Menggunakan makanan sebagai bentuk reward untuk anak merupakan hal yang lumrah terjadi dan secara psikologis dinilai efektif oleh orang tua. Meskipun dalam jangka pendek sekilas tidak ada efek negatifnya, pandangan ini nyatanya keliru. American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa dalam jangka panjang, reward berupa makanan nyatanya lebih banyak berdampak negatif, khususnya terhadap kesehatan anak. Simak alasannya, yuk!
Mengganggu Pola Makan Sehat yang Sedang Dibangun
Bagi orang tua yang sedang membangun pola makan sehat untuk anak, memberi reward atau hadiah berupa makanan kepada anak dapat mengganggu pola makan sehat yang sedang dibangun. Pasalnya, hal ini dapat mengganggu kemampuan alami anak dalam mengatur pola makan mereka.
Jika es krim atau permen diberikan sebagai hadiah, makanan tersebut mungkin akan lebih menarik. Hal ini menyebabkan anak-anak mulai lebih menyukai makanan tinggi gula daripada makanan yang lebih sehat dan bergizi. Selain itu, seringkali orang tua memberi hadiah makanan tanpa mengenal waktu makan, alias kapan saja, termasuk saat anak tidak lapar. Alhasil, mereka akan terbiasa untuk makan meskipun tidak lapar.
Memberi reward berupa makanan juga akan membuat anak mengaitkan makanan yang tidak sehat dengan suasana hati tertentu. Jika dilakukan terus menerus, lama kelamaan anak akan menormalisasi kebiasaan ini hingga dewasa. Misal, ketika merasa senang, tidak apa-apa untuk mengonsumsi makanan yang manis sesukanya. Padahal hal ini tidak semestinya dilakukan.
Risiko Terkena Karies Gigi
Makanan yang biasanya dijadikan reward identik dengan makanan manis dengan kadar gula yang tinggi, seperti es krim, biskuit, permen, cokelat, dan lain-lain. Makanan tersebut bersifat kariogenik yang dapat memicu karies gigi.
Karies dapat mengganggu pola makan anak, sebab gigi berlubang menyebabkan rasa sakit yang mengganggu proses makan. Kondisi ini akan membuat anak menjadi tidak nafsu makan. Apabila anak tidak nafsu makan, dapat mengarah pada kekurangan gizi.
Alternatif Reward untuk Anak Selain Makanan
Meskipun pemberian reward dengan makanan dinilai efektif, studi menyarankan metode pemberian hadiah bukan dengan makanan pada anak lebih dianjurkan. Sebab, hasilnya jauh lebih efektif dibandingkan menggunakan makanan.
Sebagai alternatif reward, Sahabat Sehat bisa memilih kegiatan-kegiatan konstruktif sebagai bentuk untuk mengapresiasi pencapaian anak. Misalnya, seperti mengajaknya jalan-jalan ke perpustakaan, memberi waktu tambahan untuk dibacakan buku sebelum tidur, atau kegiatan menarik lainnya.