Minyak ngga pernah terlepas dari pengolahan makan sehari-hari, mulai dari menggoreng, menumis, sampai memanggang sekalipun. Tapi, seberapa sering kamu menggunakan minyak untuk makanan yang kamu masak? Sahabat Sehat, tau ngga sih jika minyak goreng ada batasan penggunaannya, loh. Lalu seperti apa ciri minyak yang aman dipakai? Cek artikel berikut!

Sebelumnya, kenalan dulu sama minyak goreng
Minyak merupakan komponen penting dalam susunan menu yang bisa membantu memenuhi beberapa fungsi gizi. Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari lemak hewan atau tumbuhan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar. Fungsinya yaitu sebagai penghantar panas, pemberi cita rasa, pembentuk tekstur makanan, dan penambah nilai gizi. Di Indonesia, sebagian besar minyak goreng yang digunakan dalam skala rumah tangga dibuat dari kelapa sawit. Ada pula minyak yang berasal dari kelapa, zaitun, biji bunga matahari dan lainnya.
Bahaya penggunaan minyak berulang
Minyak goreng seringkali dipakai berulang dan menghasilkan minyak jelantah atau minyak bekas pakai. Sebenarnya, minyak jelantah sudah mengalami kerusakan akibat pemutusan rantai karbon akibat adanya pemanasan saat digunakan. Pemanasan ini juga bisa membuat minyak menghasilkan senyawa peroksida yang menjadi indikator tingkat kerusakan minyak. Keberadaan senyawa peroksida inilah yang membuat minyak terasa tengik. Nah, semakin sering minyak digunakan, senyawa peroksida dalam minyak juga semakin banyak, loh!
Putusnya rantai karbon ngga hanya membuat minyak menjadi tengik, melainkan juga membuat minyak mengandung radikal bebas. Inilah yang perlu Sahabat Sehat waspadai. Radikal bebas bisa memicu terjadinya kerusakan sel. Bila terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama bisa menimbulkan penyakit kronis dan degeneratif.

Jadi, apa boleh digunakan berulang?
Sebenarnya, ada beberapa ciri untuk menentukan apakah minyak goreng masih aman digunakan. Contohnya seperti, minyak belum berubah warna menjadi hitam atau gelap, ngga ada bau tengik, dan tekstur belum menjadi kental atau lengket. Selain itu, sangat disarankan untuk segera mengganti minyak kalau sudah digunakan dua kali.
Adanya pembatasan pemakaian minyak goreng, mungkin bisa membuat ada beberapa minyak sisa yang ngga terolah. Tunggu, jangan langsung dibuang Sahabat Sehat! Selain menghindari pencermaran lingkungan, kamu bisa memanfaatkan kembali minyak jelantah tersebut dengn cara diolah menjadi lilin atau sabun. Kamu juga bisa mengumpulkan dan menyumbangkan pada komunitas peduli lingkungan. Jadi double manfaat bukan? Terhindar dari penyakit sekaligus menjaga bumi dari limbah minyak jelantah.
Semoga artkikel ini bermanfaat dan menjadikan Sahabat Sehat lebih peduli terhadap minyak goreng yang digunakan. Salam sehat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP