Gizi Seimbang untuk Produktifitas Pekerja Perempuan

Teman Sehat, di era global sekarang ini perempuan dituntut untuk bisa berperan ganda, baik sebagai ibu maupun untuk menjalani karirnya. Fenomena ini membuat perempuan perlu meningkatkan status gizi dan kesehatannya supaya tetap produktif di berbagai sektor pembangunan. Yuk, simak apa peran gizi seimbang dalam meningkatkan produktifitas kerja seorang perempuan.

Apa itu gizi kerja?

kebituhan gizi pekerja perempuan
Foto: Unsplash.com

Gizi kerja merupakan bagian dari kesehatan kerja yang bertujuan meningkatkan produktifitas kerja. Ketika bekerja, mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang supaya kebutuhan gizi bisa terpenuhi sesuai jenis pekerjaan.

Gizi yang tercukupi akan meningkatkan ketahanan fisik pekerja sehingga membuat produktifitas meningkat. Ini perlu menjadi perhatian bersama terutama bagi pengelola tempat kerja, karena sekitar 8 jam sehari waktu para pekerja dihabiskan di tempat kerja. Berat ringan beban kerja akan menentukan lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan. Pekerja perempuan mungkin membutuhkan kebutuhan gizi yang berbeda dengan laki-laki, dikarenakan perempuan akan melewati fase haid, hamil dan menyusui bayinya.

Masalah gizi pada pekerja perempuan

masalah gizi pada pekerja perempuan
Foto: Unsplash.com

Teman Sehat, biasanya perempuan rentan terhadap masalah gizi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, perempuan berusia 15-44 tahun yang mengalami anemia sebanyak 22,7% dan yang mengalami Kurang Energi Kronis sebesar 46,6%.

Sedangkan salah satu penelitian menyebutkan sekitar 24-42% pekerja perempuan mengalami anemia. Nah, hal ini bisa mengakibatkan pekerja perempuan mengalami penurunan output kerja hingga 5%, serta menurunnya kapasitas kerja lebih rendah dari 6.5 jam perminggu dibandingkan perempuan yang ngga mengalami anemia.

Ngga hanya itu, ngga terpenuhinya kebutuhan gizi membuat seseorang menjadi lebih mudah sakit dan berisiko mengalami kecelakaan kerja sehingga berdampak terhadap ketidakhadiran di tempat kerja. Pekerja yang hamil juga berisiko mengalami komplikasi saat melahirkan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Masalah kesehatan lain pada pekerja perempuan kelas menengah kebawah yaitu penyakit infeksi, sedangkan kelebihan berat badan ditemui terutama pada pekerja perempuan kelas menengah keatas yang memicu risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi,  stroke dan diabetes.

Kebutuhan gizi  pekerja perempuan

kebutuhan gizi pekerja perempuan
Foto: Unsplash.com

Kebutuhan gizi bisa diketahui melalui penilaian status gizi terlebih dahulu. Penilaian yang sering dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) melalui parameter berat badan dan tinggi badan. Juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas, keadaan fisiologis dan kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, kondisi sedang pemulihan serta kondisi lingkungan kerja.

Pekerja yang hamil membutuhkan tambahan energi antara 180-300 kkal/hari, zat besi dan asam folat yang diberikan sebanyak 90 tablet dan 1 tablet perminggu untuk perempuan yang ngga hamil. Kondisi menyusui mendapat tambahan energi 500 kkal/hari-550 kkal/hari.

Pekerja dengan anemia diberikan tablet besi sesuai dosis anjuran dokter serta konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Bagi yang mengalami kelebihan berat badan bisa dilakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori. Pekerja yang lembur selama 3 jam atau lebih dan shift kerja malam antara pukul 23.00-07.00 mendapat makanan selingan padat gizi.

Anjuran gizi seimbang

Pemenuhan gizi pekerja perlu memperhatikan prinsip gizi seimbang yaitu:

  • Karbohidrat (50-65% dari total energi),
  • Protein (10-20% dari total energi),
  • Lemak (20-30% dari total energi), serta
  • Cukup vitamin, mineral, serat dan cairan.

Yuk, Teman Sehat ikuti anjuran gizi seimbang dalam makanan sehari hari supaya sehat dan lebih produktif.

Editor &: Zafira Raharjanti STP

Referensi

Pedoman GerakanPekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP). 2014. Jakarta.
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/2166/1278

Setyaningsih, Y. dkk. 2008. Hubungan Kontrasepsi Hormonal, Pengetahuan dan Sikap tentang Cuti Haid dengan Praktik Cuti Haid pada Pekerja Perempuan PT. Nyonya Meneer Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Volume 3, No 2. hlm. 115-
119.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.