Waspada GGL saat Libur Lebaran!

Halo, Teman Sehat! Gimana kabar kamu setelah libur lebaran kemarin? Pasti senang, kan bertemu dengan sanak saudara dan teman-teman. Banyaknya suguhan makanan yang diberikan saat bersilaturahmi, seperti lontong sayur, opor, kue kering, gorengan, cokelat dan soft drink, terkadang membuat kamu ngga bisa mengontrol ‘godaan’ makanan itu.

Tapi tau ngga Teman Sehat, ternyata semua suguhan yang diberikan itu bisa menyebabkan GGL, kalau kamu ngga bisa mengontrolnya. Apa sih GGL? Bahaya ngga ya buat tubuh kamu? Yuk, simak penjelasannya di sini!

GGL, apa sih?

GGL atau gula, garam dan lemak, jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan resiko timbulnya penyakit ngga menular, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dll. Saat puasa, pola makan kamu yang teratur dan kurangnya mengonsumsi makanan yang tinggi gula, garam dan lemak, bisa menurunkan resiko timbulnya penyakit ngga menular, walaupun kamu memiliki riwayat penyakit tersebut.

Tapi saat lebaran, resiko timbulnya penyakit ini akan lebih tinggi, karena pola makan yang ngga terkontrol dan banyaknya makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak yang disajikan saat lebaran.

Apa aja sih, dampak konsumsi GGL berlebih?

Menurut Permenkes No. 30 tahun 2013, konsumsi GGL yang dianjurkan adalah  50 g (gula), 2000 mg (natrium), dan 67 g (lemak total). Jika konsumsi GGL berlebih, maka akan menyebabkan resiko penyakit ngga menular. Pada tubuh, gula digunakan sebagai sumber energi. Jika gula dikonsumsi berlebih, maka akan menyebabkan insulin di dalam tubuh ngga bisa mengontrol gula menjadi sumber energi, sehingga akan menyebabkan kadar gula di dalam tubuh meningkat dan meningkatkan resiko terjadinya obesitas dan diabetes.

Garam dibutuhkan oleh tubuh buat mengatur keseimbangan air yang ada di dalam tubuh. Jika garam dikonsumsi secara berlebih, maka akan mengganggu keseimbangan cairan di dalam tubuh karena banyaknya garam yang masuk ke dalam sel. Sehingga akan menyempitkan pembuluh darah dan jantung akan memompa darah lebih cepat, yang akan meningkatkan resiko penyakit tekanan darah tinggi.

Sedangkan Lemak, di dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, transportasi vitamin (A, D, E, dan K), dll. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). LDL atau yang dikenal dengan ‘lemak jahat’, jika dikonsumsi berlebihan dari makanan berlemak dan gorengan, akan menyebabkan lemak ini menempel di pembuluh darah dan menghambat pengiriman makanan ke jantung dan otak terhambat. Sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Gimana ya, menghindari GGL?

Nah, supaya ngga beresiko terkena penyakit yang disebabkan GGL sat lebaran, yuk atur pola konsumsi makanan kamu! Menurut Dr H Ari Fahrial S., Sp PD-KGEH, MMB, kamu boleh mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula dan garam saat lebaran dengan tetap mengontrol jumlahnya.

Selain itu, konsumsi buah dan sayur untuk mengurangi lemak dan kolestrol pada tubuh. Pengaturan porsi dan pola makan juga penting, menurut dr Andri Budiman, Sp PD. Porsi makanan yang sesuai kebutuhan dan pola makan yang teratur akan membantu menontrol pola makan kamu dan mengurangi resiko penyakit yang disebabkan GGL.

Nah, Teman Sehat udah tau, kan apa itu GGL  dan dampak yang diberikan? Yuk, tetap sehat selama liburan dan berilaturahmi bersama keluarga, agar manfaat di bulan Ramadan kemarin tetap terasa.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.