Sahabat Sehat, pernahkah kamu mendengar tentang tanaman ashwagandha? Ginseng asak India ini mulai mendapat perhatian di Amerika Serikat dan negara Eropa karena kemampuannya memodulasi stres dan kecemasan.
Mengenal Ashwagandha
Ashwagandha (Withania somnifera) adalah salah satu ramuan terpenting dalam Ayurveda dan digunakan sebagai pengobatan tradisional berdasarkan prinsip penyembuhan alami India. Dikenal dengan sebutan “ginseng India” dan “ceri musim dingin”, herbal termasuk adaptogen yang dimanfaatkan sebagai teh, bubuk, tincture, dan suplemen.

Bagian tanaman yang digunakan adalah akar dan buah. W. somnifera mengandung berbagai macam metabolit sekunder dengan berat molekul rendah seperti terpenoid, flavonoid, tanin, alkaloid, dan resin. Kandungan kimianya yang mencakup senyawa withanolide, alkaloid, flavonoid, dan tannin.
Ashwagandha untuk Kesehatan Badan dan Mental
Dalam pengobatan tradisional, akar ashwagandha dijadikan bubuk. Penggunaan bubuk yang paling umum adalah untuk meredakan kondisi seperti leukoderma, sembelit, insomnia, dan rematik. Pasta dari bubuk dapat dioleskan ke persendian untuk menghilangkan peradangan dan nyeri.
Daunnya kaya akan zat besi dan dikonsumsi sebagai teh herbal. Daunnya mengurangi kondisi anemia dan mereduksi kehilangan darah karena menstruasi berat. Teh herbal daunnya juga berfungsi sebagai tonik energi dan meredakan demam serta pembengkakan. Bunganya bersifat astringen, depuratif, diuretik, dan afrodisiak.
Selain bermanfaat bagi tubuh, ginseng ini juga memiliki efek positif untuk kesehatan mental. Ashwagandharishta (tonik kesehatan ashwagandha) dari biji bermanfaat dalam menangani histeria dan kecemasan. Dalam satu penelitian, para peneliti mengamati efek ginseng ini pada 66 orang penderita skizofrenia yang mengalami depresi dan kecemasan.

Pasien yang mengonsumsi 1.000 mg ekstrak per hari selama 12 minggu mengalami penurunan depresi dan kecemasan yang lebih besar daripada mereka yang menggunakan plasebo. Penelitian terbatas yang diunggah pada Journal of Clinical Psychiatry juga menunjukkan bahwa ashwagandha dapat membantu memperbaiki gangguan kognitif pada orang dengan gangguan bipolar. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung bukti ini.
Batas Aman Konsumsi
Batas jumlah konsumsi harian yang aman berkisar antara 120 mg – 2 g bergantung kebutuhan dan efek yang diinginkan. Sedangkan untuk mengurangi stres dan kecemasan dapat menggunakan dosis 500–600 mg/hari yang diminum setidaknya selama satu bulan. Dosis untuk penanganan peradangan dan melawan infeksi antara 250 mg ashwagandha atau 12 ml ekstraknya.
Dosis 500–600 mg ekstrak akarnya per hari dianggap aktif meningkatkan aspek memori. Bila ingin mengonsumsi suplemen ashwagandha, pastikan ekstrak akar yang terkandung 0,3% dan 1,5% dari withanolide. Ini adalah senyawa kunci yang diduga berperan dalam aktivitas adaptogen.
Risiko dan Efek Samping
Tanaman ini aman dikonsumsi dan tidak beracun, tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum mengonsumsinya. Tanaman ini tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil, menyusui, orang dengan kondisi penyakit tiroid, dan seseorang dengan autoimun. Individu dengan alergi terhadap nightshades atau alergi terhadap tanaman semak atau rumputan tertentu tidak dapat mentolerir ashwagandha dengan baik.
Cara Mengonsumsinya
Menurut Ayurveda (sistem pengobatan alternatif, ashwagandha paling baik dikonsumsi bersama susu dan dianggap sebagai kendaraan terbaik (Anupama) untuk tujuh sistem jaringan tubuh. Susu sangat baik untuk darah, tulang, plasma dan sistem reproduksi. Menurut Ayurveda, susu memiliki efek berbeda pada tubuh berdasarkan waktu konsumsinya di siang hari. Ashwagandha dan susu memiliki khasiat yang serupa, keduanya dianggap mampu memberikan efek peremajaan dan karenanya merupakan kombinasi yang optimal.
Sahabat Sehat, bagi kamu yang mencari tanaman herbal untuk relaksasi pikiran, bisa cobain adaptogen ashwagandha ini.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP