Selamatkan Diri dari Stroke: Mulai Kurangi Makanan Asin

Sahabat Sehat tentu tidak asing lagi dengan penyakit Stroke. Menurut WHO (World Health Organization) stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dapat menyebabkan kematian. Fakta dari WHO 1 dari 4 orang akan mengalami stroke, perlu diwaspadai bukan? Sahabat Sehat tau ngga sih faktor penyebab Stroke? Nah, salah satu faktor risiko utama stroke adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), yang sering kali dipicu oleh konsumsi makanan asin secara berlebihan. Yuk bahas di sini, check it out!

Mengapa Makanan Asin Berbahaya?

Makanan asin contohnya penggunaan garam sebagai bumbu dapur yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, ternyata bisa menjadi “musuh dalam selimut” jika dikonsumsi berlebihan karena mengandung natrium yang tinggi. Kelebihan natrium menyebabkan retensi cairan yang meningkatkan volume darah. Akibatnya, tekanan darah naik, membuat pembuluh darah lebih tegang dan rentan terhadap kerusakan. Kondisi ini menjadi pemicu utama stroke.

Foto: Pexels

Sahabat Sehat tau ngga sih menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO menganjurkan konsumsi garam harian tidak lebih dari 5 gram atau setara dengan 1 sendok teh per hari. Asupan tinggi garam/natrium dapat meningkatkan risiko stroke sebesar 24% selain itu penurunan asupan garam/natrium juga berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah kamu yang merupakan pemicu stroke loh, Sahabat Sehat.

Sumber Makanan Asin yang Harus Dibatasi

Banyak makanan sehari-hari yang menjadi sumber natrium tersembunyi. Coba Sahabat
Sehat lihat kanan kirinya. Cek apa ada makanan yang merupakan tinggi natrium, seperti misalnya garam, kaldu bubuk, kecap, saus tomat, ikan asin, kornet, keju, sosis, margarin, atau krakers.

Tau kah Sahabat Sehat? Ketika kamu konsumsi kecap ternyata terdapat 4000 mg natrium per 100 gram nya. Jika konsumsi sebanyak 1 sendok makan, sudah menyumbang natrium sebesar 20-26,6% dari kebutuhan harian, belum lagi dari makanan lain yang kita konsumsi perhari. Jadi, perlu lebih perhatikan lagi kandungan natriumnya sebelum dimakan ya.

Foto: Freepik

Tips Mengurangi Konsumsi Makanan Asin

Kabar baiknya, Sahabat Sehat bisa mengambil langkah sederhana untuk mengurangi risiko stroke dengan pola makan sehat. Pertama gunakan rempah alami yang ditambahkan saat memasak, contonya bawang putih, jahe, kunyit, atau lada untuk menggantikan garam. Kedua baca label kandungan gizi dan memilih produk dengan kandungan natrium yang rendah. Langkah ketiga hindari makanan olahan dan pilih makanan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan protein alami. Terakhir kurangi penggunaan bumbu instan dengan menggunakan kaldu buatan sendiri sebagai pengganti penyedap rasa.

Mengurangi konsumsi makanan asin bukan hanya tentang menekan angka hipertensi,
tetapi juga melindungi diri dari risiko stroke yang berbahaya. Perhatikan pola makan yang lebih sehat dan bijak, Sahabat Sehat dapat menjaga kesehatan jangka panjang. Langkah sederhana, seperti memilih makanan rendah garam dan memasak dengan rempah-rempah alami dapat menjadi solusi efektif untuk menjaga kesehatan jantung dan otak. Jangan tunggu hingga terlambat, mulai batasi konsumsi makanan asin hari ini!

Gebby Dwi Edtripany, M.Gz
Lulusan S1 Universitas Andalas dan S2 IPB University
Sedang menempuh Pendidikan Profesi Dietisien IPB University

Referensi

Ghimire, Kamal, et al. 2021. Salt intake and salt‐reduction strategies in South Asia: from evidence to action. The Journal of Clinical Hypertension. 23.10:1815-1829.
https://doi.org/10.1111/jch.14365.

Hankey GJ. 2017. The Role of Nutrition in the Risk and Burden of Stroke: An Update of
the Evidence. American Heart Association’s Journals. 48(11).

Jula A. 2024. Sodium – a systematic review for Nordic Nutrition Recommendations 2023. Food Nutr Res. 68(10319):1–16. doi:10.29219/fnr.v68.10319.

Apa itu Stroke?. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/apa-itu-stroke. Diakses pada 27 Desember 2024.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.