Melihat tumbuh kembang buah hati yang baik dan sesuai usianya merupakan harapan setiap orang tua, termasuk melihat potensi anak berprestasi. Semua itu dapat terwujud dengan dukungan pola asuh dan gizi yang baik. Keduanya merupakan perpaduan yang lengkap. Bagaimana pola asuh dan gizi yang direkomendasikan untuk mendukung anak berprestasi? Yuk, simak anjuran di bawah ini!
Rekomendasi Pola Asuh agar Anak Berprestasi
Potensi anak yang sudah ada sejak lahir perlu dikembangkan secara optimal. Pola asuh berperan penting bagi pembentukan karakter dan kecerdasan anak. Inilah rekomendasi pola asuh yang baik dan mampu menstimulasi anak hingga berprestasi.
Memberikan Dukungan Emosional
Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah meningkatkan bonding dengan anak, sehingga mampu memberikan dukungan emosional. Kontak langsung dan dekat sangat dibutuhkan anak dalam masa tumbuh kembangnya. Ia akan merasa disayang, dicintai, dan didukung untuk melakukan kegiatannya. Cara membina kedekatan tersebut, yaitu dengan mengajak berbicara sejak bayi, bercanda sambil bermain, membaca dongeng bersama, dan membiasakan saling bercerita mengenai apa yang dilakukan atau dialami setiap harinya.
Memberikan Pendidikan yang Mendukung
Pendidikan adalah hal penting untuk membekali anak, baik dalam hal akademik, maupun non akademik. Pendidikan karakter juga diperlukan. Ajaklah si kecil untuk bermain sambil belajar untuk menstimulasi perkembangan kognitifnya. Fasilitasi dengan permainan yang edukatif. Dengan kebiasaan ini, ia terbiasa berpikir dan mengetahui hal-hal baru. Rasa keingintahuannya akan semakin besar.
Berikan pula pemahaman mengenai sifat dan perilaku yang baik. Berikan contoh melalui tindakan di kehidupan sehari-hari, seperti mengajaknya membantu pekerjaan rumah, bersikap hormat kepada orang yang lebih tua, mengatur emosi dengan sabar dan tidak mudah marah, dan lainnya.
Mengenali Gaya Belajar Anak dan Membiasakan Belajar
Ada tiga gaya belajar anak, yaitu auditori, visual, dan kinestetik. Anak dengan tipe auditori lebih cepat memahami lewat indra pendengaran, sedangkan tipe visual mengandalkan penglihatannya. Anak tipe kinestetik juga berbeda lagi karena cenderung menggunakan gerakan saat belajar, seperti menggerakkan jari, tangan, atau kaki.
Orang tua harus memahami tipe belajar anak agar bisa menyediakan fasilitas pembelajaran yang sesuai. Jika sudah nyaman dalam belajar, maka anak tidak akan malas. Ia terus mengeksplorasi hal baru dan kegigihannya tersebut membuat kemampuannya semakin terasah hingga akhirnya berprestasi.
Mengajak Membaca Sejak Dini
Kebiasaan membaca sejak dini sangat membantu meningkatkan kecerdasan anak, mulai dari kemampuan verbal, kemampuan mendengarkan, berbicara, bercerita, mengungkapkan sesuatu dengan sistematis, dan berimajinasi. Mulailah dengan mengajaknya membaca buku dongeng, cerita rakyat, atau cerita pahlawan yang tentunya sarat makna. Secara beriringan, ajarkan anak menulis.
Mengajarkan Bahasa Asing
Kemampuan komunikasi juga harus diasah. Salah satunya dengan melatihnya berkomunikasi dalam beberapa bahasa. Kenalkan anak dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Penguasaan bahasa asing sejak kecil akan membantunya ketika menempuh pendidikan.
Mendorong Kreativitas dan Inovasi
Tidak hanya dari segi akademik, carilah bakat atau kemampuan anak di bidang non akademik, seperti menari, menyanyi, menggambar, dan lainnya. Sahabat Sehat bisa menemukan bakat anak dengan mengajaknya melakukan beberapa kegiatan, seperti menari, menyanyi, atau menggambar hingga mengetahui mana yang paling dikuasai si kecil. Jika ia antusias dengan sesuatu, maka optimalkan. Kemampuan di bidang non akademik ini akan meningkatkan daya kreativitas dan inovasi anak.
Menghindari Komentar yang Menjatuhkan
Anak adalah pengamat yang baik. Jadi, jangan sampai memberikan pendampingan yang salah. Pahamilah bahwa apresiasi atas kegiatan yang dilakukan anak adalah wajib. Sebaliknya, komentar yang menjatuhkan harus dihindari agar tidak menurunkan semangat anak. Tugas orang tua adalah memotivasi, tanpa menjatuhkan. Pandanglah kegagalan sebagai pembelajaran agar anak mau berusaha jadi lebih baik.
Pemberian Gizi Optimal
Selain dibentuk melalui pola asuh yang tepat, anak yang berprestasi perlu didukung dengan pemberian gizi optimal. Persiapkan anak berprestasi tersebut sejak dini dengan memberikan ASI ekslusif, MPASI yang sehat dan bergizi, hingga makanan bergizi seimbang saat sudah menginjak usia anak-anak hingga remaja.
Masa anak-anak merupakan masa pertumbuhan emas, di mana perkembangan otak berlangsung sangat cepat. Supaya perkembangan otak dan kemampuan kognitif si kecil dapat berkembang secara optimal, Sahabat Sehat hendaknya memberikan makanan sehat dan bergizi seimbang.
Itulah berbagai rekomendasi pola asuh dan aturan gizi yang tepat demi buah hati yang berprestasi. Mulailah dengan pendampingan yang baik. Bangunlah bonding yang kuat dengan anak, sehingga komunikasi berjalan dengan baik hingga ia dewasa.