Teman Sehat tentu sudah nggak asing lagi dengan jenis ikan yang satu ini. Yap, tuna merupakan salah satu ikan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Menurut Kemkominfo, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil tuna terbesar loh, bahkan berpotensi merajai pasar tuna internasional.
Usut punya usut, ada fakta menarik dibalik konsumsi ikan tuna yang ternyata berisiko bagi kesehatan. Bahkan hal tersebut membuat masyarakat cukup ragu untuk mengonsumsi jenis ikan ini. Lantas, apa sih yang membuat tuna bisa memberi efek negatif bagi kesehatan? Yuk, simak ulasan ini!
Mengapa ikan tuna dianggap berbahaya?
Tuna sendiri banyak jenisnya, di antaranya cakalang, albakora, sirip kuning, sirip biru, dan mata besar. Tahukah Teman Sehat? Cakalang menjadi spesies ikan tuna yang paling sering dikonsumsi, loh! Sayangnya, tuna termasuk ikan yang memiliki paparan merkuri cukup tinggi, sehingga berisiko membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.
Merkuri terbentuk secara alami di kerak bumi dan lepas ke lingkungan sebagai akibat dari aktivitas vulkanik, pelapukan batuan, dan aktivitas manusia, terutama pembangkit listrik tenaga batu bara, proses industri, dan penambangan emas.
Secara alami, bakteri yang ada di alam akan menyerap merkuri dan mengubahnya menjadi metilmerkuri yang pada akhirnya masuk ke dalam rantai makanan melalui ikan-ikan kecil. Nah, ikan kecil ini nantinya akan dimakan oleh ikan-ikan besar, termasuk tuna. Akibatnya, bisa terjadi penumpukan merkuri di tubuh tuna yang kelak kamu konsumsi.
Bahaya merkuri bagi tubuh
Sama seperti merkuri yang menumpuk di tubuh tuna dari waktu ke waktu, merkuri pun bisa menumpuk di tubuh kamu jika kamu sering mengonsumsi tuma yang di dalam tubuhnya banyak mengandung merkuri. Berikut beberapa risiko kesehatan akibat penumpukan merkuri di tubuh, yaitu:
- Kematian sel otak, sehingga mengganggu keterampilan motorik, memori, dan fokus.
- Kecemasan dan depresi.
- Peningkatan risiko penyakit jantung, karena diduga terlibat dalam oksidasi lemak yang dapat menyebabkan penyakit ini.
Tapi, hal ini masih cukup kontradiktif dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa paparan merkuri tinggi nggak ada kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, manfaat makan ikan tuna untuk kesehatan jantung dianggap lebih besar daripada kemungkinan risiko menelan merkurinya.
Makan ikan tuna secukupnya
Tuna sebenarnya merupakan salah satu ikan yang sangat bergizi, karena kandungan protein, asam lemak omega-3, dan vitamin B di dalamnya. FDA merekomendasikan orang dewasa untuk makan ikan 2 – 3 kali seminggu untuk mendapatkan cukup asam lemak omega-3 dan zat gizi lainnya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri lebih dari 0,3 ppm terlalu sering bisa menyebabkan penumpukan merkuri dalam darah dan memicu masalah kesehatan. Sebagian besar spesies tuna kadar merkurinya melebihi jumlah ini, loh! Jadi, sebaiknya kamu makan tuna secukupnya dan pertimbangkan untuk mengonsumsi ikan lainnya juga yang memiliki kandungan merkuri lebih rendah.
Tips aman mengonsumsi ikan tuna
Ketika kamu beli ikan tuna, pilihlah jenis cakalang atau jenis tuna lain yang nggak mengandung merkuri sebanyak albakora dan tuna mata besar. Kamu juga perlu memvariasikan dengan ikan rendah merkuri lainnya, seperti salmon, cod, nila, kakap atau teri sebagai bagian dari anjuran makan ikan 2 – 3 porsi dalam seminggu.
Kamu masih boleh kok mengonsumsi tuna, asalakan batasi jumlahnya terutama untuk jenis tertentu yang lebih banyak mengandung merkuri seperti albakora dan tuna mata besar.