Kenali Pemantauan Pertumbuhan Balita

Setiap bulan ibu yang mempunyai anak dibawah usia lima tahun atau balita akan membawa anak balitanya ke posyandu untuk ditimbang berat badan dan diukur panjang badan atau tinggi badan. Biasanya ibu akan senang jika berat badan balitanya naik dan tinggi badan bertambah. Apa sih sebenarnya manfaat pemantauan pertumbuhan balita? Simak,  yuk!

Mengenal Pertumbuhan Balita

mengenal pertumbuhan balita
Foto: Freepik.com

Menurut Depkes RI, pertumbuhan merupkan proses bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh, baik sebagian maupun keseluruhan, sehingga bisa diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan pada balita dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

Bayi dan balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi dan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan gizi untuk menciptakan sumber daya berkualitas.  Oleh karena itu, perlu didukung secara optimal melalui pemantauan dan penilaian status gizi dengan melihat tren pertumbuhan sesuai standar. Alat untuk memantau pertumbuhan di posyandu biasanya menggunakan Kartu Menuju Sehat atau KMS balita.

Pemantauan Pertumbuhan Balita

Sahabat Sehat, pemantauan pertumbuhan merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan balita secara teratur, yaitu penimbangan, pengisian buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan ploting titik pertumbuhan pada grafik KMS. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara rutin setiap bulan. Pencatatan dan pelaporan hasil pemantauan pertumbuhan bisa dilakukan secara manual maupun elektronik ke dalam sistem SIGIZI Terpadu.

Kemudian juga akan dilakukan penyuluhan bagi semua ibu atau pengasuh, apabila ditemukan kasus gangguan pertumbuhan maka akan segera dilakukan penanganan. Tindak lanjut bisa berupa kebijakan dan program di tingkat masyarakat, hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dalam memberdayakan keluarga.

Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi, atau dirujuk untuk konfirmasi status gizi dan evaluasi lengkap. Hal ini dilaksanakan melalui Proses Asuhan Gizi yang tepat, sehingga masalah gizi yang ditemukan dapat ditangani melalui tatalaksana kasus yang sesuai dengan permasalahannya.

memantau pertumbuhan balita
Foto: Freepik.com

Indikator Pemantauan Pertumbuhan

Kartu Menuju Sehat (KMS) balita merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) dan jenis kelamin. KMS telah mengalami perubahan tiga kali, yaitu Standar Harvard pada tahun 1974, kemudian Rujukan WHO-NCHS tahun 1990 dan Standar pertumbuhan anak WHO-2006 tahun 2008. Revisi trakhir pada tahun 2020, tetap dengan standar WHO-2006 hanya mengalami perubahan pada garis kurva pertumbuhan. Terdapat dua garis pada kurva, garis warna oranye untuk menentukan risiko gizi lebih sebagai upaya dalam rangka deteksi dini gizi lebih dan obesitas. Sedangkan garis warna merah untuk mendeteksi dini gizi kurang dan stunting.

Manfaat Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan sebaiknya dilakukan rutin setiap bulan karena perubahan berat badan merupakan indikator sensitif dan perubahan baru bisa terlihat apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan berat badan yang lebih rendah dari seharusnya bisa menjadi penanda bahwa pertumbuhan anak terganggu, sehingga berisiko mengalami kekurangan gizi.

Sebaliknya jika kenaikan berat badan lebih besar dari rata-rata anak seumurnya bisa menjadi indikasi risiko kelebihan gizi. Oleh karenanya, pemantauan pertumbuhan setiap bulan akan sangat bermanfaat bagi orang tua maupun pengasuh dalam mendeteksi dini bila terjadi masalah gizi. Dengan begitu bisa diberikan tindakan lebih cepat oleh petugas kesehatan sebelum terjadi masalah gizi buruk.

Nah Sahabat Sehat, mulai sekarang ayo pantau pertumbuhan balita setiap bulan ke posyandu. Supaya balita sehat dan terhindar dari masalah  kekurangan gizi.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Petunjuk teknis Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta, 2021.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.