Jepang dikenal dengan negara yang berhasil dari berbagai aspek, salah satunya kesehatan anak. Anak-anak di Jepang dinobatkan sebagai anak-anak tersehat di dunia. Keberhasilan ini patut dicontoh oleh negara lain, termasuk Indonesia. Pola makan yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mendukung kesehatan anak.
Pentingnya Sarapan untuk Anak Sekolah
Anak usia sekolah sampai remaja masih berada pada fase emas pertumbuhan yang patut lebih diperhatikan kebutuhan gizinya. Pada usia ini, anak-anak juga memiliki segudang aktivitas yang padat di sekolah. Perlu Sahabat Sehat ketahui, bahwa kebutuhan tiap individu anak berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas fisik, faktor pertumbuhan, serta kondisi kesehatan anak. Pada anak-anak, faktor pertumbuhan dan aktivitas fisik sangat diperhatikan, sehingga semakin padat aktivitas anak, semakin meningkat pula kebutuhan gizinya.
Anak yang melewati sarapan cenderung kurang berenergi ketika beraktivitas. Kekurangan energi ini berdampak pada performanya, baik akademik maupun non akademik. Usia anak-remaja yang semestinya menyalurkan segala potensinya dengan beragam kegiatan, alhasil tidak tersalurkan.
Manfaat sarapan terhadap proses pembelajaran, antara lain, anak mempunyai kemampuan daya ingat, semangat belajar, konsentrasi, kemampuan membaca, logika matematika, dan kemampuan berbahasa yang lebih baik. Selain itu, anak jadi jarang sakit, dan anak juga cenderung menjadi lebih mudah disiplin mengikuti aturan sekolah karena tidak terdistraksi dengan rasa laparnya.
Anak Indonesia Sering Melewati Sarapan
Tahukah kamu, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa 65% anak di Indonesia melewati sarapan. Sedangkan Jepang sendiri menurut Nationally Representative Sample of Households in Japan menyatakan bahwa hanya 13% anak yang melewati sarapan setidaknya sekali dalam sepekan. Ini pun masih menjadi permasalahan di Jepang. Namun, sangat jauh perbedaannya dengan Indonesia.
Sarapan Berkualitas untuk Anak
Kebiasaan sarapan sangat penting karena memenuhi 1/3 dari kebutuhan gizi harian terutama energi. Apabila tidak sempat sarapan, biasakan anak diberi bekal makanan dan minuman agar tidak jajan di sekolah. Anak usia 7-9 tahun, rerata kecukupan energi seharinya adalah 1850 kkal, sebaiknya energi yang diperoleh dari sarapan 617 kkal.
Pada anak laki-laki usia 10-12 tahun, kecukupan energi sehari adalah 2100 kkal, sebaiknya energi yang diperoleh dari sarapan 700 kkal, sedangkan pada anak perempuan usia 10-12 tahun, kecukupan energi sehari adalah 2000 kkal, sebaiknya energi yang diperoleh dari sarapan sebaiknya 667 kkal.
Namun bukan hanya kuatitas, kualitas sarapan juga perlu diperhatikan. Dalam deklarasi Pekan Sarapan Nasional (PESAN) 2013, sarapan yang sehat dan aman terdiri dari pangan pokok, lauk pauk, buah/jus, susu dan minuman yang bebas dari risiko keracunan dan gangguan kesehatan. Masakan lokal seperti gado-gado, nasi uduk, mi ayam, lontong sayur juga merupakan makanan bergizi yang mudah kamu jangkau dengan memperhatikan komposisi gizi seimbang tentunya.