Sahabat Sehat, dalam satu dekade Vietnam berhasil menurunkan hampir 50% angka stunting di negaranya. Meskipun harus diakui angka stunting Vietnam saat ini belum bisa dibilang rendah, namun kemampuan pemerintahnya menurunkan jumlah stunting dalam waktu singkat patut dipelajari oleh Indonesia. Peringkat Indonesia menurut angka balita stunting masih di bawah Vietnam. Kira-kira bagaimana strategi Vietnam dalam penurunan stunting?
Angka stunting 1988 – 2020
Pada tahun 1988 angka stunting Vietnam sangat tinggi yaitu 61,3%. Kemudian berturut-turut dari tahun ke tahun menurun sebesar 61,4% tahun 1993, 52,5% tahun 1994, 42,1% tahun 1998, 33,7% tahun 2004, 30,5% tahun 2008, 25,9% tahun 2013, 24,6% tahun 2015, dan 19,5% tahun 2020.
Indikator gizi lainnya juga terbukti menurun. Selama tahun 2000 hingga 2015 prevalensi gizi buruk menurun dari 33,8% menjadi 24,1%, sedangkan gizi kurang 8,6% menjadi 6,6%. Angka ASI eksklusif juga meningkat pada tahun 2011 hingga 2014 dari 17% menjadi 24% meskipun masih tergolong rendah jika dibandingkan negara lainnya.
Program stunting Vietnam
Sama seperti Peru dan Brasil, Vietnam menggunakan pendekatan multi sektoral sosio-ekonomi. Pada tahun 80an hingga 90an faktor utama penyebab penurunan stunting adalah meningkatnya ekonomi Vietnam dari kelompok lima negara termiskin di dunia menjadi salah satu negara dengan laju ekonomi pesat. Hal ini berpengaruh pada kondisi kesehatan masyarakatnya, termasuk prevalensi anak stunting.
Tahun selanjutnya pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan alokasi anggaran sangat besar untuk penanggulangan isu stunting. Sebanyak 25% anggaran kesehatan khusus dialokasikan untuk penanganan stunting meskipun stunting hanya mengambil porsi 1 dari 10 poin pembangunan di Vietnam. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah.
Program yang dibentuk, yaitu National Plan of Action for Nutrition (NPANI) yang meningkatkan kesadaran perempuan, kaum muda, petani, serta setiap level pemerintah terhadap isu stunting. Program lainnya yaitu bernama Child Malnutrition Control Program yang bertujuan mengedukasi ibu dan Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai kehamilan dan kesehatan bayi. Seiring peningkatan ekonomi, tingginya angka kelahiran perlahan berkurang sehingga memungkinkan peningkatan gizi anak dan pelayanan kesehatan di level rumah tangga.
Apa yang bisa dipelajari Indonesia?
Menurut World Bank, dari empat negara (Brasil, Peru, Vietnam, dan Thailand) yang berhasil menurunkan angka stuntingnya, dapat disimpulkan memiliki kesamaan strategi di antaranya: (1) Komitmen pemerintah dalam penanganan stunting secara berkelanjutan; (2) Kepemimpinan yang mampu menerjemahkan kebijakan menjadi intervensi prioritas yang layak dan realistis tercapai; (3) Pendekatan multi sektoral; (4) Intervensi berfokus pada masalah setiap negara; (5) Kejelasan tugas di berbagai level pemerintahan; (6) Peningkatan akses kualitas pelayanan kesehatan; (7) Pelibatan masyarakat dalam bentuk komunitas.
Sahabat Sehat, dari kesamaan strategi kisah sukses negara dalam penurunan stunting, Indonesia mampu belajar banyak hal. Pemerintah perlu konsisten dan memprioritaskan isu stunting dibandingkan isu lainnya mengingat kerugian masa kini dan masa depan akibat stunting. Selain itu, perlu adanya monitoring ketat serta evaluasi dalam rangka perbaikan program setiap tahunnya. Jangan lupa bagikan ini ke orang-orang sekitar kamu, ya!