Teman Sehat, stroke merupakan penyakit penyebab cacat tubuh dan kematian tertinggi di dunia. Nyatanya, hampir 15 juta orang di dunia sedang berjuang melawan penyakit stroke setiap tahunnya, loh! Sebanyak 5 juta diantaranya telah mengalami kematian dan 5 juta orang lainnya mengalami cacat permanen akibat stroke. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya mencegah stroke sedini mungkin. Akan tetapi, benarkah upaya pencegahan dengan mengurangi konsumsi telur bisa menurunkan risiko stroke? Yuk, simak penjelasannya di sini!
Telur dan stroke
Telur memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, seperti protein, asam lemak esensial, antioksidan, kolin dan mineral. Namun, apa kamu sadar bahawa telur memiliki kaitan yang cukup erat dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah?
Stroke disebabkan oleh adanya penyumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah di bagian otak sehingga memerlukan penanganan yang cukup serius. Belakangan ini, banyak penelitian mengenai manfaat telur sebagai salah satu bahan pangan yang bisa membantu mencegah stroke. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang rutin mengonsumsi telur setiap hari memiliki risiko terkena stroke 12% lebih rendah daripada yang ngga mengonsumsinya.
Kandungan HDL telur
Telur banyak mengandung HDL (High Density Lipoprotein) yang juga dikenal sebagai kolestrol baik. HDL inilah yang bermanfaat untuk kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kandungan protein yang tinggi pada telur juga mungkin bisa membantu menurunkan tekanan darah. Dalam telur juga terdapat lutein dan zeaxanthin yang berperan sebagai antioksidan dan anti radang.
Kontroversi
Ternyata, pendapat bahwa telur mampu mengurangi risiko stroke dibatasi oleh jurnal yang dikeluarkan Frontiers in Nutrition yang menunjukkan bahwa risiko stroke ngga semata-mata turun dengan banyak mengonsumsi telur. Konsumsi 1 hingga 4 butir telur per minggu memang bisa menurunkan kemungkinan terkena stroke, namun hasil sebaliknya justru bisa terjadi jika kamu mengonsumsi lebih dari 6 butir telur per minggu. Hasil penelitian ini terbukti signifikan bagi orang-orang Asia, namun berbeda halnya untuk orang Eropa dan Amerika Utara.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa gaya hidup dan kebiasaan makan juga sangat berpengaruh terhadap risiko stroke. Faktanya, penelitian ini hanya menggunakan data yang masih sangat terbatas. Beberapa faktor seperti bentuk pengolahan masih belum diperhatikan. Misalnya telur tersebut digoreng atau direbus, dikonsumsi secara utuh atau hanya sebagai bahan pelengkap.
Nah Teman Sehat, telur memang dapat dijadikan sebagai sumber makanan sehat. Mengonsumsi telur terbukti bisa mengurangi risiko terkena stroke. Tapi, bukan berarti bisa dikonsumsi secara berlebihan ya! Kamu juga harus mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan sehat lainnya agar asupan gizi kamu selalu terjaga. Jangan lupa untuk melengkapinya dengan berolahraga secara rutin.Share informasi bermanfaat ini ke teman-teman kamu, ya!
Editor & Proofreader: Mega Kurniawati, SGz