Sangat wajar bagi remaja untuk memiliki kondisi emosional yang tidak stabil dan sering melakukan hal-hal yang sedikit sulit dimengerti. Tetapi, dibalik normalitas kondisi remaja seperti itu, orang tua juga perlu waspada ketika perilaku anak mulai jadi semakin parah, karena bisa jadi itu merupakan gejala awal dari gangguan bipolar.
Apa itu Gangguan Bipolar?
Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada kondisi emosional tubuh. Penderitanya bisa juga menunjukkan pikiran dan perilaku yang berbahaya dan tidak normal.
Sampai sekarang masih belum diketahui penyebab sesungguhnya dari gangguan bipolar ini. Tapi, ada beberapa faktor risiko yang sudah berhasil dideteksi, seperti memiliki anggota keluarga dekat dengan gangguan bipolar atau gangguan mood lainnya, mengalami kejadian yang menyebabkan trauma atau stress berlebih, atau memiliki perbedaan pada struktur dan fungsi otak.
Kenakalan Remaja Atau Gejala Bipolar?
Perubahan mood pada remaja adalah hal yang normal, karena mereka masih dalam masa pertumbuhan untuk belajar mengatur perasaan mereka sendiri. Inilah yang menyebabkan para orang tua banyak yang bingung dan sulit membedakan antara perilaku kenakalan remaja biasa dengan gejala dari penyakit yang lebih serius.
Cara yang terbaik untuk membedakannya adalah dengan mencari tahu apakah perubahan mood anak terjadi sebagai respon dari sesuatu. Beberapa contoh perilaku yang cukup wajar, misalnya marah setelah disuruh untuk belajar atau membersihkan kamar, marah ketika dimarahi orang tua tentang nilai, atau menjadi diam dan menyendiri di kamar setelah bertengkar dengan saudara atau teman. Perubahan mood yang tidak wajar dan bisa jadi merupakan gejala dari bipolar biasanya terjadi tanpa ada pemicu yang jelas.
Gejala dari Gangguan Bipolar
Penderita gangguan bipolar akan mengalami kondisi mania (tinggi) dan depresi (rendah), dan ini bukanlah perasaan senang dan sedih seperti yang terjadi pada orang normal. Kondisi yang mereka alami adalah perubahan mood yang drastis dan seringkali muncul secara tiba-tiba.
Beberapa gejala dari kondisi mania adalah kecepatan berbicara jadi lebih cepat, energi berlebih, optimisme yang berlebihan, jadi lebih sensitif, agresif, dan tidak sabar, hingga berperilaku spontan dan impulsif.
Sementara untuk gejala dari kondisi depresi adalah kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, merasa sedih berkepanjangan, lelah, merasa bersalah dan tidak berguna, tidur berlebihan atau tidak bisa tidur, kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, hingga selalu merasa marah dan khawatir.
Seiring dengan penyakitnya yang semakin berkembang, gejala gangguan bipolar pada remaja bisa juga diikuti dengan psikosis atau kesulitan membedakan hal yang nyata dan tidak. Beberapa tanda-tanda dari psikosis adalah mengalami halusinasi dan delusi.
Walaupun sampai sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan gangguan bipolar ini, perawatan sejak dini bisa sangat membantu untuk mengatasi gejalanya. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk bisa lebih mengenali setiap perilaku anak dan memberikan respon atau tindakan pencegahan yang tepat.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP