Hai Sahabat Sehat, gimana nih kabar kamu? Semoga saat membaca tulisan ini, kamu baik-baik saja ya. Nah, pernah kah kamu ada di momen lagi lapar tapi takut berat badan naik kalau makan? Biasanya hal ini lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki. Salah satunya adalah karena perempuan cenderung lebih memperhatikan tampilan fisiknya.
Dalam dunia psikologi, hal ini bisa menjadi gejala anoreksia nervosa. Apakah cukup asing istilah tersebut bagi kamu? Yuk simak penjelasannya di bawah ini untuk menambah pemahaman kamu ya!

Anoreksia Nervosa
Secara definisi, anoreksia nervosa adalah gangguan pola makan serius dengan ditandai rasa takut yang berlebih pada penambahan berat badan. Seseorang yang mengalami ini biasanya sudah memiliki berat badan rendah tapi tetap ingin mempertahankan berat badannya itu dengan usaha-usaha yang ekstrem. Usaha ekstrem tersebut misalnya sengaja memuntahkan makanan, membatasi asupan gizi dan berolahraga secara berlebihan.
Anoreksia nervosa termasuk gangguan mental juga karena pola pikir penderitanya yang sudah membahayakan dirinya sendiri dan tentunya menyimpang. Lantas apa sih gejala dan penyebab anoreksia nervosa ini?

Gejala dan Penyebab Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa ditandai dengan beberapa hal seperti rasa takut yang berlebihan akan kenaikan berat badan, membatasi dengan ketat jumlah makanan yang masuk pada tubuh, sering berolahraga secara berlebihan, penurunan berat badan secara drastis, tekanan darah rendah, irama jantung tidak teratur, rambut yang mudah rontok, dan lainnya.
Gangguan ini biasa dijumpai pada remaja perempuan. Beberapa hal yang melatar belakangi karena remaja perempuan lebih memperhatikan bentuk fisik dan belum stabil secara emosi sehingga lebih sensitif terhadap komentar atau kritikan terhadap kondisi fisiknya. Lalu, penyebab dari gangguan ini apa saja? Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang mengalami anoreksia nervosa.
Genetika
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini, berpotensi juga diturunkan pada anaknya. Bahkan, memiliki risiko anoreksia nervosa yang lebih tinggi karena adanya pengaruh faktor genetik.
Pola Makan yang Buruk
Kebiasaan diet yang tidak sehat dapat memicu gangguan makan. Saat seseorang menjalani diet yang ketat, perubahan suasana hati dan rasa lapar yang konstan dapat membuat otak menganggap perilaku ini sebagai hal yang normal, sehingga sulit bagi mereka untuk kembali ke pola makan yang sehat.
Psikologis
Anoreksia nervosa sering terkait dengan masalah psikologis seperti rendahnya harga diri, persepsi tubuh yang negatif, kecemasan, atau depresi. Orang dengan anoreksia nervosa mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang tubuh mereka dan merasa perlu untuk mengontrol berat badan mereka secara ekstrem.
Bagaimana Cara Mengatasi Anoreksia Nervosa?
Ada beberapa tips dalam mengatasi gangguan makan ini. Di antarnya, yaitu melakukan evaluasi medis dan diagnosa; terapi psikologis; mencari dukungan sosial dan edukasi terkait gizi; serta menerapkan manajemen stres dan keterampilan pengendalian emosi yang baik.
Dalam menangani anoreksia nervosa, langkah-langkah yang telah disebutkan sebelumnya dapat membantu seseorang dalam proses pemulihan. Dengan dukungan medis, psikologis, sosial, da pengelolaan stres, seseorang yang mengalami gangguan makan ini dapat memulai perjalanan pemulihan berkelanjutan. Penting untuk diingat bahwa tahap pemulihan perlu komitmen yang besar untuk berubah.
