Halo Teman Sehat! Akhir-akhir ini telinga kita semakin akrab dengan tren diet baru, yaitu diet ketogenik. Apa sih sebenarnya diet yang lagi hits itu?
Diet ketogenik adalah suatu pola makan tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat. Hampir 80% sumber energi harian diperoleh dari lemak, sementara karbohidrat hanya menyumbang energi dalam porsi yang kecil.
Sebenarnya, diet ini udah dikembangkan sejak tahun 1920-an untuk menanggulangi penderita epilepsi. Tapi sekarang, diet ini menjadi tren baru yang banyak diterapkan oleh masyarakat. Yuk kenali lebih jauh tentang diet yang satu ini!
1. Tujuan diet ketogenik
Diet ini bertujuan untuk mengubah sistem metabolik tubuh terkait penggunaan energi. Pada dasarnya, tubuh menggunakan glukosa yang berasal dari karbohidrat sebagai sumber energi utama. Pada diet ini, lemak dijadikan bahan bakar utama yang dicapai melalui proses ketogenesis. Kalau tubuh telah terbiasa dengan mekanisme ini, maka simpanan lemak di tubuh akan dirombak menjadi energi, sehingga seseorang bisa mengalami penurunan berat badan.
2. Tipe-tipe diet ini
Ternyata ada beberapa versi diet ini loh teman sehat, yuk kita ketahui!
- Diet ketogenik standar: sangat rendah karbohidrat, protein sedang, dan tinggi lemak. Biasanya proporsinya 75% lemak, 20% protein, 5% karbohidrat.
- Diet ketogenik siklik: diet ini berupa 5 hari diet ketogenik ketat diikuti 2 hari diet tinggi karbohidrat.
- Diet ketogenik target: jumlah karbohidrat tidak dibatasi terlalu ketat, meskipun proporsi lemak tetap tinggi.
- Diet ketogenik tinggi protein: asupan protein lebih tinggi, biasanya proporsinya 60% lemak, 35% protein, 5% karbohidrat
3. Do & don’t dalam diet ini
Dalam diet ini, ada ada jenis-jenis makanan tertentu yang menjadi andalan, antara lain: daging, ikan laut dalam (salmon, tuna), telur, butter dan cream, keju, kacang-kacangan dan biji-bijian, minyak (virgin oil, coconut oil, alpukat), serta sayur rendah kalori (timun, tomat).
Adapun makanan yang menjadi pantangan pada diet ini antara lain: minuman manis, tepung-tepungan, buah, umbi-umbian, produk rendah lemak, lemak tidak sehat (minyak goreng, mayonnaise), serta alkohol.
4. Diet ketogenik dan penuruan berat badan
Terkait hal ini, American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa penggunaan diet ketogenik untuk menurunkan berat badan ngga dibenarkan. Hal ini diperkuat dengan artikel yang menyatakan bahwa ngga ada keuntungan metabolik yang jelas saat tubuh dalam keadaan ketosis.
Hasil lain dimunculkan oleh National Center for Biotechnology Information (NIH) US. Studi menunjukan bahwa terdapat efek menguntungkan dari penerapan diet ketogenik jangka panjang pada orang yang mengalami obesitas, yaitu menurunkan berat badan dan indeks massa tubuh, penurunan trigliserida, LDL, glukosan darah, serta peningkatan HDL.
Kamu tertarik buat melakukan diet yang satu ini? Sebenarnya, ngga perlu repot-repot buat diet ini itu kalau kamu mau sehat. Cukup terapkan “Gizi Seimbang” aja, yang mengatur pola makan, olahraga, dan kebersihan diri.
Masih banyak lagi fakta tentang diet yang lagi hits ini. Penasaran? Yuk tanyakan di kolom komentar di bawah ini! (agt&don)
1 Comment