Yuk, Belajar dari Susu Kental Manis!

Teman Sehat, beberapa minggu yang lalu, kamu sempat dihebohkan dengan isu kalau susu kental manis (SKM) bukan berasal dari susu. Yap, padahal kalau ditelusuri lebih lanjut, isu ini bisa disanggah, loh. Tapi, karena sudah tersebarnya isu ini, akhirnya BPOM sebagai badan pengawas, melakukan jumpa pers resmi buat meluruskan kalau SKM merupakan produk susu.

Sumber: dok. pribadi  

Informasi ini ternyata ngga cuma membuat masyarakat menjadi resah, tapi juga para akademisi di Universitas, karena pemahaman  yang kurang tepat diterima oleh masyarakat. Nah, bertepatan dengan hal ini Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesahatan Masyarakat UI, mengadakan seminar yang berjudul “Literasi Gizi: Belajar dari Polemik Kasus Susu Kental Manis” untuk membahas lebih lanjut tentang isu ini.

SKM dan masyarakat

Kamu tau ngga? Ternyata konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah (16,5 liter) loh, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN (Malaysia (50,9 liter) dan Thailand (33,7 liter)). Hal ini dikarenkan konsumsi susu belum menjadi budaya di Indonesia. Selain itu, konsumsi susu yang paling tinggi juga didapat dari konsumsi SKM.

Sumber: dok. pribadi

Kok bisa sih? Yap karena menurut Prof. Hardinsyah, sekalu ketua PERGIZI PANGAN Indonesia, SKM dari sisi sosial, masih menjadi pilihan keluarga buat memenuhi kebutuhan konsumsi susu di masyarakat. Selain itu, banyaknya resep dan makanan olahan Indonesia yang menggunakan SKM, akan sulit buat dipisahkan dari kebiasaan masyarakat.

SKM dan anak-anak

Adanya isu yang mengatakan kalau SKM ngga baik dikonsumsi anak-anak, akibat kandungan gulanya yang tinggi sehingga beresiko untuk obesitas dan diabetes, membuat para orang tua khawatir, karena selama ini SKM banyak dikonsumsi oleh anak-anak.

Hal ini diluruskan oleh Prof. Ahmad Sulaeman, selaku Guru Besar IPB, kandungan gula yang ada pada susu berfungsi untuk mencegah kerusakan pada susu. SKM berbentuk kental karena adanya proses pemekatan, sehingga air yang ada di susu menguap dan teksturnya menjadi kental.

Sumber: dok. pribadi

Selain itu, menurut Ir. Ahmad selaku Pakar Gizi UI, mengatakan bahwa siapa saja boleh mengonsumsi SKM dalam jumlah yang ngga berlebih, karena apapun yang dikonsumsi berlebih ngga baik untuk kesehatan. Perlu kamu ingat juga kalau SKM ngga cocok buat bayi (0-12 bulan) dan ngga disarankan buat menggantikan posisi ASI. Kalau balita mau mengonsumsi SKM sebagai minuman, penyajiannya harus disesuaikan dan jangan dijadikan asupan utama, ya.

Menururut Survei Diet Total tahun 2014, rata-rata konsumsi SKM anak balita di Indonesia yaiti sebesar 9,4 gram per hari. Angka ini masih dibawah batas rekomendasi WHO tentang konsumsi gula tambahan yaitu sebesar 50 gram. Selain itu gula juga penting loh, buat dikonsumsi anak, karena gula merupakan sumber energi.

Jadi, SKM adalah

Yap, jadi SKM adalah produk susu yang terbuat dari susu segar, dengan beberapa kandungan lain seperti susu skim, bubuk susu skim, gula, bubuk whey, bubuk buttermilk, dan palm oil. Selain itu kandungan protein dan lemak SKM juga udah diatur dalam Perka BPOM 21/2016 tentang Kategori pangan.

Nah, sekarang tugas kamu adalah memberikan edukasi ke masyarakat kalau SKM itu adalah produk susu. Selain itu, perlu juga diedukasi melalui media dengan evidence based yang sesuai, agar ngga terjadi kesalahpahaman. Yuk, jadi konsumen cerdas!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.