Cegah Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak

Salah satu jenis hepatitis yang rentan menginfeksi ibu hamil adalah bepatitis B. Penyakit yang dapat menginfeksi hati ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).  HBV ini udah menjadi endemis di dunia, dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan endemisitas hepatitis B yang tinggi.

Jika ibu hamil menderita hepatitis B, virus ini bisa menular ke bayi melalui jalan lahir anak. Penularan ini dapat terjadi saat atau sesudah persalinan. Oleh karena itu, penting dilakukan pemutusan rantai penularan virus agar tidak membahayakan keselamatan anak yang akan dilahirkan.

penularan hepatitis dari ibu ke bayi
Foto: Unsplash.com

Uji HBV untuk Cegah Infeksi

Dalam upaya pencegahan infeksi virus, hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan uji HBV pada ibu hamil. Semua ibu hamil harus melakukan uji HBV untuk mendeteksi penyakit hepatitis B. Jika hasil uji ibu menunjukkan hasil positif, artinya virus hepatitis B terdeteksi dalam tubuh ibu hamil tersebut. Deteksi dini pada ibu hamil ini dapat dilakukan di Puskesmas.

Lalu, bagaimana jika ibu positif menderita hepatitis B? Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan infeksi virus dari ibu ke anak atau mother-to-child-transmission (MTCT).

pencegahan hepatitis b melalui vaksinasi
Foto: Pixabay.com

Pencegahan dengan Vaksinasi

Salah satu upaya yang aman dan efektif dalam pencegahan infeksi virus adalah dengan pemberian vaksinasi. Umumnya bayi baru lahir akan diberikan vaksin hepatitis B dan vaksin immunoglobulin hepatitis B (HBIg). Pemberian vaksin ini dipercaya berpengaruh besar dalam pencegahan infeksi virus hepatitis B pada anak. Hal ini diperkuat dengan berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka terjadinya infeksi virus Hepatitis pada anak yang diberikan vaksinasi saat baru lahir.

Cegah Infeksi dengan Persalinan secara Caesar

Menurut penelitian, persalinan yang dilakukan secara caesar akan menurunkan risiko transmisi virus atau terinfeksinya anak dari ibu yang menderita hepatitis B dibandingkan dengan persalinan secara pervaginam. Tindakan ini akan lebih efektif jika dilakukan sebelum ketuban pecah.

Tapi, beberapa ahli mengatakan bahwa belum ada data yang cukup yang merekomendasikan agar ibu hamil yang menderita hepatitis B harus melakukan persalinan dengan cara tertentu. Jadi, persalinan secara caesar ini hanya menjadi salah satu alternatif karena dapat menurunkan transmisi virus secara vertikal dari ibu ke bayi ya, Sahabat Sehat!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Bustami A, Anita. 2019. Pencegahan Transmisi Virus Hepatitis B pada Masa Perinatal. Jurnal Ilmiah  Keperawatan Sai Betik 15(2):145-156. https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1843/1066

Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Hepatitis B dari Ibu ke Anak. 2021. Kemenkes RI. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200728/5234554/kemenkes-prioritaskan-eliminasi-hepatitis-b-ibu-anak/

Mulyani Y,  Salsabil VN. 2020. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Penyakit Hepatitis B Pada Janin Di Puskesmas Ciaparay Kabupaten Bandung Tahun 2019. Journal for Quality in Women’s Health 3(2):195-200.  https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1843/1066

Pusparini AD, Ayu PR. 2017. Tatalaksana Persalinan pada Kehamilan dengan Hepatitis B. Jurnal Medula Unila 7(2): 1-5.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/710/pdf

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.