Peran Zat-Zat Gizi bagi Pendengaran, Seperti Apa?

Halo Teman Sehat! Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia. Peringatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan tuli dan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti genetik dan paparan lingkungan misalnya suara bising. Bagaimanakah peran gizi dalam kesehatan pendengaran? Yuk simak informasi berikut!

Sumber: pexels.com

Karbohidrat

Zat gizi makro, seperti karbohidrat diduga mempunyai peran penting terkait gangguan pendengaran atau hearing loss. Walaupun ngga memengaruhi secara langsung, tapi diet yang tinggi karbohidrat, khususnya fruktosa bisa meningkatkan serum trigliserida yang diprediksi bisa mengganggu fungsi pendengaran. Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan total konsumsi karbohidrat, indeks glikemik, dan beban glikemik yang tinggi berisiko mengalami peningkatan gangguan pendengaran.

Lemak

Lemak berperan dalam menurunkan risiko gangguan pendengaran. Konsumsi ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 bisa menurunkan risiko perkembangan gangguan pendengaran sebanyak 24%. Konsumsi ikan 2 porsi atau lebih setiap minggunya bisa mengurangi gangguan pendengaran. Sebaliknya, konsumsi lemak jahat yang tinggi kolesterol dihubungkan dengan peningkatan risiko perkembangan gangguan pendengaran sensorineural. Hal ini diduga berkaitan dengan gangguan pembuluh darah koklea (rumah siput) dan inflamasi.

Vitamin A

Sumber: pexels.com

Vitamin A dalam bentuk aktifnya, yaitu asam retinoat dibutuhkan untuk perkembangan normal bagian dalam telinga. Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan malformasi serta gangguan telinga, seperti otitis media. Vitamin A juga berperan penting dalam mencegah gangguan pendengaran sensorineural, terutama selama masa kehamilan.

Zat besi

Defisiensi besi sering terjadi pada anak-anak. Tak hanya memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, zat besi juga berpengaruh dalam kesehatan pendengaran. Asupan zat besi yang rendah bisa meningkatkan risiko perkembangan gangguan pendengaran. Kekurangan zat besi dalam tubuh menyebabkan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi diduga menyebabkan kerusakan iskemik, sehingga suplai darah ke koklea berkurang. Ngga hanya pada anak, defisiensi zat besi juga dapat memengaruhi kesehatan pendengaran orang dewasa, loh!

Yodium

Sumber: pexels.com

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi garam beryodium bisa meningkatkan tingkat pendengaran dan pemulihan fungsi tiroid. Anak dengan defisiensi yodium berisiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih parah dibanding anak dengan status yodium normal. Sumber makanan utama yang tinggi yodium antara lain garam yang difortifikasi, makanan laut, produk susu, dan biji-bijian.

Nah, ternyata banyak sekali zat gizi yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan pendengaran. Zat gizi lainnya seperti vitamin C, E, B12, asam folat, dll juga dibutuhkan untuk mencegah gangguan pada indera pendengaran kita. Pastikan juga Teman Sehat melindungi diri dari faktor-faktor risiko lainnya yang berasal dari lingkungan, ya!

Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia SGz

Referensi

Interplay between Nutrition and Hearing Loss: State of Art. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6356655/ Diakses pada 28 Februari 2021.

Nutrition and Hearing Loss. https://juniperpublishers.com/gjo/pdf/GJO.MS.ID.555948.pdf Diakses pada 28 Februari 2021.

Diet quality and hearing loss among middle–older aged adults in the USA: findings from National Health and Nutrition Examination Survey. https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/abs/diet-quality-and-hearing-loss-among-middleolder-aged-adults-in-the-usa-findings-from-national-health-and-nutrition-examination-survey/A802AE279FA7AB578A03CA0B68AF941D Diakses pada 28 Februari 2021.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.