Salah satu jenis hepatitis yang rentan menginfeksi ibu hamil adalah bepatitis B. Penyakit yang dapat menginfeksi hati ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV ini udah menjadi endemis di dunia, dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan endemisitas hepatitis B yang tinggi.
Jika ibu hamil menderita hepatitis B, virus ini bisa menular ke bayi melalui jalan lahir anak. Penularan ini dapat terjadi saat atau sesudah persalinan. Oleh karena itu, penting dilakukan pemutusan rantai penularan virus agar tidak membahayakan keselamatan anak yang akan dilahirkan.
Uji HBV untuk Cegah Infeksi
Dalam upaya pencegahan infeksi virus, hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan uji HBV pada ibu hamil. Semua ibu hamil harus melakukan uji HBV untuk mendeteksi penyakit hepatitis B. Jika hasil uji ibu menunjukkan hasil positif, artinya virus hepatitis B terdeteksi dalam tubuh ibu hamil tersebut. Deteksi dini pada ibu hamil ini dapat dilakukan di Puskesmas.
Lalu, bagaimana jika ibu positif menderita hepatitis B? Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan infeksi virus dari ibu ke anak atau mother-to-child-transmission (MTCT).
Pencegahan dengan Vaksinasi
Salah satu upaya yang aman dan efektif dalam pencegahan infeksi virus adalah dengan pemberian vaksinasi. Umumnya bayi baru lahir akan diberikan vaksin hepatitis B dan vaksin immunoglobulin hepatitis B (HBIg). Pemberian vaksin ini dipercaya berpengaruh besar dalam pencegahan infeksi virus hepatitis B pada anak. Hal ini diperkuat dengan berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka terjadinya infeksi virus Hepatitis pada anak yang diberikan vaksinasi saat baru lahir.
Cegah Infeksi dengan Persalinan secara Caesar
Menurut penelitian, persalinan yang dilakukan secara caesar akan menurunkan risiko transmisi virus atau terinfeksinya anak dari ibu yang menderita hepatitis B dibandingkan dengan persalinan secara pervaginam. Tindakan ini akan lebih efektif jika dilakukan sebelum ketuban pecah.
Tapi, beberapa ahli mengatakan bahwa belum ada data yang cukup yang merekomendasikan agar ibu hamil yang menderita hepatitis B harus melakukan persalinan dengan cara tertentu. Jadi, persalinan secara caesar ini hanya menjadi salah satu alternatif karena dapat menurunkan transmisi virus secara vertikal dari ibu ke bayi ya, Sahabat Sehat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP