Emang Boleh Diabetesi Makan Gorengan?

Halo Sahabat Sehat! Apakah kamu tahu kalau diabetesi atau penderita diabetes bukan hanya membatasi makanan manis, tetapi juga perlu membatasi asupan minyak dan lemak? Jadi, boleh ngga sih seseorang yang mengalami diabetes makan gorengan? Yuk, simak artikel di bawah ini.

Jenis Minyak dan Lemak

Jadi, sebelum Sahabat Sehat mengetahui anjuran batasan konsumsi lemak, kenalan dulu yuk, sama beberapa jenis minyak dan lemak. Berdasarkan komposisi asam lemak yang dikandungnya, lemak dibagi menjadi dua, yaitu lemak jenuh dan tak jenuh. Namun lemak tak jenuh dibagi lagi menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal.

gorengan
Foto: Freepik.com

Lemak jenuh

Biasanya terkandung pada pangan hewani, seperti daging merah, susu murni. Namun beberapa terdapat dalam jumlah yang banyak pada pangan nabati, seperti minyak kelapa sawit.

Lemak tak jenuh ganda

Umumnya bersifat cair baik pada suhu ruang maupun suhu dingin. Asam lemak tak jenuh ganda umumnya ditemukan pada ikan dan seafood.

Lemak tak jenuh tunggal

Lebih dianjurkan untuk kesehatan, terutama pada penyakit tidak menular, seperti diabetes. Asam lemak tak jenuh tunggal terkandung cukup tinggi pada minyak zaitun, minyak kanola, minyak kacang tanah dan alpukat

Lemak trans

Lemak yang melalui proses hidrogenisasi dan berbahaya untuk kesehatan, terutama menyebabkan penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung. contohnya bahan pangan yang melalui proses tersebut adalah margarin, krim dan mentega.

Batasan Minyak dan Lemak untuk Diabetesi

Nah, sekarang mari bahas batasan konsumsi minyak dan lemak dalam sehari. Jadi anjuran batasan konsumsi kharian lemak, yaitu <7% untuk lemak jenuh, <10% untuk lemak tak jenuh ganda, dan 12 – 15% untuk lemak tak jenuh tunggal. Sendagkan, untuk lemak trans sangat dibatasi, yaitu kurang dari 1%.

Contohnya, satu potong bakwan mengandung 3 gram lemak jenuh, 3,3 gram lemak trans, 1,2 gram lemak tak jenuh ganda, dan 6,6 gram lemak tak jenuh tunggal. Contoh lainnya, cireng. Satu potong cireng mengandung 1,2 gram lemak jenuh, 1,2 gram lemak trans, 0,49 gram lemak tak jenuh ganda, dan 2,5 gram lemak tak jenuh tunggal.

gorengan
Foto: Freepik.com

Jadi, kalau Sahabat Sehat makan 1 bakwan dan 1 cireng sudah ngga disarankan lagi mengonsumsi makanan lainnya yang mengandung lemak atau minyak. Ini karena, kalau dijumlahkan total konsumsi lemak harian sudah mendekati batasan yang dianjurkan. Padahal lemak dan minyak ini secara alami terkandung dalam makanan dan minuman. Jadi secara sadar atau tidak, asupan lemak harian kamu akan melebihi batas yang dianjurkan jika mengonsumsi makanan dan minuman lain di hari yang sama.

Lemak dan minyak yang dianjurkan untuk diabetesi

Asupan makanan diabetesi perlu diperhatikan. Ini karena diabetesi khususnya tipe 2 mengalami penurunan fungsi insulin, yang merupakan hormon untuk mengatur kadar gula darah, sehingga hormon yang sensitif terhadap lemak menjadi aktif dan menghasilkan asam lemak bebas yang berlebih.

Asam lemak bebas akan diproses dalam hati dan mengubah high density lipoprotein (HDL) menjadi kaya akan trigliserida yang mudah dipecah oleh ginjal dan menurunkan kadar HDL. Penurunan kadar HDL akan menyebabkan penyakit tidak menular lainnya, seperti hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner.

Oleh karena itu, bagi seseorang yang mengalami diabetes, konsumsi lemak tak jenuh tunggal  lebih dianjurkan dibandingkan dengan jenis lemak lainnya karena membantu meningkatkan HDL. Jenis lemak ini biasanya terdapat pada makanan yang bersumber dari tumbuhan, seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak nabati.

Anjuran jenis olahan untuk diabetesi

Jadi untuk diabetesi pengolahan makanan yang dianjurkan itu dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan pengolahan dengan minyak sederhana lainnya seperti ditumis. Pengolahan tersebut dianjurkan karena dapat mengurangi dan membatasi asupan lemak dan minyak dalam tubuh, serta mencegah terjadinya penyakit tidak menular lainnya, seperti hipertensi dan stroke.

Penting bagi Sahabat Sehat terutama diabetesi untuk membatasi asupan minyak dan lemak untuk mencegah risiko terjadinya penyakit tidak menular.  Selain selektif dalam memilih pangan yang dikonsumsi, cara pengolahan makanan juga bisa membantu kontrol asupan minyak dan lemak.

Ditulis Oleh: 

Adinda Sekar DP

 

Adinda Sekar DP, S.Gz
Lulusan S1 Ilmu Gizi di IPB University dan saat ini sedang menempuh Pendidikan Profesi Dietisien di IPB University

 

Referensi
[Perkeni] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2021. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Jakarta (ID): Perkeni.

Siswati T, Sa’diyah A, Permatasari A, Rismayani R, Sulistiana D, Mardiyah U, Kristanto B, Puspita D, Al Indis N, Patimah, et al. 2022. Kimia Analis Bahan Pangan. Padang (ID): PT Global Eksekutif Teknologi.

Pratiwi WR, Hediningsih Y, Isworo JT. 2021. Hubungan kadar glukosa darah dengan kadar HDL (High Density Lipoprotein) pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Labora Medika. 5 (2021): 29 – 34.

[ASDI] Asosiasi Dietisien Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapu Gizi edisi 4. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.

WHO. 2023. WHO updates guidelines on fats and carbohydrates. www.who.com. Diakses pada 8 Januari 2023

Fatsecret. 2020. Kalori gizi bakwan. www.fatsecret.co.id. Diakses pada 8 Januari 2023

Fatsecret. 2020. Kalori gizi cireng. www.fatsecret.co.id. Diakses pada 8 Januari 2023

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.