Terasi merupakan bumbu khas Indonesia yang memberikan cita rasa khas, bumbu berwarna coklat kehitaman ini terbuat dari fermentasi udang atau ikan. Tahukah Sahabat Sehat, ada juga bumbu fermentasi udang serupa terasi dari berbagai negara di Asia loh. Apa saja? Simak lima bumbu berikut.
![bumbu](https://linisehat.com/wp-content/uploads/2024/07/udang-2-e1721833627783.jpg)
Nappi dari Bangladesh
Indonesia punya terasi, Bangladesh, India punya nappi sebagai produk fermentasi ikan paling populer. nappi juga merupakan produk fermentasi udang yang dilakukan dengan penggaraman sekitar 2,5-5% kemudian dan fermentasi selama 7-10 hari.
Nappi dianggap sebagai pangan sumber protein yang tidak mahal bagi masyarakat kurang mampu. Dalam artikel yang dimuat dalam Research Square, nappi mengandung protein 34,93%, karbohidrat 1,39%, dan lemak 8,53%. Persentase tersebut kurang lebih sama dengan terasi kemasan di Indonesia.
Saewoojeot dari Korea
Saewoojeot atau saeujeot merupakan salah satu dari banyaknya jeotgal atau produk fermentasi. Produk fermentasi asal negeri ginseng tersebut diproduksi dengan penggaraman 30-40% dengan fermentasi selama 4-5 bulan, hasilnya berwarna coklat kemerahan.
Produk saewoojeot menjadi pengganti garam yang umum digunakan. BIasanya digunakan pada pembuatan kimchi, semur, atau sup. Uniknya, ada beberapa macam saewoojeot, yaitu Detteugijeot dari udang kuruma yang ditangkap ketika musim semi.
Red shrimp jeot terbuat dari udang merah yang ditangkap ketika musim panas. Yukjeot terbuat dari udang yang ditangkap pada bulan Juni, dan Chujeot yang terbuat dari udang yang ditangkap ketika musim gugur.
Belacan dari Malaysia dan Brunei
Belacan merupakan sebutan pasta fermentasi udang di Malaysia dan Brunei. Menurut Sains Malaysiana, sejarah paling populer memaparkan belacan diproduksi sejak lebih dari 200 tahun lalu di Malacca dan sebelumnya dikenal sebagai ‘Malacca Cheese”
Daripada Nappi, pembuatan belacan Brunei menggunakan persentase garam yang lebih tinggi, yaitu 15-20% garam kasar dan disimpan dalam karung plastik. Namun, belacan malaysia menurut Hajep dalam Sains Malaysiana menggunakan 4-10% garam dengan waktu fermentasi selama 1-2 minggu. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of Ethnic Food, belacan Brunei bisa memiliki kualitas karakteristik sama atau lebih rendah daripada saewoojeot Korea.
![fermentas udang](https://linisehat.com/wp-content/uploads/2024/07/udang-1-e1721833646436.jpg)
Kapi dari Thailand
Bumbu fermentasi udang dari Thailand disebut kapi. Jenis udang yang digunakan adalah krill (Mesopodopsis orientalis) atau udang kecil (Acetes vulgaris). Pembuatannya menggunakan rasio udang dan garam masing-masing 5:1.
Waktu fermentasinya sekitar 1 bulan atau juga bisa lebih, hasil akhirnya memiliki variasi warna, yaitu merah muda, abu-abu muda hingga tua atau abu-abu kecoklatan, teksturnya pun ada yang lembut dan kering keras. Berdasarkan International Aquatic Research, dari 11 produk kapi, kandungan proteinnya berkisar antara 29,4-53,2%.
Ngapi dari Myanmar
Ada 2 macam ngapi, yaitu nga-ngapi terbuat dari ikan air tawar dan hmyin atau seinsa ngapi terbuat dari udang. Ada dua macam pengolahan ngapi di Myanmar. Pertama ngapi yay, yaitu pasta fermentasi ikan sebagai saus dengan sayuran untuk konsumsi sehari-hari.
Kedua, ngapi gyet, yaitu menggunakan pasta fermentasi sebagai bumbu dengan beberapa bumbu lain yang untuk konsumsi masyarakat yang tidak mampu membeli ikan segar atau karena kurangnya ketersediaan ikan segar selama musim kemarau.
Dari kelima bumbu fermentasi udang yang disebutkan di atas, produk dari negara mana yang menarik untuk dicoba menurut Sahabat Sehat? Ada kemungkinan perbedaan tekstur dan warna karena perbedaan jenis udang yang digunakan, lama fermentasi, dan metode pembuatannya.