Halo Teman Sehat! Kamu suka makan dan minum yang manis-manis? Yap, rasa manis jadi salah satu rasa yang paling banyak disukai. Tapi, kamu harus tau Teman Sehat kalau banyak sekali produk yang manis ternyata dibuat dari pemanis yang ngga alami atau pemanis buatan. Kamu bisa cek pada komposisi produk yang ada pada kemasannya, Teman Sehat!
Pemanis buatan adalah salah satu bahan tambahan pangan yang dibuat untuk mendapatkan atau menghasilkan produk yang diharapkan. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) No. 4 Tahun 2014, pemanis buatan adalah pemanis yang dibuat secara kimiawi dan senyawanya tidak terdapat di alam.
Harus kita ketahui, Teman Sehat kalau pemanis buatan ini dilarang digunakan pada produk pangan yang dibuat atau diperuntukkan untuk bayi, anak di bawah tiga tahun, ibu hamil, dan atau ibu menyusui.
Baca juga : 4 Pemanis Alami Selain Gula dengan Berbagai Manfaatnya
Pemanis buatan bisa memberikan rasa manis pada makanan tapi hampir ngga punya nilai gizi, Teman Sehat. Beberapa pemanis buatan boleh dikonsumsi asalkan dalam atas tertentu yang ditetapkan dalam peraturan yang dikeluarkan oleh BPOM. Mau tau pemanis buatan yang boleh dikonsumsi dan yang ngga boleh? Yuk, simak!
Beberapa Pemanis Buatan yang Banyak Digunakan!
Aspartam (Aspartame)
Teman Sehat, aspartame yang dikenal dengan nama dagang ‘equal’ ini memiliki rasa manis 60 sampai 220 kali dari sukrosa atau gula meja. Menurut BPOM, aspartam bisa dikombinasikan dengan pemanis buatan lain pada produk-produk panggang.
Aspartam boleh ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan batasan sebesar 40 mg/kg berat badan orang dewasa. Tapi, pemanis buatan ini ngga boleh dikonsumsi bagi penderita penyakit keturunan yang berhubungan dengan kelemahan mental seperti phenilketonurea (PKU), ya Teman Sehat! Hal ini disebabkan oleh penderita PKU yang ngga bisa memetabolisme asam amino fenilalanin sehingga terjadi penumpukan fenilalanin yang mengakibatkan kerusakan otak bahkan cacat mental.
Sakarin (Garam Natrium)
Lebih manis dari aspartame, sakarin memiliki rasa manis sekitar 200-700 kali lebih manis daripada sukrosa 10%, Teman Sehat! Walaupun punya after taste pahit, sakarin sering digunakan sebagai pengganti gula pada produk pangan seperti soft drinks, permen, selai, bumbu salad, gelatin rendah kalori bahkan produk lain seperti pasta gigi dan penyegar mulut, loh Teman Sehat!
Baca juga : SHAKE Garam Biar Sehat, Yuk!
Sakarin masih aman dikonsumsi kalau ngga melebihi sekitar 5 mg/kg berat badan. Konsumsi sakarin yang berlebihan bisa picu risiko kanker otak dan kantung kemih, sakit kepala, kehilangan daya ingat, kebingungan bahkan diare.
Siklamat
Pemanis ini memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih manis daripada sukrosa, Teman Sehat. Bagi penderita diabetes mellitus, maksimal penggunaan asam siklamat pada bahan pangan adalah 3 mg/kg berat badan. Kalau kelebihan, kamu bisa terkena risiko tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, Teman Sehat!
Dulsin
Nah, lain dari ketiga pemanis buatan di atas, pemanis buatan dulsin dilarang digunakan, Teman Sehat!
Jadi, beberapa pemanis buatan masih dibolehkan asalkan tetap dalam dosis yang ditentukan BPOM, ya Teman Sehat! Semoga bermanfaat.