Halo Sahabat Sehat! Tahukah kamu jika setiap orang memiliki ritme biologis tubuh yang beragam? Jika ditinjau dari definisinya, biological clock adalah fenomena alami yang menggambarkan tekanan yang mungkin dirasakan seseorang untuk sesaat berada di puncak masa reproduksinya
Secara ilmiah, jam biologis tubuh seseorang mengacu pada ritme harian (sirkadian) yang termasuk dalam salah satu ritme biologis tubuh. Yap, siklus yang berlangsung selama 24 jam ini mengatur berbagai proses yang terjadi dalam tubuh, mulai tidur hingga bangun.

Fakta ilmiah menyebutkan bahwa jam biologis berkaitan dengan tingkat kesuburan seseorang. Lantas, seberapa besar pengaruh biological clock ini dengan fertilitas?
Mengenal kesuburan
Fertilitas atau yang sering dijumpai dengan istilah kesuburan ini merupakan kemampuan seseorang baik laki-laki maupun perempuan untuk mendapatkan kehamilan dan kelahiran hidup. Derajat kesuburan dapat mengalami perubahan sepanjang kehidupan.
Menurut hasil penelitian yang melibatkan 990 orang warga Amerika Serikat, sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa 23 tahun adalah usia ideal untuk mendapatkan kehamilan pertama dan pada usia 49 tahun berpeluang mengalami infertilitas. Pendidikan, ras, usia, dan pendapatan adalah ragam faktor yang berkontribusi terhadap keyakinan usia ideal seseorang untuk memiliki anak.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebutkan bahwa puncak kesuburan perempuan terllihat pada awal usia 20 tahun dan mengalami penurunan sesudah usia 32 tahun. Sedangkan pada laki-laki, kesuburan mulai menurun usia 40 tahun. Hal ini didukung oleh hasil studi yang melaporkan bahwa jumlah dan kualitas sel telur maupun sperma menurun seiring bertambahnya usia.
Faktor penyebab kesuburan menurun
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap linieritas usia yang bertambah dengan tingkat kesuburan yang menurun, yaitu penurunan jumlah sel telur atau oosit yang secara alami mengalami degenerasi sebelum mencapai tahap ovulasi.
Kesehatan sel telur dan tingkat hormon reproduksi menunjukkan penurunan secara bertahap selama proses penuaan. Pada perempuan, ada beberapa kondisi yang dapat menurunkan peluang kehamilan, yakni endometriosis, poycystic ovary syndrome (PCOS), pelvic inflammatory disease (PID), uterine fibroid, hipotiroid atau hipertiroid, dan kanker.
Tanda infertilitas
Data statistik yang disajikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa sekitar 12 persen orang yang berusia 15 hingga 44 tahun ngga mendapatkan kehamilan setelah mencoba memiliki keturunan selama jangka waktu setahun. Ada beberapa hal yang menjadi tanda seseorang mengalami infertilistas.
Tanda-tanda infertilitas pada perempuan, yaitu pertama periode menstruasi yang ngga lancar, dimana tubuh ngga menghasilkan sel telur secara rutin. Kedua, ngga mendapatkan kehamilan hingga sulit hamil. Sedangkan pada laki-laki tandanya berupa masalah ejakulasi; jumlah sperma yang sedikit; ginekomasti; gangguan ereksi; nyeri pada organ reproduksi, dan dorongan seksual yang rendah.
Sahabat Sehat, data ilmiah mengenai kesuburan telah banyak dibahas. Meski demikian, kesehatan reproduksi dapat dijaga secara menyeluruh melalui penerapan gaya hidup sehat.