Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di Dunia

malaria dan penyebarannya

Malaria merupakan penyakit menular yang mengancam jiwa. Parasit Plasmodium sebagai penyebab malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi oleh parasit tersebut. Tahukah Sahabat Sehat kalau pada tahun 2021 lalu WHO telah meresmikan vaksin untuk mengatasi malaria?

Malaria dan gejalanya

Lima jenis parasit diketahui sebagai penyebab terjadinya malaria pada manusia, tapi dua diantaranya merupakan tipe parasit dominan dengan jumlah kasus yang tinggi, yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, dan menggigil yang berlangsung dalam kurun waktu sepuluh hingga lima belas hari sesudah terinfeksi gigitan nyamuk. Malaria yang ngga teratasi dengan baik, khususnya P. falciparum, perjalanan penyakitnya bisa mengarah lebih serius sampai mengakibatkan kematian dalam durasi dua puluh empat jam.

Kelompok yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini adalah bayi, anak berusia di bawah lima tahun, ibu hamil, dan penyandang HIV/AIDS. Tahun 2020, World Health Organization (WHO) melaporkan adanya penemuan kasus malaria di seluruh dunia sekitar dua ratus empat puluh satu juta.

Sedangkan pada tahun 2021 di Indonesia yang dikenal sebagai endemi, ditemukan sebesar 94.610 total kasus malaria. Yap, penyakit ini bukan main-main. Salah satu langkah menekan angka kematian yaitu melakukan vaksinasi. Pada Oktober tahun 2021, WHO menyetujui dan memberikan rekomendasi vaksin malaria untuk anak, yakni RTS,S/AS01 atau dikenal Mosquirix (nama dagang) sebagai langkah pengendalian.

vaksin malaria
Foto: Pexels.com

Fakta tentang vaksin Mosquirix

RTS,S/AS01 merupakan vaksin parasit pertama yang mengandung protein yang didapatkan pada permukaan P. falciparum dan virus hepatitis B. Pemberian rekomendasi vaksin ini didasari oleh berbagai uji penelitian yang telah dilakukan oleh tiga negara, yakni Ghana, Kenya, dan Malawi sejak 2019.

Sebuah studi penelitian tahun 2020, perkiraan penggunaan vaksin bisa mencegah 5,4 juta kasus dan 23.000 kematian anak yang berusia di bawah 5 lima tahun. Target vaksin ini yaitu mencegah parasit berkembang biak dalam hati dan masuk ke aliran darah.

Dosis pemberian yaitu sebanyak empat kali, yaitu tiga dosis mulai usia lima bulan hingga tujuh belas bulan dan dosis keempat yaitu delapan belas bulan. Efek samping yang dilaporkan yaitu demam dan pembengkakan atau nyeri pada area bekas suntikan.

Saat ini, sebesar 2,3 juta dosis vaksin Mosquirix telah terdistribusi pada daerah tinggi malaria dan menjangkau 800.000 anak. WHO menyebutkan vaksin Mosquirix adalah aman, hemat biaya, dan efektivitasnya hingga 30% dalam melawan parasit P. falciparum.

Sahabat Sehat, saat ini vaksin Mosquirix adalah vaksin pertama dan satu-satunya yang direkomendasikan oleh WHO dan opini positif dari Badan Pengawas Obat di Eropa (EMA). Meskipun vaksin Mosquirix belum tersedia di Indonesia saat ini, tindakan pencegahan yang bisa dilakukan yaitu mengedukasi masyarakat, menyediakan obat malaria, dan menyarankan penggunaan kelambu.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.