5 Bumbu Fermentasi Udang dari Negara Asia

Terasi merupakan bumbu khas Indonesia yang memberikan cita rasa khas, bumbu berwarna coklat kehitaman ini terbuat dari fermentasi udang atau ikan. Tahukah Sahabat Sehat, ada juga bumbu fermentasi udang  serupa terasi dari berbagai negara di Asia loh. Apa saja? Simak lima bumbu berikut. 

bumbu
Foto: Freepik.com

Nappi dari Bangladesh

Indonesia punya terasi, Bangladesh, India punya nappi sebagai produk fermentasi ikan paling populer. nappi juga merupakan produk fermentasi udang yang dilakukan dengan penggaraman sekitar 2,5-5% kemudian dan fermentasi selama 7-10 hari. 

Nappi dianggap sebagai pangan sumber protein yang tidak mahal bagi masyarakat kurang mampu. Dalam artikel yang dimuat dalam Research Square, nappi mengandung protein 34,93%, karbohidrat 1,39%, dan lemak 8,53%. Persentase tersebut kurang lebih sama dengan terasi kemasan di Indonesia.

Saewoojeot dari Korea

Saewoojeot atau saeujeot merupakan salah satu dari banyaknya jeotgal atau produk fermentasi. Produk fermentasi asal negeri ginseng tersebut diproduksi dengan penggaraman 30-40% dengan fermentasi selama 4-5 bulan, hasilnya berwarna coklat kemerahan. 

Produk saewoojeot menjadi pengganti garam yang umum digunakan. BIasanya digunakan pada pembuatan kimchi, semur, atau sup. Uniknya, ada beberapa macam saewoojeot, yaitu Detteugijeot dari udang kuruma yang ditangkap ketika musim semi. 

Red shrimp jeot terbuat dari udang merah yang ditangkap ketika musim panas. Yukjeot terbuat dari udang yang ditangkap pada bulan Juni, dan Chujeot yang terbuat dari udang yang ditangkap ketika musim gugur.  

Belacan dari Malaysia dan Brunei

Belacan merupakan sebutan pasta fermentasi udang di Malaysia dan Brunei. Menurut Sains Malaysiana, sejarah paling populer memaparkan belacan diproduksi sejak lebih dari 200 tahun lalu di Malacca dan sebelumnya dikenal sebagai ‘Malacca Cheese

Daripada Nappi, pembuatan belacan Brunei menggunakan persentase garam yang lebih tinggi, yaitu 15-20% garam kasar dan disimpan dalam karung plastik. Namun, belacan malaysia menurut Hajep dalam Sains Malaysiana menggunakan 4-10% garam dengan waktu fermentasi selama 1-2 minggu. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of Ethnic Food, belacan Brunei bisa memiliki kualitas karakteristik sama atau lebih rendah daripada saewoojeot Korea. 

fermentas udang
Foto: Pixabay.com

Kapi dari Thailand

Bumbu fermentasi udang dari Thailand disebut kapi. Jenis udang yang digunakan adalah krill (Mesopodopsis orientalis) atau udang kecil (Acetes vulgaris). Pembuatannya menggunakan rasio udang dan garam masing-masing 5:1. 

Waktu fermentasinya sekitar 1 bulan atau juga bisa lebih, hasil akhirnya memiliki variasi warna, yaitu merah muda, abu-abu muda hingga tua atau abu-abu kecoklatan, teksturnya pun ada yang lembut dan kering keras. Berdasarkan International Aquatic Research, dari 11  produk kapi, kandungan proteinnya berkisar antara 29,4-53,2%.

Ngapi dari Myanmar

Ada 2 macam ngapi, yaitu nga-ngapi terbuat dari ikan air tawar dan hmyin atau seinsa ngapi terbuat dari udang. Ada dua macam pengolahan ngapi di Myanmar. Pertama ngapi yay, yaitu pasta fermentasi ikan sebagai saus dengan sayuran untuk konsumsi  sehari-hari. 

Kedua, ngapi gyet, yaitu menggunakan pasta fermentasi sebagai bumbu dengan beberapa bumbu lain yang untuk konsumsi masyarakat yang tidak mampu membeli ikan segar atau karena kurangnya ketersediaan ikan segar selama musim kemarau. 

Dari kelima bumbu fermentasi udang yang disebutkan di atas, produk dari negara mana yang menarik untuk dicoba menurut Sahabat Sehat? Ada kemungkinan perbedaan tekstur dan warna karena perbedaan jenis udang yang digunakan, lama fermentasi, dan metode pembuatannya.

Referensi

Chakma, T., Sarker, B. S., Majumdar, P. R., Saha, D., Hoque, A. B. M. A., & Hossain, M. B. (2015). Comparisons of human pathogenic microorganisms in fresh and stored ‘Nappi’(Fish-Paste)-An ethnic foodstuff of Bangladesh. World J Dairy Food Sci, 10(1), 60-67. https://journalofethnicfoods.biomedcentral.com/articles/10.1186/s42779-024-00231-9 

https://www.researchgate.net/figure/Processing-technique-of-traditional-fermented-product-Nappi-Legend-of-Figure-1-The_fig1_277813197. 216_Proximate_Composition_of_Nappi_and_its_way_of_marketing_in_Bangladesh. Diakses 9 Juli 2024.

