Impostor Syndrome, Kondisi Psikologis di Game Among Us

Teman Sehat, tahu game Among Us? Kamu pasti hafal dengan karakter crewmate atau impostor. Yap, impostor merupakan karakter yang sedang ramai diperbincangkan, karena bertindak sebagai “penipu” dengan misi menyabosate dan membunuh crewmate. Ternyata, istilah ini sudah lama digunakan dalam dunia psikologi sebagai suatu sindrom, loh! Yuk, simak informasinya di sini!

Apa sih, Impostor Syndrome?

Impostor syndrome (IS) atau sindrom penipu pertama kali diperkenalkan oleh dua orang Psikolog bernama Clance dan Imes dalam jurnal The Imposter Phenomenon in High Achieving Women: Dynamics and Therapeutic Intervention

Clance dan Imes menyatakan bahwa sindrom ini merupakan ketidakmampuan seseorang menerima dan menghargai kesuksesannya sebagai hasil kerja dirinya sendiri. Kesuksesan ini dianggap karena peluang, keberuntungan, atau kebetulan semata, sehingga mereka merasa menjadi “penipu” di antara orang-orang sukses lain dalam circle-nya dan menimbulkan rasa takut “ketahuan“.

Apa saja gejala dan dampaknya?

Seperti disampaikan Clance dan Imes, penderita sindrom ini, mengalami keraguan diri (self-doubt) atau keraguan intelektual dan merasa dirinya ngga mampu melakukan suatu hal. Penderitanya juga kurang bisa menghargai  suatu pencapaian yang dimiliki, mengabaikan pujian, dan sangat kritis terhadap diri sendiri. Kondisi ini tentu ngga baik bagi kesehatan mental, ya.

Komplikasi kesehatan mental yang mungkin terjadi pada penderita sindrom impostor antara lain gelisah, malu, kurang percaya diri, takut menjadi penipu, frustrasi, bahkan depresi. Pada beberapa kasus, sindrom ini akan menghambat aktivitas sehari-hari, seperti takut mengambil keputusan, ngga berani mengambil risiko, selalu merasa kelelahan (burn out), dan ngga puas dengan diri sendiri yang bisa menghambat kinerja dan pengembangan dirinya.

Hal yang perlu dilakukan, jika merasakan gejalanya

Hindari melakukan self-diagnose atau diagnosis mandiri terhadap gejala psikologis apa pun. Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala psikologis di atas, sebaiknya langsung konsultasikan ke tenaga profesional seperti Psikolog atau Psikiater yang memang ahli di bidangnya. Self-diagnose akan membuat kamu merasa cemas atau overthinking terhadap hal yang belum jelas kebenarannya.

Nah, meskipun cukup berbeda dengan karakter impostor dalam game Among Us, tapi sekarang Teman Sehat sudah lebih tahu kan, tentang sindrom ini? Sayangi dan hargai dirimu dengan melakukan berbagai aktivitas positif agar kesehatan mental tetap terjaga. Yuk, share artikel ini ke orang-orang tersayang!

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.