Sosmed atau sosial media merupakan suatu hal yang ngga bisa dipisahkan dengan kehidupan remaja, apalagi di era Gen-Z seperti saat ini sosial media sangat memegang peran penting dalam menentukan karakter seseorang. Tanpa disadari kebiasaan berlebihan dalam ber-sosmed dapat menyebabkan kecanduan dan berdampak buruk, utamanya bagi remaja. Berikut ulasannya untuk Sahabat Sehat!
Kecanduan Sosial Media
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada tahun 2017 diketahui bahwa pengguna internet terbesar yaitu pada kelompok remaja yaitu sebesar 75%. Kebanyakan dari remaja akan beranggapan bahwa semakin aktif dalam sosial media maka semakin keren dan gaul dirinya.
Semakin aktif seseorang dalam menelusuri sosial media, kemungkinan terjadinya ketergantungan akan semakin besar, terutama jika penggunanya belum mampu memenuhi batasan dalam menggunakan sosmed seperti pada usia remaja.
Seseorang yang mengalami ketergantungan sosial media maka akan rela menghabiskan waktu yang lama hanya untuk mencapai kepuasan tertentu. Kebiasaan ini bisa memicu seseorang lebih tak acuh pada tanggung jawab dan kehidupannya. Selain itu kecanduan sosial media juga seringkali berdampak pada timbulnya kekerasan online (cyberbullying), sexting, bahaya privacy, penurunan moral, pola komunikasi dan interaksi yang berubah, serta timbulnya sifat antisosial dan depresi.
Tanda Kecanduan Sosial Media
Sama seperti kecanduan lainnya, kecanduan media sosial juga dapat dilihat dari beberapa tanda yang biasanya merujuk pada perubahan perilaku dan sifat. Tanda pertama yaitu withdrawal symptom, yaitu kamu akan merasa kesepian dan kebingungan saat ngga membuka sosial media, karena ngga dapat berkomunikasi dengan orang yang dikenal di sosial media.
Tanda kedua salience, yaitu kesulitan mengatur waktu untuk scrolling media sosial. Contohnya, seperti siswa yang diam-diam membuka sosmed saat pelajaran atau dapat dikatakan. Tanda berikutnya conflict, yaitu kondisi ketika seseorang merasa ketakutan untuk ketinggalan informasi jika ngga online, sehingga menimbulkan rasa gelisah dan cemas. Nah, tanda lainnya, yaitu seperti kesulitan berkonsentrasi saat diajak berbicara karena sibuk main gadget, serta terjadi perubahan pola makan dan tidur.
Kecanduan Sosial Media dan Alexithymia
Istilah ini mungkin masih asing untuk kamu. Alexithymia adalah kondisi ketika terjadi ketidakmampuan diri dalam mengenali dan mengekspresikan emosi dan pemikiran. Kondisi ini membuat seseorang sulit berkomunikasi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial, serta memiliki hubungan interpersonal yang buruk.
Kondisi alexithymia ternyata memiliki hubungan dengan kecanduan sosial media, loh! Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan pada remaja berusia 13-19 tahun di Jakarta Selatan, diketahui bahwa dari 207 orang diketahui 85 diataranya mengalami alexithymia, 88 orang mengalami kecanduan, serta 62 lainnya mengalami kecanduan sosial media dan alexithymia. Dari hasil studi yang sama juga dapat dilihat bahwa seseorang dengan kondisi alexithymia memiliki risiko lebih tinggi untuk kencanduan sosial media.
Sebenarnya, ngga bisa dipungkiri kalau sosial media juga memberikan dampak postif seperti memudahkan berkomunikasi dengan banyak orang, dapat menjalin pertemanan dengan orang baru tanpa terbatas waktu dan tempat, serta memberikan informasi yang baik jika dapat disaring. Jadi, yuk Sahabat Sehat lebih bijaksana dalam bersosial media!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP