Mengandung Merkuri, Masih Bolehkah Makan Ikan Tuna?

Teman Sehat tentu sudah nggak asing lagi dengan jenis ikan yang satu ini. Yap, tuna merupakan salah satu ikan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Menurut Kemkominfo, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil tuna terbesar loh, bahkan berpotensi merajai pasar tuna internasional.

Usut punya usut, ada fakta menarik dibalik konsumsi ikan tuna yang ternyata berisiko bagi kesehatan. Bahkan hal tersebut membuat masyarakat cukup ragu untuk mengonsumsi jenis ikan ini. Lantas, apa sih yang membuat tuna bisa memberi efek negatif bagi kesehatan? Yuk, simak ulasan ini!

Mengapa ikan tuna dianggap berbahaya?

mengapa mengonsumsi ikan tuna dianggap berbahaya
Foto: Freepik.com

Tuna sendiri banyak jenisnya, di antaranya cakalang, albakora, sirip kuning, sirip biru, dan mata besar. Tahukah Teman Sehat? Cakalang menjadi spesies ikan tuna yang paling sering dikonsumsi, loh! Sayangnya, tuna termasuk ikan yang memiliki paparan merkuri cukup tinggi, sehingga berisiko membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Merkuri terbentuk secara alami di kerak bumi dan lepas ke lingkungan sebagai akibat dari aktivitas vulkanik, pelapukan batuan, dan aktivitas manusia, terutama pembangkit listrik tenaga batu bara, proses industri, dan penambangan emas.

Secara alami, bakteri yang ada di alam akan menyerap merkuri dan mengubahnya menjadi metilmerkuri yang pada akhirnya masuk ke dalam rantai makanan melalui ikan-ikan kecil. Nah, ikan kecil ini nantinya akan dimakan oleh ikan-ikan besar, termasuk tuna. Akibatnya,  bisa terjadi penumpukan merkuri di tubuh tuna yang kelak kamu konsumsi.

Bahaya merkuri bagi tubuh

bahaya menggonsumsi ikan tuna yang mengandung merkuri
Foto: Unsplash.com

Sama seperti merkuri yang menumpuk di tubuh tuna dari waktu ke waktu, merkuri pun bisa menumpuk di tubuh kamu jika kamu sering mengonsumsi tuma yang di dalam tubuhnya banyak mengandung merkuri. Berikut beberapa risiko kesehatan akibat penumpukan merkuri di tubuh, yaitu:

  1. Kematian sel otak, sehingga mengganggu keterampilan motorik, memori, dan fokus.
  2. Kecemasan dan depresi.
  3. Peningkatan risiko penyakit jantung, karena diduga terlibat dalam oksidasi lemak yang dapat menyebabkan penyakit ini.

Tapi, hal ini masih cukup kontradiktif dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa paparan merkuri tinggi nggak ada kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, manfaat makan ikan tuna untuk kesehatan jantung dianggap lebih besar daripada kemungkinan risiko menelan merkurinya.

Makan ikan tuna secukupnya

tips sehat mengonsumsi ikan tuna
Foto: Freepik.com

Tuna sebenarnya merupakan salah satu ikan yang sangat bergizi, karena kandungan protein, asam lemak omega-3, dan vitamin B di dalamnya. FDA merekomendasikan orang dewasa untuk makan ikan 2 – 3 kali seminggu untuk mendapatkan cukup asam lemak omega-3 dan zat gizi lainnya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri lebih dari 0,3 ppm terlalu sering bisa menyebabkan penumpukan merkuri dalam darah dan memicu masalah kesehatan. Sebagian besar spesies tuna kadar merkurinya melebihi jumlah ini, loh! Jadi, sebaiknya kamu makan tuna secukupnya dan pertimbangkan untuk mengonsumsi ikan lainnya juga yang memiliki kandungan merkuri lebih rendah.

Tips aman mengonsumsi ikan tuna

Ketika kamu beli ikan tuna, pilihlah jenis cakalang atau jenis tuna lain yang nggak mengandung merkuri sebanyak albakora dan tuna mata besar. Kamu juga perlu memvariasikan dengan ikan rendah merkuri lainnya, seperti salmon, cod, nila, kakap atau teri sebagai bagian dari anjuran makan ikan 2 – 3 porsi dalam seminggu.

Kamu masih boleh kok mengonsumsi tuna, asalakan batasi jumlahnya terutama untuk jenis tertentu yang lebih banyak mengandung merkuri seperti albakora dan tuna mata besar.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP
Referensi

Kominfo. Pesona Tuna Sebagai Penggerak Bisnis Perikanan Indonesia
https://kominfo.go.id/content/detail/13202/pesona-tuna-sebagai-penggerak-bisnis-perikanan-indonesia/0/artikel_gpr
Diakses pada 5 Mei 2021

WHO. Mercury and Health.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mercury-and-health
Diakses pada 5 Mei 2021

FDA. Advice About Eating Fish.
https://www.fda.gov/food/consumers/advice-about-eating-fish
Diakses pada 5 Mei 2021

Ward, D. M., Nislow, K. H., & Folt, C. L. (2010). Bioaccumulation syndrome: identifying factors that make some stream food webs prone to elevated mercury bioaccumulation. Annals of the New York Academy of Sciences1195, 62–83. https://doi.org/10.1111/j.1749-6632.2010.05456.x

Ordiano-Flores, A., Galván-Magaña, F., & Rosiles-Martínez, R. (2011). Bioaccumulation of mercury in muscle tissue of yellowfin tuna, Thunnus albacares, of the eastern Pacific Ocean. Biological trace element research144(1-3), 606–620. https://doi.org/10.1007/s12011-011-9136-4

Zachi, E. C., D F, V., Faria, M. A., & Taub, A. (2007). Neuropsychological dysfunction related to earlier occupational exposure to mercury vapor. Brazilian journal of medical and biological research = Revista brasileira de pesquisas medicas e biologicas40(3), 425–433. https://doi.org/10.1590/s0100-879×2007000300019

Yokoo, E. M., Valente, J. G., Grattan, L., Schmidt, S. L., Platt, I., & Silbergeld, E. K. (2003). Low level methylmercury exposure affects neuropsychological function in adults. Environmental health : a global access science source2(1), 8. https://doi.org/10.1186/1476-069X-2-8

Salonen, J. T., Seppänen, K., Nyyssönen, K., Korpela, H., Kauhanen, J., Kantola, M., Tuomilehto, J., Esterbauer, H., Tatzber, F., & Salonen, R. (1995). Intake of mercury from fish, lipid peroxidation, and the risk of myocardial infarction and coronary, cardiovascular, and any death in eastern Finnish men. Circulation91(3), 645–655. https://doi.org/10.1161/01.cir.91.3.645

Mozaffarian, D., Shi, P., Morris, J. S., Spiegelman, D., Grandjean, P., Siscovick, D. S., Willett, W. C., & Rimm, E. B. (2011). Mercury exposure and risk of cardiovascular disease in two U.S. cohorts. The New England journal of medicine364(12), 1116–1125. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1006876

Burger, J., & Gochfeld, M. (2011). Mercury and selenium levels in 19 species of saltwater fish from New Jersey as a function of species, size, and season. The Science of the total environment409(8), 1418–1429. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2010.12.034

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.