Female Athlete Triad: Sindrom pada Atlet Perempuan

Olahraga memiliki manfaat yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan resikonya. Oleh karena itu, American College of Sports Medicine mendukung semua kalangan, terutama perempuan, untuk berpartisipasi dalam kegiatan keolahragaan. Hingga kini, tentu ngga jarang kamu menemui atlet perempuan yang sudah berkarir di bidang ini hingga tingkat internasional dengan prestasi yang membanggakan.

Atllet perempuan
Foto: Pexels.com

Tapi ngga jarang pula, atlet perempuan dituntut untuk fokus untuk menjaga berat badan, komposisi tubuhnya, memantau pola makannya, dan meningkatkan intensitas latihannya. Teman Sehat, jika terlalu dipaksakan kondisi seperti ini bisa membahayakan kesehatan sang atlet, ngga hanya menurunkan performa olahraganya tetapi juga bisa berakhir pada kematian.

Mengapa perempuan?

Risiko terjadinya female athlete triad syndrome pada wanita lebih tinggi, terutama wanita pada cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh yang lean atau kurus, seperti cabang olahraga senam, tari ballet, lari jarak jauh, berenang. Mereka cenderung akan memaksimalkan usaha mereka dalam mendapatkan citra tubuh yang ideal, ngga hanya untuk performa mereka saat bertanding dan latihan, tetapi juga supaya bisa diterima dalam kehidupan sosial.

Oleh karena keinginannya untuk mendapatkan kondisi fisik yang ramping, wanita mencoba untuk melakukan diet ketat dan olahraga yang ekstrim. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya ketidakcukupan energi dan berakhir pada kondisi female athlete triad.

Female athlete triad syndrome

Atlet perempuan
Foto: Pexels.com

Sindrom ini sering terjadi pada atlet perempuan yang melakukan latihan atau aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dan diiringi dengan ketidakcukupan energi. Kondisi ini meliputi ketersediaan energi dalam tubuh, siklus menstruasi, dan kepadatan tulang tubuh yang saling berkaitan dalam membentuk kondisi klinis berupa gangguan pola makan (eating disorder), gangguan siklus menstruasi (amenorrhea), dan hilangnya kepadatan tulang (osteoporosis).

Beberapa atlet mengalami kondisi gangguan pola makan, yang juga merupakan salah satu kondisi klinis untuk gangguan mental. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Gangguan pola makan yang diiringi dengan latihan atau olahraga intensitas tinggi bisa menyebabkan gangguan menstruasi dan gangguan sistem hormonal, yaitu hormon estrogen.

Kekurangan hormon estrogen yang disertai dengan kekurangan asupan kalsium dan protein tentunya bisa menghambat pembentukan tulang. Kepadatan tulang akan menurun dan meningkatkan resiko patah tulang.

Bagaimana pencegahannya?

Atlet perempuan
Foto; Pexels.com

Aspek terpenting dalam pencegahan awal terjadinya female athlete triad adalah dengan memberikan edukasi terkait ketiga komponen kondisi tersebut, gejala yang mungkin dialami oleh sang atlet, dan cara mendeteksinya. Pemabatasan dalam pemberian target untuk penurunan berat badan yang ekstrim perlu dibatasi dan dihindari oleh pelatih, keluarga, tim olahraga, dan tim kesehatan.

Para ahli gizi, memiliki peran untuk memberikan edukasi terkait berat badan ideal sesuai dengan cabang olahraganya karena target berat badan ngga akan digeneralisasikan di semua cabang olahraga. Selain itu, pelatih, atlet, dan tim keolahragaan juga harus mengetahui pentingnya energi yang cukup untuk membangun performa selama latihan, pertandingan, dan recovery.

Selain itu, peran keluarga juga sangat membantu dalam pencegahan kondisi ini.  Teman Sehat, tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini bisa berakibat fatal sehingga jangan lupa untuk selalu konsultasikan dengan ahlinya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP

Referensi

Sundgot-Borgen J. (1994). Risk and trigger factors for the development of eating disorders in female elite athletes. Medicine and science in sports and exercise26(4), 414–419.

America College of Sports medicine. 2011. The Female Athlete Triad.

https://www.acsm.org/docs/default-source/files-for-resource-library/the-female-athlete-triad.pdf?sfvrsn=7ff21bb1_2

Torstveit, M. K., & Sundgot-Borgen, J. (2005). The female athlete triad: are elite athletes at increased risk?. Medicine and science in sports and exercise, 37(2), 184–193. https://doi.org/10.1249/01.mss.0000152677.60545.3a

Stickler, L., Hoogenboom, B. J., & Smith, L. (2015). The Female Athlete Triad-What Every Physical Therapist Should Know. International journal of sports physical therapy, 10(4), 563–571.

Julie A. Hobart, M.D., dan Douglas R. Smucker. 2000. The Female Athlete Triad.

https://www.aafp.org/afp/2000/0601/p3357.html#afp20000601p3357-b2

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.