Hlaing, M. T., Oo, C. C., & Ni, K. T. (2018). An Investigation into the Quality Improvement of Myanmar Ngapi (Doctoral dissertation, MERAL Portal). https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:G6gDg9q0awMJ:scholar.google.com/+Ngapi+Myanmar&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses 9 Juli 2024. 

Monwar, M. M., Islam, M. R., Nirjar, S. D., Khan, M. A. A., Alam, M. S., Ali, A., & Ahmed, I. (2024). Proximate Composition of Nappi and its way of marketing in Bangladesh. https://www.researchgate.net/publication/377654216_Proximate_Composition_of_Nappi_and_its_way_of_marketing_in_Bangladesh. Diakses 9 Juli 2024. 

Nakamura, A., Kondo, A., Takahashi, H., Keeratipibul, S., Kuda, T., & Kimura, B. (2022). Microbiological safety and microbiota of Kapi, Thai traditional fermented shrimp paste, from different sources. LWT, 154, 112763. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0023643821019162. Diakses 9 Juli 2024.

kanalpengetahuan. 2018. Terasi, Produk Fermentasi sebagai Bumbu Tradisional Khas Indonesia yang Terkenal di Kawasan Asia. UGM.ac.id. https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2018/1341-terasi-produk-fermentasi-sebagai-bumbu-tradisional-khas-indonesia-yang-terkenal-di-kawasan-asia.html

Kim, Y. B., Choi, Y. S., Ku, S. K., Jang, D. J., binti Ibrahim, H. H., & Moon, K. B. (2014). Comparison of quality characteristics between belacan from Brunei Darussalam and Korean shrimp paste. Journal of Ethnic Foods, 1(1), 19-23. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352618114000079. Diakses 9 Juli 2024.

Khudair, A. J., Zaini, N. S. M., Jaafar, A. H., & Meor, A. S. (2023). Production, organoleptic, and biological activities of Belacan (shrimp paste) and Pekasam (fermented freshwater fish), the ethnic food from the Malay Archipelago. Sains Malaysiana, 52(4), 1217-1230. https://www.researchgate.net/publication/371416808_Production_Organoleptic_and_Biological_Activities_of_Belacan_Shrimp_Paste_and_Pekasam_Fermented_Freshwater_Fish_the_Ethnic_Food_from_the_Malay_Archipelago. Diakses 9 Juli 2024.

Kim, S. M., Park, J. G., Kim, K. B. W. R., Saeki, H., Nakamura, A., Lee, J. W., … & Ahn, D. H. (2008). Changes in the Allergenicity of Saeujeot by Fermentation. Food science and biotechnology, 17(5), 919-924. https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:uFhbxFcjldwJ:scholar.google.com/+saeujeot&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses 9 Juli 2024. 

Koo, O. K., Lee, S. J., Chung, K. R., Jang, D. J., Yang, H. J., & Kwon, D. Y. (2016). Korean traditional fermented fish products: jeotgal. Journal of Ethnic Foods, 3(2), 107-116. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352618116300506. Diakses 9 Juli 2024.

Lim, J. Y., Choi, Y. J., Lee, S. Y., Lee, M. J., Yang, H. I., Kim, E. H., … & Lee, M. A. (2022). Bacteria compositions and metabolites of kimchi as affected by salted shrimp (saeujeot). International Journal of Food Properties, 25(1), 2332-2347. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10942912.2022.2135534. Diakses 9 Juli 2024. 

Pongsetkul, J., Benjakul, S., Sampavapol, P., Osako, K., & Faithong, N. (2014). Chemical composition and physical properties of salted shrimp paste (Kapi) produced in Thailand. International Aquatic Research, 6, 155-166. https://link.springer.com/article/10.1007/s40071-014-0076-4. Diakses 9 Juli 2024.

Prihanto, A. A., & Muyasyaroh, H. (2021). The Indonesian fermented food product terasi: history and potential bioactivities. Systematic Reviews in Pharmacy, 12(2), 378-384.. https://www.researchgate.net/profile/Asep-Prihanto/publication/348295006_The_Indonesian_Fermented_Food_Product_Terasi_History_and_Potential_Bioactivities/links/5ffbc6c192851c13fe02f434/The-Indonesian-Fermented-Food-Product-Terasi-History-and-Potential-Bioactivities.pdf. Diakses 4 Juli 2024. 

Ramadhaneswara, E. (2019). Analisis Proksimat dan Organoleptik Terasi Kemasan Di Wilayah Kota Malang (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya). https://repository.ub.ac.id/id/eprint/170944/. Diakses 9 Juli 2024

Tezzo, X., Aung, H. M., Belton, B., Oosterveer, P., & Bush, S. R. (2021). Consumption practices in transition: Rural-urban migration and the food fish system in Myanmar. Geoforum, 127, 33-45. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016718521002591. Diakses 9 Juli 2024. 

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.