Sahabat Sehat, saat ini stroke berada di urutan ketiga sebagai penyakit tidak menular yang mengakibatkan kematian di dunia. Bahkan, stroke menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Beragam kondisi seperti usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga termasuk faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah. Sementara itu, gaya hidup menjadi faktor risiko yang dapat dikendalikan dalam kejadian stroke. Yuk, simak gaya hidup seperti apa yang berhubungan dengan risiko stroke!

Mager sebagai Pemicu Stroke
Gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik semakin meningkatkan risiko terjadinya stroke di kemudian hari. Salah satu faktor utama yang dapat berkontribusi adalah aktivitas sedentari atau yang umum dikenal dengan “mager” atau “malas gerak”. Secara umum, mager bisa diartikan sebagai perilaku tidak aktif dengan pengeluaran energi yang sangat rendah dalam jangka waktu lama, seperti menonton TV, bekerja di depan komputer, dan bermain gadget dengan durasi yang panjang. Menurut penelitian, seseorang yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari untuk duduk tanpa diselingi aktivitas fisik memiliki risiko stroke hingga 20—30% lebih tinggi dibandingkan mereka yang lebih aktif.
Rekomendasi Pencegahan Stroke
Beragam cara bisa dilakukan oleh Sahabat Sehat untuk mengurangi risiko stroke, salah satunya dengan aktivitas fisik. Jika dilakukan secara rutin, aktivitas fisik mampu menurunkan tekanan darah, memperbaiki profil lemak, dan mengurangi peradangan sistemik yang berdampak pada berkurangnya aterosklerosis dan kerusakan pembuluh darah otak sehingga menurunkan risiko stroke.

Menurut guideline dari American Heart Association tentang pencegahan stroke, aktivitas fisik yang dianjurkan, antara lain aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit/minggu, seperti brisk walking (jalan cepat), bersepeda santai, dan menari; aktivitas fisik dengan intensitas tinggi 75 menit/minggu, seperti lari, berenang,
olahraga bela diri, sepak bola, dan senam aerobik; serta kombinasi yang setara antara aktivitas fisik sedang dan tinggi dalam seminggu.
Senam Aerobik sebagai Upaya Preventif
Senam aerobik merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang berpotensi untuk memberikan manfaat positif untuk mencegah risiko stroke. Senam aerobik menggabungkan beragam gerakan fisik yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah serta teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat stres. Kombinasi aktivitas fisik dan relaksasi menjadikan senam ini sebagai alternatif aktivitas fisik yang memiliki peran penting dalam menangani risiko hipertensi yang berpotensi memicu stroke.
Berikut ini adalah contoh gerakan senam aerobik yang dapat dilakukan:
- High Knees: berdiri tegak dengan posisi tubuh yang rileks lalu mengangkat lutut
setinggi mungkin ke arah dada secara bergantian. - Boxing Punches and Kicks: berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu lalu
memukul tinju secara bergantian ke depan sambil menggerakkan kaki yang ditendang
ke depan secara bergantian. - Side Steps: berdiri tegak dengan santai lalu melangkah ke samping kiri dan kanan secara
bergantian. - Slide Kicks: berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu lalu menggeser satu kaki ke
depan dan menendang kaki lainnya ke depan secara bergantian. - Jump Rope: menirukan gerakan lompat tali di tempat.
- Body Stretches and Warm-up: meregangkan kepala, lengan, pinggang, dan kaki
sebelum dan sesudah sesi senam untuk menghindari cedera
Nah Sahabat Sehat, mudah kan cara agar terhindar dari penyakit stroke di kemudian hari. Yuk, batasi waktu mager dan jangan tunda lagi untuk mulai menerapkan gaya hidup yang lebih aktif. Rutin lakukan aktivitas fisik dari sekarang untuk cegah penyakit stroke di masa yang akan datang!
Ditulis Oleh:
Nikitasari Hilmia Rahma, S.Gz
S1 Gizi, Universitas Diponegoro
Mahasiswa Profesi Dietisien, IPB University