harus pintar mengatur kebutuhan makanan yang disajikan ke korban bencana alam. Menurut Depkes, ada dua tahapan penanganan bencana dalam pertolongan pangan yaitu tahapan penyelamatan dan tanggap darurat.

Tahap penyelamatan

  • Fase pertama

Fase ini paling lama 5 hari setelah bencana terjadi. Pada fase ini, makanan yang diberikan tujuannya untuk memberikan makanan kepada seluruh korban, supaya ngga kelaparan. Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan jadi/kudapan/jajanan/makanan standar ransum.

Makanan ransum adalah bantuan bahan makanan yang bertujuan agar korban bencana alam tetap mendapatkan asupan energi, protein, dan lemak untuk beraktivitas dan bertahan hidup. Ransum dibedakan menjadi dua yaitu, ransum kering (dry ration) dan ransum basah (wet ration).

Dalam perhitungganya, ransum basah diprioritaskan mengandung garam beriodium dan minyak goreng yang difortifikasi vitamin A. Contoh dari kedua ransum tersebut yaitu, biskuit, mie instan, sereal instan, makanan MP-ASI (untuk bayi MP-ASI), susu untuk anak balita, makanan kalengdll.

  • Fase kedua

Fase ini paling lama 20 hari setelah bencana terjadi. Pada fase ini, makanan yang diberikan disesuaikan dengan menu makanan setempat melalui dapur umum. Menu makanan, harus disesuaikan dengan menu makanan daerah setempat agar masyarakat bisa menerimanya. Jika ngga sesuai dengan seleranya, maka setinggi apapun kandungan gizinya, ngga akan bisa mereka konsumsi. Makanan yang diberikan, harus mengandung kalori sebesar 2.100 kkal dengan kandungan protein 50 g dan lemak 40 g.

Tahap tanggap darurat

Pada tahap ini, fase dimulai selambat-lambantnya pada hari ke-20 setelah bencana, tepatnya di tempat pengungsian. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah gizi sesuai dengan intervensi tingkat kedaruratan gizi, seperti prevalensi balita kurus (besar atau sama dengan 10-14% atau 5-9,9% disertai faktor penyulit, seperti asupan makanan <2100 kkal/hari, angka kematian kasar > 1 per 10.000/hari, dll.) dan ibu hamil resiko kurang energi kronik (KEK).

Cara mengetahui adanya intervensi ini, dengan melakukan sampling data berat badan/tinggi badan balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Selain itu, njuga bisa dilakukan pemberian makanan tambahan (kudapan/jajanan/biskuit) dan vitamin seperti (Vitamin A dan Fe).

Untuk korban bencana umur dewasa, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, pemilihan makanan yang sesuai dengan ketersediaan bahan makanan, paket bantuan (ransum) disesuaikan dengan jumlah kebutuhan (2100 kkal), mengandung vitamin dan mineral, mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan. Sedangkan buat kelompok rentan (bayi, anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agara asupan zat gizinya ngga berkurang.

Nah, itulah beberapa hal yang harus kamu siapkan dan berikan pada korban bencana alam di NTB. Semoga para korban bencana alam di NTB diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menhgadapi musibah ini. Kamu bisa share info ini ke teman-teman supaya bisa mengurangi kekurangan asupan zat gizi yang terjadi pada korban bencana alam.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.