Yuk, Bentengi Diri dari Sindrom FoMO!

Teman Sehat, pernahkah kamu mendengar istilah sindrom FoMO? Fear of Missing Out yaitu perasaan takut kurang up to date, ketinggalan informasi, ketinggalan tren masa kini yang membuat ngga bisa jauh-jauh dari lingkungan sosial. Apalagi saat pandemi seperti ini, semuanya dilakukan serba online sehingga sindrom FoMo cenderung lebih mudah terjadi. Kira-kira apakah kamu merasa terkena FoMo? Yuk, cari tahu penjelasannya di sini!

Apa itu FoMO?

Woman, Coffee, Phone, Portrait, Lady, Bar, Street, Girl

Lebih lengkapnya, FoMO yaitu kekhawatiran saat orang lain memiliki sesuatu yang lebih baik dari dirinya, sehingga selalu terdorong untuk melakukan lebih dari yang lain. Ciri-cirinya seperti selalu memantau media sosial, merasa tersingkir ketika ngga mengetahui aktivitas terkini, lalu memunculkan rasa ngga nyaman, mudah tersinggung, dan stres karena ngga mampu jauh dari media sosial. Ciri-ciri ini menandakan kamu terjangkit sindrom ini, loh!

Berbahayakah?

Girl, Young Woman, Awakening, Relaxation, Listening

Sindrom ini bisa jadi berbahaya karena mengakibatkan depresi. FoMO membuat overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan, khawatir, sampai akhirnya depresi. Sindrom ini juga bisa menyebabkan hilangnya jati diri, loh! Kamu yang  suka memerhatikan komentar orang lain tentang dirimu, membuat ingin selalu berusaha tampil ‘wah’. Hati-hati kalau hal ini terus terjadi, bisa dijamin kamu akan sulit mendapatkan kebahagiaan. 

Cara mengatasi

Supaya kamu bisa mengatasi sindrom FoMo, berikut cara-cara yang harus dilakukan:

Office, Business, Accountant, Accounting, Notebook

  1. Matikan notifikasi

Munculnya notifikasi, membuat kamu selalu mengawasi media sosial. Rasa penasaran menjadikan pikiran semakin terobsesi. Kalau informasi sosial media bermanfaat untuk diri sendiri maka bukan jadi masalah, tapi kalau informasi tersebut justru digunakan untuk menyaingi kehidupan orang lain, sebaiknya segera tinggalkan, ya!

  1. Batasi penggunaan media sosial

Menyibukkan diri dengan hal lain bisa dicoba untuk meminimalkan kegiatan di media sosial, misalnya membaca buku, bermain musik, menulis, berkebun, melukis atau apapun aktivitas tanpa media sosial. Siapa tahu kamu bisa mengasah dan menemukan hobi baru, kan?!

  1. Jadikan keluarga sebagai teman curhat

Meng-update kegiatan sehari-hari di akun media sosial dan mengharap komentar dari orang lain mungkin menimbulkan kebahagiaan tersendiri. Komentar positiflah yang pastinya diinginkan, tapi ada saja orang yang menilainya secara negatif meskipun apa yang kamu lakukan benar. So, daripada curhat di media sosial mending curhat kepada keluarga yang pastinya memberi dukungan.

  1. Menulis buku harian pribadi

Mengungkapkan secara langsung mungkin sulit buat sebagian orang. Jalan lain untuk mencurahkan isi hati yaitu dengan menulis buku harian. Kamu bisa menulis kegiatan sehari-hari yang lama kelamaan akan mengasyikkan, loh!

  1. Bersyukur

Mensyukuri apa yang dimiliki menjadi solusi terhindar dari sindrom ini. Kamu ngga akan mengikuti apa yang orang lain lakukan karena setiap orang memiliki kehidupan yang berbeda. Jalani hidupmu sesuai dengan apa yang kamu miliki ya, Teman Sehat!

Pikirkan dampak yang kamu dapat kalau terlalu ingin tahu kehidupan orang lain. Yuk, aktif di media sosial tanpa terpengaruh kehidupan orang lain! Jika kamu merasa informasi ini penting, jangan lupa bagikan ke orang di sekitar kamu, ya.

Editor & Proofreader: Mega Kurniawati, SGz

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.