Inilah Lauk Pauk yang Dianjurkan bagi Diabetisi!

Hai Sahabat Sehat, hidup dengan diabetes bukan berarti diabetisi harus mengonsumsi makanan khusus setiap hari atau menjalani pola diet yang ketat dan sulit untuk dijalankan. Diabetes erat kaitannya dengan pola makan, oleh karena itu diabetisi harus memahami 3J dalam pola makannya yaitu jenis makanan, jumlah atau porsi makan, dan jadwal makan yang tepat. Sebenarnya apa saja lauk pauk yang dianjurkan dan perlu dihindari diabetisi? Yuk simak artikel berikut!

Foto: Freepik

Tidak Semua Karbohidrat Dilarang bagi Diabetisi

Perlu pemahaman yang tepat perihal peran karbohidrat pada diabetisi. Pertama, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah manfaat karbohidrat itu sendiri di dalam tubuh. Karbohidrat di  dalam tubuh dicerna dan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa yang akan diserap kedalam edaran darah dan diedarkan di dalam tubuh. Glukosa adalah sumber bahan bakar utama sel-sel tubuh. Oleh karena itu, karbohidrat tetaplah menjadi bagian penting bagi diabetisi, tetapi yang harus diperhatikan adalah jenis karbohidrat dan jumlah porsi yang dikonsumsi.

Terdapat dua jenis karbohidrat yang perlu diketahui, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang paling tepat untuk diabetisi. Hal tersebut dikarenakan karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga menjaga kestabilan kadar gula darah dan memberikan energi yang lebih tahan lama dalam tubuh. Contoh pangan sumber karbohidrat sederhana yang dapat dikonsumsi diabetisi di antaranya, seperti nasi merah atau nasi cokelat, quinoa, jagung, ubi, singkong, dan gandum.

Lauk Pauk yang Dianjurkan Dikonsumsi Diabetisi!

Diabetisi juga dianjurkan mengonsumsi lauk pauk di waktu makan mereka yang bersumber dari lauk pauk dari protein hewani lemak rendah dan protein nabati dengan porsi dan pengolahan yang tepat. Protein hewani lemak rendah yang dianjurkan di antaranya, seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan daging sapi tanpa lemak. Lauk pauk tinggi lemak omega-3 dianjurkan untuk dikonsumsi diabetisi. Ikan merupakan sumber utama asam lemak omega-3, sehingga ikan merupakan sumber lemak yang baik. Beberapa jenis ikan yang tinggi omega-3 diantaranya adalah ikan salmon, ikan tuna, dan ikan kembung. 

Foto: Freepik

Protein nabati juga sangat dianjurkan menjadi salah satu lauk pauk bagi diabetisi di waktu makan, meliputi kacang-kacangan seperti kacang polong dan lentil, serta produk berbahan dasar kacang kedelai seperti tahu dan tempe dengan pengolahan yang tepat yaitu menghindari pengolahan dengan menggunakan minyak banyak,  karena akan meningkatan kandungan lemak jenuh yang tidak baik bagi kesehatan. Diabetisi dianjurkan untuk menghindari pengolahan bahan makanan yang digoreng dengan minyak banyak, sehingga pengolahan dapat diganti dengan dipanggang, dikukus, atau direbus. Selain itu, diabetisi dianjurkan untuk menghindari lauk pauk processed food atau makanan yang banyak melalui proses seperti sosis, nugget, dan bakso serta makanan sumber transfat seperti cake, krim, biskuit dengan krim.

Mengapa Diabetisi Perlu Membatasi Konsumsi Lauk Pauk Berlemak Tinggi?

Merujuk pada Perkeni 2021, diabetisi juga harus membatasi konsumsi lemak yaitu antara 20—25% dari kebutuhan kalori dalam sehari dan lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh. Pembatasan lemak pada diabetisi bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi, karena diabetisi berisiko terkena penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner dan stroke.

Jika diabetisi sering mengonsumsi lauk pauk berlemak tinggi, dapat menyebabkan lemak dan kolesterol menumpuk pada dinding arteri yang disebut aterosklerosis. Protein hewani tinggi lemak yang perlu dihindari menjadi lauk pauk diabetisi diantaranya adalah jeroan, daging olahan, kuning telur, dan susu tinggi lemak. Oleh karena itu, diabetisi dianjurkan banyak mengonsumsi lauk pauk yang kaya akan asam lemak omega-3 karena dapat membantu melindungi terhadap penyakit aterosklerosis yang akan berkembang menjadi jantung koroner yang merupakan komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes melitus. 

Sahabat Sehat sekarang sudah paham kan apa saja lauk pauk yang dianjurkan dan perlu dibatasi konsumsinya oleh diabetes? Jadi, walaupun hidup berdampingan dengan diabetes, diabetisi juga tetap harus mendapatkan zat gizi yang seimang dan beragam dari setiap waktu makan. Tetapi untuk diabetisi dengan kandungan gula darah yang tidak terkontrol, berat badan yang tidak normal, dan terdapat penyakit penyerta lainnya perlu memeriksakan diri ke dokter dan berkonsultasi lebih lanjut perihal pola makan dengan dietisien.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sahabat Sehat. Stay healthy, stay happy!

Ditulis Oleh:

Nadia Kholila, S.Gz
Penulis merupakan lulusan Sarjana Ilmu Gizi IPB University yang sedang menjalani studi Profesi Dietisien IPB University

 

Referensi

PERKENI (2021) Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia

Castro MR. 2022. Mayo Clinic The Essential Diabetes Book: A Complete Guide to Prevent, Manage, and Live Well with Diabetes 3rd Ed. New York: Mayo Clinic Press.

Delpino FM, Figueiredo LM, da Silva BGC, da Silva TG, Mintem GC, Bielemann RM, et al. Omega-3 supplementation and diabetes: A systematic review and meta-analysis [published online ahead of print, 2021 Jan 22]. Crit Rev Food Sci Nutr. 2021;1-14. doi:10.1080/10408398.2021.1875977

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.