Cegah PJK dengan Gaya Hidup Aktif sebagai Pekerja

Tahukah Sahabat Sehat bahwa gaya hidup sedentari atau tidak aktif, merupakan salah satu faktor risiko utama beragam penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner (PJK), pada pekerja?

Sebuah kajian studi-studi prospektif berjudul ‘Sedentary Behaviour and Cardiovascular Disease: A Review of Prospective Studies’ menunjukkan bahwa pekerja yang menghabiskan sebagian besar waktu kerjanya dengan berduduk diam, memiliki risiko beragam penyakit kardiovaskular hingga 68% lebih tinggi dibandingkan pekerja yang lebih aktif.

Foto: Pexels

Bahkan, menurut penelitian oleh Onagbiye et al. (2024), setiap jam yang kita habiskan dengan berduduk diam atau aktivitas fisik rendah atau sedentary lainnya, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 5%, lho! Yuk, ikuti tips sederhana berikut ini untuk perlahan-lahan meningkatkan aktivitas fisik harian kamu!

Peregangan Ringan Teratur

Jika memungkinkan, usahakan untuk melakukan rehat sejenak setiap 1-2 jam kerja dan
melakukan aktivitas ringan. Tidak perlu meninggalkan meja kerja, kamu bisa mengisinya dengan berdiri, peregangan ringan, dan mengatur napas sejenak. Selain meningkatkan aktivitas fisik, kebiasaan ini juga dapat membantu merilekskan otot yang tegang dan kaku setelah duduk berjam-jam selama bekerja. Melakukan peregangan juga bisa memperbaiki mood dan performa kerja, lho!

Gunakan Tangga dibanding Lift

Ternyata mengganti kebiasaan menaiki lift dengan menaiki tangga dapat menurunkan risiko beragam penyakit kardiovaskular, termasuk PJK. Sahabat Sehatbisa mulai perlahan membiasakan diri menggunakan tangga. Jika ngga memungkinkan, ngga perlu menempuh semua lantai dengan tangga, kok!

Padu-padankan Gaya Commuting Sehari

Ternyata memadu-padankan kegiatan perjalanan pulang dan pergi ke kantor setiap hari
dengan berjalan kaki dan bersepeda di samping moda transportasi lainnya dapat menurunkan risiko dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Sahabat Sehat dapat memilih rute yang mengharuskan untuk berjalan kaki dengan jarak yang lebih jauh, misalnya dengan parkir atau memilih halte bus dan stasiun yang berjarak lebih jauh.

Libatkan Keluarga atau Rekan Terdekat

Dukungan dan motivasi dari luar diri sendiri dapat menjadi pemicu diri untuk terus melakukan perubahan. Selain itu, melibatkan orang terdekat dapat membantu menciptakan kebiasaan, atau habit, dan tidak berhenti di tengah perjalanan. Ajak keluarga atau rekan terdekat untuk berolahraga bersama-sama yang menyenangkan, seperti berjalan kaki pagi, mengikuti klub olahraga bagi pemula, atau senam pagi setiap akhir pekan.

Foto: Pexels

Mulai dari Langkah Kecil

Meningkatkan aktivitas fisik di tengah kesibukan sebagai pekerja memang tidaklah mudah. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil ini bisa membantu untuk perlahan menerapkan gaya hidup aktif sebagai pekerja. Kuncinya yakni konsistensi. Yuk, Sahabat Sehat, perlahan penuhi anjuran aktivitas fisik dari Kemenkes untuk jantung sehat, yakni olahraga dengan intensitas sedang sebanyak 150 menit/minggu atau 30 menit per hari, 5 kali dalam seminggu!

Ditulis Oleh:

Ghina Mufida, S.Gz
Gizi Masyarakat, FEMA, IPB University.
Mahasiswa Profesi Dietisien IPB University.

Referensi

Albulescu, P., Macsinga, I., Rusu, A., Sulea, C., Bodnaru, A., & Tulbure, B. T. (2022). “Give me a break!” A systematic review and meta-analysis on the efficacy of micro-breaks for increasing well-being and performance. PloS one. 17 (8): e0272460.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272460

Carlos A Celis-Morales. 2017. Association between active commuting and incident cardiovascular disease, cancer, and mortality: prospective cohort study. BMJ. 357. doi:
https://doi.org/10.1136/bmj.j1456.

Ford ES, Caspersen CJ. 2016. Sedentary behaviour and cardiovascular disease: a review of prospective studies. International journal of epidemiology, 41(5), 1338–1353.
https://doi.org/10.1093/ije/dys078

Kemenkes. 2018. Aktivitas Fisik 150 Menit per minggu agar jantung sehat. Dikutip 4 Januari 2024. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/aktivitas-fisik-150-menit-per-minggu-agar-jantungsehat#:~:text=Dianjurkan%20setiap%20orang%20melakukan%20Aktivitas,sebanyak%203/4%20kali%20seminggu.

Larsen, B. A., Strong, D., & Linke, S. E. 2014. The association between family and friend
integration and physical activity: results from the NHIS. International journal of behavioral medicine, 21(3), 529–536. https://doi.org/10.1007/s12529-013-9318-x

Nick et al. 2013. Psychosocial Risk Factors for Coronary Heart Disease.
A consensus statement from the National Heart Foundation of Australia. MJA 199 (3).

Njiro, B. J., Ndumwa, H. P., Waithera, H. W., Chande, R., Julius, W., Mashili, F., Mwita, J. C., Swahn, M. H., Staton, C., & Francis, J. M. 2024. Epidemiology of non-communicable diseases among professional drivers in LMICs: a systematic review and meta-analysis. Health promotion international. 39 (4): daae087. https://doi.org/10.1093/heapro/daae087

Onabgiye S, Guddemi A,Baruwa OJ, Alberti F, Ricci H, Gaeta M, Schmid D, Ricci C. 2024. Association of sedentary time with risk of cardiovascular diseases and cardiovascular mortality: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. Prev Med. 179:107812. doi: 10.1016/j.ypmed.2023.107812.

Rippe J. M. 2018. Lifestyle Strategies for Risk Factor Reduction, Prevention, and Treatment of Cardiovascular Disease. American journal of lifestyle medicine, 13(2), 204–212.
https://doi.org/10.1177/1559827618812395

Tavoian, D., & Craighead, D. H. 2023. Deep breathing exercise at work: Potential applications and impact. Frontiers in physiology, 14, 1040091.
https://doi.org/10.3389/fphys.2023.1040091

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.