Makanan untuk Kelompok Rentan saat Bencana Alam

Teman Sehat, dalam keadaan bencana alam, seperti yang dialami Teman Sehat di NTB, bantuan logistik yang diberikan ngga akan langsung sampai dalam jumlah banyak, tapi bertahap. Oleh karena itu, terkadang menu makanan yang disajikan kurang bervariasi, karena disesuaikan dengan jumlah stok yang ada. Tapi, berbeda dengan korban dengan kategori kelompok rentan. Apasih kelompok rentan? Memang beda ya, penenanganannya? Mau tau jawabanya, let’s check it out!

Kelompok rentan

Dalam siatuasi darurat, seperti bencana alam, ada beberapa kelompok yang rentan terkena dampak dari kejadian ini. Kerentanan ini akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk bertahan dan menghadapi keadaan yang terjadi, seperti bencana alam.

Oleh karena itu, orang-orang yang diprioritaskan dalam kelompok ini adalah  anak usia 0-23 bulan (baduta), anak usia 24-59 bulan (balita), ibu hamil, ibu menyusui dan lansia. Selain itu, penanganan gizi pada kelompok ini, seperti kebutuhan makanan dan asupan zat gizinya pun harus diperhatikan, karena memilliki perbedaan dalam kebutuhannya. Butuh penyusunan menu untuk kelompok rentan agar asupan zat gizinya tetap terpenuhi.

Anak usia 0-23 bulan (baduta)

Penanganan gizi anak (bayi) dengan umur 0-5 bulan, yaitu tetap diberikan ASI oleh ibunya. Jika anak terpisah dari ibunya atau ibu ngga bisa memberikan ASI, maka si anak bisa diberikan donor ASI (sesuai dengan pesetujuan ibu, dengan peryaratan tertentu), dan kalau ngga dimungkinkan, bisa diberikan susu formula dengan pendampingan dari tenaga kesehatan.

Sedangkan untuk anak usia 6-23 bulan, tetap berikan MP-ASI instan yang diproduksi oleh pabrik atau diberikan makanan lokal untuk anak usia 6-23 bulan, seperti bubur beras dengan abon, nasi dengan ikan kaleng atau menu lainnya yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Selain itu usahakan air minum dalam kemasan tetap tersedia dan boleh diberikan kapsul vitamin A biru (usia 6-11 bulan) dan kapsul A merah (usia 12-59 bulan)

Anak usia 24-59 bulan (balita)

Penanganan gizi anak usia ini, yaitu dengan cara menghindari konsumsi susu dan makanan laindengan penambahan air buat mengurangi risiko terjadinya diare, infeksi dan kleracunan. Berikan menu yang beragam buat anak, seperti nasi uduk dengan perkedel daging kaleng, mie goreng campur daging kaleng, dll. Sebaiknya, makanan utama yang diberikan memiliki nilai energi, vitamin dan mineral yang tinggi, seperti nasi, ubi, singkong, jagung, lauk pauk, sayur dan buah.

Ibu Hamil dan menyusui

Bagi ibu hamil dan menyusui, jika kebutuhan zat gizinya ngga tercukupi maka risiko komplikasi pada kehamilan, bayi yang kekurangan berat badan dan pemberian ASI yang ngga lengkap, akan meningkat. Hal ini bisa diminimalisir dengan memberikan suplemen zat besi (Fe) buat ibu hamil dan viatmin A buat ibu yang baru melahirkan. Untuk menu makanannya, ibu hamil harus mendapatkan tambahan kalori sebesar 285 kkal/hari dari kalori utama (2100 kkal) sedangkan untuk ibu menyusui, tambahan kalorinya sebesar 500 kkal/hari. Contoh menu makanannya, nasi kuning abon, selinganya bola bola mie daging atau nasi ikan kaleng dengan selingan buah kaleng.

Lansia

Lansia merupakan salah satu kelompok rentan yang juga perlu diperhatikan jumlah asupan zat gizinya. Caranya yaitu dengan memberikan makanan yang sesuai dengan kondisinya, seperti makanan yang lembut (bubur), mudah dicerna, memenuhi kebutuhan zat gizinya (protein tambahan, vitamin dan mineral) dan disesuaikan dengan keadaan kesehatannya. Selain itu, makanan yang diberikan juga harus mudah diakses oleh lansia agar lebih mudah didapatkan.

Nah, itulah beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan makanan untuk kelompok rentan saat situasi tertentu. Yuk, perhatikan kebutuhan makanannya! Agar kebutuhan zat gizi Teman Sehat dalam keadaan tertentu, seperti bencana alam tetap terpenuhi.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.