Teman Sehat, anemia pada ibu hamil (bumil) merupakan kondisi yang umum. Diperkirakan 41,8% bumil di dunia, mengalami anemia dan setengahnya terjadi karena kekurangan zat besi. Meskipun dianggap biasa, tapi masalah ini ngga bisa disepelekan, loh! Hal ini dikarenakan efeknya bisa mengancam nyawa ibu dan si kecil.
Biasanya, anemia dihubungkan dengan meningkatnya risiko kelahiran prematur, pendarahan hebat saat melahirkan, dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Selain itu, anemia juga bisa memengaruhi tumbuh-kembang si kecil saat kehamilan ataupun setelahnya.
Pengertian anemia
Anemia atau defisiensi zat besi, merupakan penyakit yang terjadi akibat kekurangan zat besi di dalam darah. Artinya jumlah hemoglobin (Hb) dalam darah berkurang dari ambang batas normal.
Zat besi dibutuhkan dalam jumlah cukup, untuk membentuk sel darah merah di susum tulang belakang. Jika jumlahnya sedikit, maka sel darah merah ngga akan cukup untuk diproduksi, sehingga menyebabkan jumlah Hb terus menurun, dan kamu akan mengalami anemia.
Gejalanya
Ibu hamil (bumil) dinyatakan anemia, jika kadar Hb di dalam darah kurang dari 11 mg/L. Ada dua kemungkinan seseorang dikatakan menderita anemia, yaitu harus melalui uji Hb dan terlihat dari gekala fisik yang ditampakkannya, seperti:
- 3 L (lemah, lesu, dan lelah)
- Tinnitus (telinga mendenging)
- Mata berkunang-kunang
- Kaki terasa dingin
- Sesak napas
- Dispepsia (rasa ngga nyaman pada perut bagian atas atau dada yang timbul setelah makan)
- Pucat, terutama pada bagian konjungtiva (selaput bening), mukosa (lendir) mulut, dan telapak tangan
Jika kondisi ini ngga disadari atau dibiarkan dalam waktu yang lama, gejala yang bisa timbul adalah:
- Koilonychia (kuku sendok), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal, dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
- Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
- Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu merupakan peradangan pada sudut mulut sehingga tampak seperti bercak berwarna pucat keputihan
- Disfagia, yaitu nyeri yang dirasakan saat menelan karena iritasi pada bagian tenggorokan
Lalu, perlukah konsumsi suplemen?
Kehamilan merupakan kondisi yang bisa menyebabkan perubahan-perubahan biologis pada tubuh wanita, saat menyiapkan tumbuh-kembang si kecil. Salah satu perubahan yang signifikan yaitu, bertambahnya volume darah hingga 50% pada akhir trimester kedua, tapi jumlah inti sel merahnya hanya bertambah sebesar 30%. Hal ini mengakibatkan rentannya penurunan kadar Hb darah pada bumil.
Oleh karena itu, berdasarkan artikel yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, perepuan hamil disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Rekomendasinya yaitu, mengonsumsi tablet besi 60 mg/hari. Tapi ngga cuma itu aja loh, kamu juga perlu mengonsumsi suplemen asam folat sebanyak 300 mg/hari untuk menghindari anemia defisiensi (kekurangan) asam folat yang bisa mengakibatkan cacat lahir pada bayi.
Nah, itulah beberapa hal perlu kamu tahu terkait anemia pada bumil. Oh iya, tetap mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat, ya! Seperti daging merah, kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan. Suplemen hanya sebagai pendukung pemenuhan zat gizi yang belum tercukupi. Jangan lupa, hindari memasak makanan terlalu lama, karena bisa mengurangi kandungan asam folat dalam bahan pangan. Yuk, tetap sehat selama hamil!
Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP