Indonesia Perlu Belajar dari Brasil Soal Atasi Stunting

Sahabat Sehat, Brasil merupakan salah satu negara yang sukses dalam penanganan stunting. Pemerintah Indonesia juga mengunjungi Brasil dalam rangka studi banding terkait rencana program Makan Bergizi Gratis (MBG).  Selama 3 dekade negara ini berhasil mengurangi 80% angka balita stunting utamanya yang terjadi pada masyarakat miskin. Lantas, apa kira-kira kunci sukses Brasil dalam penanganan stunting?

Tren angka stunting tahun 1989—2007

Pada tahun 1989 jumlah balita stunting sebanyak 19,4%, kemudian menjadi 13,5% tahun 1996, hingga secara signifikan turun sebesar 7,1% tahun 2007. Angka ini jauh di bawah target stunting World Health Organization (WHO) yaitu 20%. Hebatnya, keberhasilan ini terjadi di wilayah paling miskin di Brasil. Penurunan angka stunting juga diikuti peningkatan angka pemberian ASI eksklusif dari 26,7% tahun 1999 menjadi 41% tahun 2008.

anak
Foto: Pixabay.com

Pencapaian ini telah men checklist tujuan Millenium Development Goals atau MDG’s (tujuan pembangunan pada dekade Brasil berhasil atasi stunting). MDGs yang tercapai, yaitu nomor 1 pada indikator pengurangan ½ proporsi masyarakat dengan pendapatan kurang dari $1 per hari dan masyarakat yang kelaparan. Selain itu, MDGs nomor 2 juga tercapai dengan indikator pengurangan 2/3 angka kematian balita.

Program stunting 

Brasil menggunakan pendekatan sosio-ekonomi dalam penanganan stunting. Lagi-lagi karena isu ini bersifat multi sektor, maka tidak hanya melalui intervensi gizi saja, namun upaya yang ditempuh lebih luas lagi. Faktor yang memengaruhi keberhasilan penanganan stunting di antaranya (1) Peningkatan status pendidikan ibu; (2) Peningkatan daya beli masyarakat; (3) Kemajuan pelayanan gizi dan kesehatan; (4) Perbaikan sanitasi. Intervensi sebagian besar dilakukan di wilayah miskin.

Free Brazil Patriot photo and picture
Sumber: Pixabay.com

Selain faktor di atas, kunci keberhasilan lainnya yaitu kinerja pemerintah dalam memprioritaskan isu stunting secara konsisten, meskipun mengalami pergantian struktur pemerintahan. Brasil menetapkan kebijakan Zero Hunger Strategy yang memuat Undang-Undang tentang keamanan gizi di bawah Dewan Nasional Keamanan Pangan dan Gizi atau CONSEA. Lembaga ini secara langsung melaporkan hasil intervensi kepada presiden.

Brasil juga melakukan program Bolsa Familia Program (BFP) di mana masyarakat miskin diberikan uang tunai untuk meningkatkan akses pelayanan gizi dan kesehatan yang lebih layak serta peningkatan perbaikan sanitasi dan lingkungan. Fokus terhadap peningkatan pendidikan ibu yang dilakukan Brasil juga patut diacungi jempol. Pemerintah memastikan semua orang mampu mengakses pendidikan dasar serta melakukan perbaikan kualitas pendidikan dasar dan menengah. Perempuan menjadi fondasi utama dalam mendukung penurunan angka stunting.

Kondisi Indonesia saat ini

Pendekatan Brasil mirip dengan Peru dalam mengatasi stunting. Menurut data Asian Development Bank (ADB), tahun 2020 Indonesia menempati peringkat ke-2 stunting tertinggi di Asean setelah Timor Leste. Meskipun data terakhir Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting Indonesia sudah menurun menjadi 21,6% namun masih belum sesuai dengan target Kementerian Kesehatan RI yaitu 14%.

Sahabat Sehat, sama seperti keberhasilan negara lainnya atasi stunting, pemerintah Brasil konsisten menjadikan program pengendalian stunting sebagai prioritas selama puluhan tahun. Monitoringnya pun dilakukan secara rutin sehingga muncul evaluasi yang digunakan untuk perbaikan periode selanjutnya. Jangan lupa bagikan informasi ini ke orang-orang sekitar kamu, ya!

Referensi

United Nation. 2008. Millenium Development Goals. undp.org. Diakses 15 Oktober 2024.

World Bank. 2019. Success stories with reducing stunting: Lessons for PNG.  worldbank.org. Diakses 15 Oktober 2024.

Good Stats. 2023. Prevalensi Stunting di Asia Tenggara Tinggi, Bagaimana dengan Kondisi di Indonesia? GoodStats.id. Diakses 15 Oktober 2024.

Kompas. 2024. Strategi Brasil Jadikan Makan di Sekolah untuk Atasi Masalah Gizi dan Kemiskinan. Kompas.id. Diakses 15 Oktober 2024.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.