Setiap orang memiliki inner child yang berbeda, karena pengalaman masa kecil yang berbeda pula. Inner child adalah konsep yang menggambarkan sifat serta sikap kekanak-kanakan dalam diri seseorang.
Menurut seorang psikolog, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., inner child sudah menjadi bagian diri seseorang yang berada di alam bawah sadar sehingga tak kasat mata. Meskipun begitu, bagian ini mempengaruhi cara seseorang bersikap atau merespon suatu masalah. Juga, menggenggam erat setiap emosi dan ingatan yang pernah dialami waktu kecil, baik indah, maupun buruk.
Jika ada pengalaman terluka semasa kecil, maka memberikan energi negatif (luka batin, trauma) yang membekas hingga memengaruhi karakter. Apakah Sahabat Sehat pernah mengalaminya?

Tanda Inner Child yang Terluka
Berbagai peristiwa di masa kecil seperti mengalami trauma, kejadian tidak mengenakkan, atau yang lainnya, bisa menjadi faktor yang melukai inner child. Dilansir dari laman The Asian Parent, tanda inner child yang perlu disadari adalah takut kehilangan, mempunyai rasa bersalah yang berlebihan, perfeksionis, trust issue, takut menetapkan atau menegaskan batasan privasi, mudah marah, sulit melepaskan sesuatu yang telah berlalu, dan takut menyatakan pendapat pribadi.
Cara Mengatasinya
Inner child sangat berperan dalam pembentukan karakter seseorang. Seiring bertambahnya usia, biasanya seseorang akan tumbuh dewasa, baik secara fisik, maupun mental. Akan tetapi, seseorang dengan inner child terluka perlu memulihakn kondisinya supaya perkembangan emosionalnya tidak terganggu. Inilah cara untuk mengatasi inner child yang terluka.
Memahami dan menerima terjadi dalam diri
Seseorang dengan inner child yang terluka ditandai dengan memendam dan menunjukkan emosi negatif. Misalnya kecemasan, kekecewaan, kemarahan, ataupun ketakutan yang berlebihan pada situasi yang berhubungan dengan pemicu utamanya.
Jika Sahabat Sehat merasakan emosi di atas dalam situasi tertentu, maka perlu mengingat apakah pernah mengalami kejadian ngga menyenangkan semasa kecil. Sedikit ataupun banyak kejadian tak menyenangkan di masa kecil, berusahalah berdamai dengannya.
Menurut penelitian di International Journal of Qualitative Studies in Health and Well-Being, pengalaman masa lalu bisa memberikan pembelajaran jangka panjang. Dengan memahami dan menerima kondisi tersebut, maka pengendalian emosi akan lebih mudah dilakukan. Akan tetapi, jika belum memahami apa yang dialami, cobalah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.

Melakukan meditasi dan kegiatan menyenangkan
Meditasi bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, termasuk membantu memulihkan kondisi inner child yang terluka. Meditasi bisa membantu mengenali perasaan yang muncul, sehingga memudahkanmu mengontrol emosi saat berada dalam kondisi yang memunculkan trauma.
Melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan juga mampu memberikan energi positif dalam diri, sehingga bisa menghilangkan emosi negatif yang muncul. Pikiran negatif juga bisa ditangkas dengan melakukan hobi yang membuat kamu lebih semangat menjalani hidup.
Berdamai dengan diri sendiri adalah jalan efektif untuk menjalani hari dengan bahagia, termasuk berdamai dengan masa lalu. Yakinlah bahwa ada makna di balik setiap kejadian, meskipun tidak menyenangkan.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP