Tahukah Sahabat Sehat jika kejadian Stunting di Indonesia masih terbilang cukup tinggi? Menurut Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2021 persentase angka stunting mencapai 24,4%. Mayoritas kasus stunting bermula sebelum 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau sebelum bayi lahir. Hal ini disebabkan karena ibu kekurangan gizi dan anemia saat remaja sampai saat kehamilan.
Peringatan Hari Gizi Nasional ke 63 pada Tahun 2023 mengangkat Tema “Protein Hewani Cegah Stunting”. Disamping tetap mengonsumsi jenis makanan sumber zat gizi yang beragam mengapa harus ditekankan protein hewani untuk cegah stunting? Yuk simak rekomendasi pentingnya memenuhi gizi ibu sejak masa kehamilan menurut Kementrian Kesehatan Indonesia dalam Isi Piring Setiap Makan!

Makanan Pokok
Kelompok sumber makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat seperti beras, kentang, jagung, singkong, ubi, talas, sorgum, sagu dan produk olahannya. Besar porsi makanan pokok untuk ibu hamil pada trisemester pertama adalah 5 porsi per hari. Sedangkan untuk trisemester kedua dan ketiga adalah 6 porsi per hari. Satu porsi makanan pokok setara dengan 100 gram atau ¾ gelas nasi.
Protein Hewani
Protein hewani penting dalam penurunan stunting. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan Amerika pada publikasi Animal Sourced Foods and Child Stunting Tahun 2018 yang menemukan terdapat hubungan antara stunting dan konsumsi bahan pangan berasal dari protein hewani. Hal ini membuat protein hewani dinilai efektif dalam mencegah stunting.
Akan tetapi konsumsi pangan kaya protein hewani di Indonesia tergolong masih rendah. Kelompok sumber protein hewani meliputi ikan, daging sapi, ayam, telur, susu dan lain-lain. Besar porsi protein hewani untuk ibu hamil pada trisemester pertama, kedua, dan ketiga adalah 4 porsi per hari. Nah, 1 porsi protein hewani setara dengan 50 gram atau 1 potong sedang ikan, selain itu 1 porsi protein hewani bisa juga setara dengan 55 gram atau 1 butir telur ayam.
Protein Nabati
Kelompok sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan lain-lain. Besar porsi protein nabati untuk ibu hamil pada trisemester pertama, kedua, dan ketiga adalah 4 porsi per hari. Satu porsi protein nabati setara dengan 50 gram atau 1 potong tempe sedang atau 100 gram atau 2 potong tahu sedang.

Buah
Buah-buahan merupakan sumber serat dan vitamin yang baik bagi tubuh. Besar Porsi Buah untuk ibu hamil pada trisemester pertama, kedua, dan ketiga adalah 4 porsi per hari. Seporsi protein buah setara dengan 100 gram atau 1 buah jeruk, juga setara dengan 100 gram atau 1 buah pisang sedang.
Sayur
Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, buncis, kacang panjang dan lain-lain banyak mengandung asam folat yang diperlukan pada masa kehamilan. Besar Porsi Sayur untuk ibu hamil pada trisemester pertama, kedua, dan ketiga adalah 4 porsi per hari. Satu porsi protein sayur setara dengan 100 gram atau 1 mangkok sayur matang tanpa kuah.
Air Putih
Air merupakan cairan untuk hidrasi tubuh guna mendukung sirkulasi janin. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter perhari ata setara dengan 8 – 12 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan melancarkan pencernaan.
Tablet Tambah Darah
Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat karena digunakan untuk pembentukan jaringan baru dan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin atau anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi seperti berat bayi lahir rendah, pendarahan bahkan hingga risiko kematian. Oleh karena itu, direkomendasikan mengkonsumsi tablet tambah darah satu butir setiap hari selama kehamilan.
Peningkatan gizi masyarakat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) tentunya akan mempercepat penurunan stunting. Jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil perlu bervariasi termasuk kaya protein hewani untuk tumbuh kembang janin. Porsi makan ibu hamil juga lebih banyak dan dapat dikonsumsi dengan bertahap sedikit tapi sering. Mari sukseskan peringatan Hari Gizi Nasional ke-63 untuk menyebarkan pesan Protein Hewani Cegah Stunting dengan share artikel ini ya!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP