Halo Teman Sehat! Nasi masih menjadi sumber karbohidrat nomor satu yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bahkan banyak yang beranggapan “belum kenyang kalau belum makan nasi”, padahal sebelumnya udah mengonsumsi sumber karbohidrat lain seperti mie atau roti. Nasi yang biasa kita konsumsi berasal dari tanaman serealia padi (Oryza sativa). Nah, selain nasi ada tanaman serealia lokal Indonesia lainnya yang bisa jadi alternatif sumber karbo. Apa aja ya? Let’s check it out!
Hanjeli/jali (Coix lacryma-Jobi)
Teman Sehat pernah mendengar tanaman ini? Hanjeli sering disalah artikan dengan jail-jali/jelai/barley (Hordeum vulgare) karena namanya yang mirip, padahal keduanya berbeda. Barley berasal dari luar negeri, sedangkan hanjeli asli Indonesia (Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan). Biji hanjeli dapat diolah menjadi nasi, bubur, tape, dodol dan sebagainya. Serealia ini kaya akan protein, kalsium, zat besi, thiamine (vitamin B1). Selain itu, hanjeli juga kaya asam lemak esensial (oleat dan linoleat), miristat dan palmitat, sehingga bisa dimanfaatkan menjadi minyak goreng nabati. Tepung biji hanjeli dapat dimanfaatkan menjadi brownies atau dijadikan puff pada snack bar.
Meskipun merupakan tanaman asli Indonesia, sayangnya budidaya hanjeli masih jarang di Indonesia, sehingga cukup sulit untuk mendapatkannya. Tapi jangan khawatir, kamu bisa mencarinya di toko-toko online. Jangan lupa tambahkan kata coix setelah kata hanjeli ya, agar ngga tertukar dengan barley!
Sorgum
Sorgum terdengar seperti tanaman serelia luar negeri, padahal asli Indonesia loh! Sorgum kaya antioksidan, zat besi, serat pangan, kalsium, fosfor, magnesium. Selain diolah seperti nasi, biji sorgum juga bisa dijadikan olahan roti, bubur, minuman dan keripik. Kandungan energi sorgum lebih rendah (329 kkal/100 g) dari beras pecah kulit (362 kkal/100 g). Sorgum juga mengandung riboflavin (vitamin B2) lebih tinggi dibanding beras.
Rendahnya konsumsi nasi sorgum disebabkan oleh budaya makan nasi dari beras yang masih mengakar di masyarakat. Di lain sisi, sorgum juga mengandung tannin yang menyebabkan warna kusam dan rasa agak sepat sehingga kurang disukai. Tapi hal tersebut bisa dihindari dengan merendam sorgum selama 36-72 jam.
Jewawut/jawawut
Tahukah kamu, ternyata jewawut atau yang lebih dikenal dengan nama millet ini pernah menjadi makanan pokok masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara sebelum padi dikenal? Biji jewawut bisa dikonsumsi seperti nasi, dijadikan tepung, bubur, bahkan bahan minuman berenergi tinggi loh! Jewawut kaya akan kalsium serta mengandung gluten, sehingga bisa menggantikan tepung terigu. Jewawut mengandung glukan yang berfungsi sebagai imunomodulator, antiaterosklerosis, antiradiasi dan antioksidan.
Meskipun memiliki nilai fungsional yang cukup tinggi, tapi sayangnya kini jewawut masih hanya digunakan sebagai pakan burung, padahal sangat berpotensi untuk dijadikan makanan pokok alternatif selain beras. Begitu pula dengan hanjeli dan sorgum yang masih kurang dikenal sebagai sumber pangan fungsional.
So, setelah berkenalan dengan ketiga serealia lokal di atas, apakah Teman Sehat semakin tertarik mencobanya? Yuk, wujudkan ketahanan pangan Indonesia dengan menganekaragamkan makananmu dengan pangan lokal.
Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia, SGz