Awas Jamur Beracun, Jangan Asal Ambil!

Halo, Sahabat Sehat! Bagi yang menyukai hidangan hotpot atau shabu-shabu pasti sudah familiar dengan jamur shiitake, enoki, dan shimeji. Selain itu, kamu juga pasti sudah ngga asing dnegan jamur tiram, merang dan kuping. Jamur menjadi pilihan karena rasanya lezat dan kandungan zat gizi yang tinggi. Tapi, ngga semua jenis jamur aman untuk dikonsumsi, bahkan bisa menyebabkan akibat yang fatal hingga kematian. Tahun 2020 lalu satu keluarga di Cianjur dilarikan ke Puskesmas karena keracunan jamur. Tentunya kamu ngga mau ini terjadi pada kamu dan keluarga, ‘kan?

waspadai jamur beracum
Foto: Freepik.com

Waspada Keracunan Jamur

Keracunan jamur diakibatkan oleh tertelannya jamur yang mengandung senyawa toksik. Seringkali terjadi akibat kesalahan identifikasi jamur yang beracun sebagai jamur edible atau obat psikoaktif. Mayoritas keracunan jamur fatal disebabkan oleh senyawa beracun amatoksin seperti α- dan β-amanitin. Kadar amatoksin tinggi biasanya ditemukan pada spesies jamur Amanita, Galerina, Conocybe dan Lepiota.

Data DRG (Diagnosis Related Group) di Jerman menunjukkan pada periode 2000-2018 terdapat 4412 penanganan keracunan dan 22 kasus kematian karena konsumsi jamur beracun (90% kematian karena amatoksin). Tingginya kasus keracunan dikarenakan beberapa faktor seperti banyaknya jamur yang tumbuh di musim dan lokasi tertentu, warnanya menarik, kadar amatoksin tinggi, resistensi amanitin saat pemasakan dan proses pencernaan, absorbsi toksin cepat, dan gejala keracunan lambat.

Gejala Keracunan Jamur

Dilansir oleh Departemen Kesehatan Victoria tahun 2020, konsumsi jamur beracun memiliki 3 efek utama, yakni halusinasi, sakit perut seperti muntah, kram perut dan diare, hingga gagal jantung dan kematian.

Beberapa spesies jamur mengandung toksin penyebab halusinasi. Efek psikotropik lain seperti kebingungan, otot lemas, rasa ingin marah, jantung berdetak cepat dan sakit kepala sering dialami setelah mengonsumsi spesies Psilocybe subaeruginosa. Jamur ini penampakannya mirip dengan jamur Galerina yang mematikan.

Menurut data pemerintah kota Victoria, Australia 9 dari 10 kasus kematian diakibatkan konsumsi Amanita phalloides. Gejala keracunan terjadi 6-24 jam setelah tertelan dengan gejala ringan seperti muntah, kram perut dan diare. Amatoksin diabsorbsi secara cepat di jantung dan ginjal, dalam 48 jam dapat mengakibatkan kematian.

pertolongan pertama bila mengonsumsi jamur beracun
Foto: Pexels.com

Upaya Pertolongan

Jika kamu atau orang disekitarmu diketahui menelan jamur beracun, segeralah bawa ke rumah sakit. Pertolongan pertama, pasien akan dirangsang untuk memuntahkan jamur yang tertelan. Bila jarak konsumsi dan gejala sudah cukup lama, mungkin dilakukan hemodialisis (cuci darah) untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Pada kasus yang parah, pasien akan dimonitor gejala dan komplikasinya selama 24-36 jam dan diberi suntikan antidot.

Nah, Sahabat Sehat! Beli jamur di supermarket atau tempat terpercaya untuk menghindari salah identifikasi jamur. Satu lagi, jangan sekali-kali memetik jamur sembarangan utnuk dikonsumsi, ya. Stay safepreventive is always better than curative, right?

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Departemen Kesehatan Victoria. 2020. Mushroom poisoning. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/fungi-poisoning. Diakses pada 2 Agustus 2021.

Walton, J.D., Luo, H., Hallen-Adamns, H. 2012. Chapter Four – Ribosomally Encoded Cyclic Peptide Toxins from Mushrooms. In Hopwood, D.A (Ed.). Methods in Enzymology (516: 63-77). Academic Press. doi.org/10.1016/B978-0-12-394291-3.00025-3.

Wennig, R.,  Eyer, F., Schaper, A., Thomas Zilker, T., Hilke Andresen-Streichert, H. 2020. Mushroom Poisoning. Dtsch Arztebl Int. 117(42): 701–708. doi: 10.3238/arztebl.2020.0701.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.