Pandemi COVID-19 dengan jumlah tinggi orang yang terinfeksi telah berlalu di Indonesia. Ada beberapa jenis vaksin COVID-19 yang dapat diberikan. Sudah diketahui setelah pemberian vaksin terjadi efek samping, biasanya dengan gejala ringan. Namun, ada efek samping yang jangan sekali terjadi dan sebenarnya sudah diketahui sejak pandemi masih berlangsung yaitu TTS.
Apa itu TTS?
TTS atau trombosis with thrombocytopenia syndrome, juga dikenal trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin (VITT). Ini adalah kondisi yang langka terjadi namun serius setelah menerima vaksin COVID-19 jenis tertentu.
Trombosis dengan sindrom trombositopenia memiliki dua arti yang berbeda. Trombosit adalah pembekuan darah, sehingga ini dapat mengurangi lancarnya aliran darah di pembuluh darah yang terkena. Sedangkan trombositopenia adalah kondisi ketika jumlah trombosit dalam darah tidak tercukupi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pembekuan darah juga dibarengi dengan trombosit yang rendah.
Di Amerika Serikat, terjadi 4 kasus thrombosis with thrombocytopenia syndrome dari 1 juta pemberian dosis Johnson and Johnson COVID-19. Vaksin lain yang dapat meningkatkan risiko TTS, seperti vaksin AstraZeneca.
Gejala Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome
Penglihatan kabur, sakit kepala yang luar biasa dan terus menerus dan tidak membaik setelah minum obat sakit kepala biasa. Mudah memar atau pendarahan (bercak darah kecil dibawah kulit). Kaki bengkak, kejang, sakit perut yang parah. Ruam atau memar dibekas suntikan. Mual, muntah, nyeri dada dan sesak napas. Itu adalah gejala-gejala bila mengalami thrombosis with thrombocytopenia syndrome.
Faktor risiko TTS
Orang yang memiliki ciri berikut dapat meningkatkan risiko mengidap TTS setelah melakukan vaksinasi COVID-19 jenis tertentu. Berusi dibawah 60 tahun, memiliki gangguan dalam bergerak atau tidak bisa bergerak, memiliki kelainan genetik tertentu. Sedang hamil, mengkonsumsi pil KB, menderita penyakit autoimun atau kanker dan obesitas.
Beberapa literatur belum bisa memastikan kondisi kesehatan tertentu atau faktor lainnya dapat meningkatkan risiko TTS. Jika dilihat dari kasus, TTS dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin. Namun, lebih parah pada perempuan dengan usia muda.
TTS paling sering terjadi pada pemberian vaksinasi dosis pertama. Setelah pemberian dosis pertama (AstraZeneca), diperkirakan sekitar 2,6 per 100.000 orang mengalami risiko mengalami thrombosis with thrombocytopenia syndrome.
Nah, itulah Sahabat Sehat mengenai kondisi thrombosis with thrombocytopenia syndrome yang merupaan efek samping dari vaksinasi COVID 19 dengan jenis vaksin tertentu yang jarang diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat!