Waspadai Bahaya Bahan Kimia dalam Obat Bahan Alam

Halo Sahabat Sehat! Tahukah kamu bahwa obat bahan alam sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih aman dibandingkan obat-obatan sintetis, karena berasal dari sumber alami seperti tumbuhan, hewan, atau mineral.

Meskipun alami, bukan berarti obat bahan alam sepenuhnya bebas dari risiko yang membahayakan. Faktanya, terdapat obat bahan alam mengandung bahan kimia aktif yang dapat memberikan efek samping atau bahkan berbahaya jika digunakan dengan tidak tepat.

obat bahan alam
Foto: Freepik.com

Artikel ini akan membahas bahaya dari bahan kimia obat yang terkandung dalam obat bahan alam, serta beberapa contoh kasus yang perlu diwaspadai.

Bahan kimia aktif dalam obat bahan alam

Bahan kimia aktif yang ditemukan dalam obat bahan alam adalah senyawa yang bertanggung jawab atas efek farmakologis suatu obat. Misalnya, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid adalah senyawa yang umum ditemukan dalam banyak tumbuhan obat dan sering kali memiliki manfaat kesehatan, tetapi juga bisa menjadi racun dalam dosis tinggi.

Sebagai contoh, alkaloid adalah kelompok senyawa kimia yang ditemukan pada berbagai tanaman obat seperti kina dan opium. Meskipun alkaloid seperti morfin bermanfaat dalam pengobatan nyeri, penggunaannya yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, keracunan, bahkan kematian. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan bahan kimia alami yang bermanfaat dapat memiliki risiko tinggi jika ngga dikonsumsi dengan benar.

Efek samping dan keracunan

Salah satu masalah utama yang terkait dengan penggunaan obat bahan alam adalah dosis yang ngga terstandar. Banyak produk obat tradisional yang ngga mencantumkan dosis yang jelas, sehingga pengguna mungkin mengonsumsi lebih dari yang seharusnya. Ini bisa meningkatkan risiko efek samping dan keracunan.

Misalnya, penggunaan akar manis yang berlebihan dapat menyebabkan retensi air, tekanan darah tinggi, dan ketidakseimbangan elektrolit karena kandungan glycyrrhizin di dalamnya. Glycyrrhizin adalah bahan kimia alami yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu yang lama.

Interaksi dengan obat lain

Bahaya lain yang sering kali diabaikan adalah interaksi antara obat bahan alam dengan obat-obatan sintetis yang dikonsumsi secara bersamaan. Beberapa senyawa aktif dalam obat herbal dapat mempengaruhi metabolisme obat-obatan sintetis, sehingga meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat tersebut.

Sebagai contoh, St. John’s Wort, yang sering digunakan sebagai antidepresan alami, diketahui dapat mengurangi efektivitas pil KB dan beberapa obat antidepresan lain dengan cara mempercepat pemecahan obat di dalam hati.

obat alami
Foto: Freepik.com

Kontaminasi dan pemalsuan

Bahaya lainnya datang dari kontaminasi dan pemalsuan. Ngga semua produk obat bahan alam diproduksi dengan standar yang ketat, sehingga beberapa produk mungkin terkontaminasi dengan logam berat, pestisida, atau mikroorganisme patogen.

Misalnya, beberapa produk pelangsing alami ditemukan mengandung sibutramin, zat kimia yang dilarang karena efek samping serius pada sistem kardiovaskular. Konsumen yang ngga menyadari kehadiran zat berbahaya ini dapat mengalami komplikasi kesehatan yang serius.

Meskipun obat bahan alam menawarkan berbagai manfaat kesehatan, penting untuk diingat bahwa bahan kimia obat di dalamnya bisa berbahaya jika ngga digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, untuk memastikan keamanannya, Sahabat Sehat bisa konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan obat bahan alam. Selain itu, pastikan juga produk yang digunakan telah melalui uji klinis dan memenuhi standar keamanan.

Referensi

Fernando, G., et al. (2020). “Toxicological Risks of Herbal Medicines: A Review of Case Studies.” Journal of Herbal Medicine.

Kress, S., et al. (2021). “Herb-Drug Interactions: Mechanisms and Clinical Implications.” Journal of Clinical Pharmacology.

Zhang, H., et al. (2019). “Contamination and Adulteration in Herbal Medicines: Challenges and Regulatory Responses.” Journal of Traditional and Complementary Medicine.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.